bagian 17

585 67 2
                                    

.
.
.
.
.
******

"Ran, ambil ini." Siska memberikan tentengan belanjanya beserta cimol pada Ran.

"Hm? Ok." Ran menerimanya dan meletakkan cimol diatas tangannya.

'mimi katamu dia rabies!!! Kenapa aku diberikan kepadanya?!!' Cimol mencicit, tidak rela Siska memberikan dirinya pada orang lain.

Siska berjalan pelan mendekati Rindou yang sedang duduk.

"Haitani Rindou." Panggil Siska pelan.

Panggilan yang membuat seorang haitani Rindou merinding.

"I-iya?" Rindou berdiri dari duduknya.

"Kurasa kita punya urusan kan?" Siska membunyikan jari tangannya.

" sumpah! Aku tidak sengaja!!!" Rindou menjadi panik sekarang.

"Hm?" Siska tersenyum.

Shion yang berada dibelakang Rindou pun merasakan hawa mengerikan, dia segera pindah dari sana.

Sedangkan orang dengan Surai putih yang sedang duduk terlihat tertarik dengan Siska.

"Aduduh! Sakit, sakit! Kak, sumpah kak aku tidak sengaja!!"

Siska menarik telinga Rindou hingga membuat tingginya sejajar dengan Siska, membuat sang empunya kesakitan. Siska pengennya mukul tapi ga tega liat muka Rindou melas jadi jewer ajalah.

Tapi tunggu dulu, perkataan Rindou membuat shion dan izana terdiam. 'Kak?' Katanya? Siska masih terlihat seperti anak yang baru masuk SMA tapi sudah lebih tua?? Awet ya:)

"Tunggu, dia kakakmu?" Tanya izana.

Ran menoleh.

"Iya, dia kakakku. Siska lebih tua empat tahun dariku." Jelas Ran.

"Tapi dia terlihat empat tahun lebih muda darimu." Ucap shion.

"Aku juga tidak tau, Siska awet muda mungkin." Ran hanya mengendikan bahunya.

"Dia orang yang kau bilang waktu itu?" Tanya izana.

"Iya, kau bisa menguji kemampuannya jika ingin." Balas Ran.

Izana hanya menyeringai mendengar jawaban Ran.

Rindou mengusap telinganya dengan tangan, sekarang pasti merah karena di jewer Siska.

"Aku tidak tau bagaimana dia bisa masuk." Gerutu Rindou.

"Benar juga, ini bukan sepenuhnya salahmu." Siska berbalik.

"Ran." Panggil Siska.

"Kenapa?" Tanyanya santai, tidak tau saja kalau dia akan mendapat hal yang sama dengan Rindou.

"Sini deh." Ran berjalan mendekati Siska.

"Ada apa?" Tanyanya saat didepan Siska.

"Adududuh! Sakit! Kenapa aku juga kena?" Tanya Ran saat Siska menarik telinganya.

"Menurutmu bagaimana cimol bisa keluar kandangnya?" Tanya Siska dengan senyuman, tapi tangannya semakin kuat menarik telinga Ran.

"Aku tidak tau!" Jawab Ran.

"Oh? Aku baru pulang siang ini, menurutmu siapa yang membuka kandang cimol?" Tanya Siska.

Ran baru ingat, sebelum kesini dia memberi cimol kuaci dan dia lupa mengunci kembali pintu kandang cimol. Mampus.

"Maaf kak! Aku lupa, ga sengaja sumpah!" Ran memohon agar Siska melepaskannya.

Siska akhirnya melepaskan Ran, tangannya mengambil cimol kembali dan mengelus kepala cimol.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang