bagian 21

560 75 4
                                    

.
.
.
.
.
******

Siska berjalan memasuki markas tenjiku dengan wajah cemberut, moodnya jadi hancur hari ini. Salahkan saja sanzu, seenaknya memukul kepalanya hingga Siska pingsan. Padahal tadi dia baru beli mochi:( malah tumpah gara-gara dipukul, Mana baru makan satu.

Karena kesalahpahaman kecil Siska harus mengorbankan mochi, untung bukan takoyaki kesukaannya. Untunglah hal itu sudah selesai sekarang.

"Siska," Izana melempar seragam tenjiku pada Siska.

Siska menerimanya, harusnya seragamnya diberikan Minggu lalu namun Siska ingin menambahkan tudung di seragamnya jadi ada sedikit perubahan.

"Itu sudah diubah sesuai permintaan mu." Lanjut izana.

Siska hanya diam, dia mengenakan seragam berwarna merah itu. Cocok sekali untuknya.

Banyak yang protes kenapa Siska mengenakan seragam tenjiku juga.

"Berisik. Ini keputusan ku, dia adalah mata tenjiku. Semua gerak-gerik kalian akan terpantau oleh Siska. Dia juga yang mengendalikan keuangan tenjiku sejak awal dia bergabung, kokonoi kau akan bersama Siska." Jelas izana saat mendapatkan banyak protes.

Koko mengangguk dan menatap Siska sekilas, dia kira Siska tidak akan pernah terlibat dengan orang seperti mereka.

"Tunggu dulu izana, kenapa kami tidak pernah tau kalau dia sudah bergabung?" Tanya seseorang yang menggunakan kacamata, kisaki.

"Itu permintaannya." Singkat izana.

Mereka yang tidak tau cukup terkejut, pantas saja mereka sering melihat Siska disekitar sini.

Sementara itu Siska menghela napas panjang mendengar dirinya jadi perbincangan.

"Siska kau kenapa?" Rindou mendekati Siska.

Siska hanya menoleh sebentar kearah Rindou.

Ran menyipitkan matanya melihat sedikit noda merah di dahi siska, walau sudah samar dan tertutup rambut dia tetap bisa melihatnya.

Rindou dan Ran saling tatap sementara Siska tidak terlalu peduli.

BUAGH!!!


"Itu kau kan?"

Atensi mereka teralihkan mendengar suara pukulan yang cukup keras.

Tatapan terkejut terlihat jelas saat Ran menodong sanzu dengan tongkat yang biasa dia pakai, sementara sanzu berada di tanah akibat mendapat pukulan tiba-tiba di kepalanya.

"Apa-apaan bajingan ini?!" Sanzu memegang kepalanya, ekspresi marah terlihat jelas diwajahnya yang tertutup masker.

Sanzu bangun dan berniat membalas Ran, namun gerakannya terkunci oleh Rindou, dia terlalu marah hingga tidak sadar Rindou sudah berada dibelakangnya dari tadi.

BUAGH!!!

BUAGH!!!

Wajah sanzu dipukul ke kiri dan ke kanan oleh Ran menggunakan tongkat.

"Beraninya kau membuat Siska terluka!!?" Kesal Ran.

Siska hanya menatap mereka dalam diam, pantas saja mereka tiba-tiba menghilang dari sisinya, biasanya akan mengekor.

"Siska." Tegur izana.

Siska hanya menghela napasnya.
"Ran, Rin, berhenti."

Rindou melepaskan sanzu, membiarkannya tertatih sebentar sebelum menatapnya kesal. Ran melipat tongkatnya dan kembali mendekati Siska.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang