.
.
.
.
.
******11.38 AM.
Setelah sampai di jepang Siska langsung menuju pengadilan, barang-barangnya sementara dititipkan.
Di pengadilan akhirnya Siska bertemu dengan keluarga dari istri ayahnya, untunglah semua berjalan lancar. Hak asuh berhasil Siska dapatkan namun, harta warisannya masih jadi masalah. Padahal semuanya uang Ayahnya tapi mereka bersikeras ada bagian mereka disana, setelah perdebatan panjang dengan segala drama Siska berhasil mengambil seluruh warisan.
16.02 PM
Siska keluar dari pengadilan, dia melihat dua orang anak menunggu diluar. Mereka menatap Siska tajam, Siska mendengus. Bagus mereka pasti adiknya, sifat genetik keluarga Damara memang tidak bisa hilang.
Dibelakang mereka ada laki-laki yang tadinya berdebat dengannya di pengadilan.
"Siska!" Panggilnya.
"Mereka adalah adikmu, kalian mulai sekarang akan bersamanya." Pria itu mendorong kasar kedua bocah dihadapannya.
Siska menatap datar, dia mengamati mereka dengan seksama. Perhatian Siska tertuju pada salah satu sudut bibir kedua anak itu, bekas lebam?
Setelah mendorong dua anak didepannya pria itu berjalan pergi. "mulai sekarang kita bukan siapa-siapa lagi." Ucapnya.
Ingin rasanya Siska memberi salam jari tengah pada pria bau tanah itu.
"Siapa nama kalian?" Tanya Siska pada dua anak didepannya.
"Haitani ... Ran."
"Rindou."
Siska menyipitkan matanya, tangannya terulur meraih dagu ran. Memaksa ran menatap kearahnya.
"Huh?" Ran memejamkan matanya.
"Sempat dipukul ya ... " gumam Siska.
Benar dugaan Siska kedua anak ini sempat mengalami kekerasan fisik, Siska melepaskan ran dan berjalan melewati mereka.
"Ayo." Ajaknya.
Ran dan rindou terdiam dengan tingkah Siska, jujur saja rindou kira ran akan dipukul tadi. Kalau itu benar dia berencana menendang Siska dari belakang.
Mereka saling bertatapan sebelum kemudian mengikuti Siska dengan patuh dari belakang.
*****
Didalam mobil suasana cukup canggung untuk ran dan rindou, mereka duduk di kursi belakang, Siska di kursi depan dan indah yang menyetir mobil.
"Mbak indah, habis ini akan langsung balik ke Indonesia?" Tanya Siska dalam bahasa Indonesia.
"Belum non, mungkin beberapa jam lagi. Saya berangkat jam 7 malam ini." Jawab indah, matanya fokus pada jalan.
"Kalau gitu kita makan dulu mbak, kalau tidak salah mbak pernah kesini kan? Tau tempat buat makan enak tidak?"
Percakapan mereka membuat kedua orang di kursi belakang menggaruk kepala bingung, bahasa apa yang mereka pakai? Alien kah? Tidak ada yang mengerti.
Ran dan rindou saling tatap, ini pertama kali mereka mendengar bahasa itu.
Tak lama setelah itu mobil berhenti didepan restoran bintang Lima. Mereka turun dan memasuki restoran itu.
" Pesanlah apapun yang kalian mau disini." Ucap Siska.
18.39 PM
Siska sampai dirumah kedua adiknya, rumah dengan dua lantai. Rumah dengan gaya modern dan cukup minimalis, sayangnya sedikit berantakan. Tidak ada yang mengurus rumah ini setelah istri ayahnya meninggal, pantas saja cukup kotor.
Didaerah rumah ini juga terlihat cukup banyak orang yang sering mabuk, dan beberapa anak-anak berandalan. Ini lingkungan yang buruk.
"Ran, Rin, berapa umur kalian?" Tanya Siska.
"10"
"9"
Jawaban yang singkat, sangat singkat.
Siska tidak tau harus merespon seperti apa."Ha ... Baiklah aku tidak akan basa-basi, aku Siska Damara. Karena ayah kita cukup bajingan, kita jadi bersaudara. Dengan kata lain aku kakak kalian. Terserah mau manggil apa." Jelas Siska.
"Ibu pernah cerita tentang mu." Ucap ran sementara rindou mengangguk.
"Cukup mengejutkan, kukira bajingan itu akan menyembunyikan kehidupannya." Siska memutar matanya.
"Dengar, ayah memintaku untuk menjaga kalian." Siska menatap kedua adik barunya.
"Kenapa?" Tanya rindou.
"Karena dia mati." Jawab Siska.
"Huh? Ap-"
"Dia meninggal seminggu yang lalu, dan dia baru mengatakan padaku tentang kalian kemarin. Dia membuatku frustasi, ayah sialan itu mati begitu saja setelah mengatakan itu." Siska membuang napas kasar.
"Semua aset ibu kalian sekarang atas namaku, termasuk rumah ini." Siska menatap adik-adiknya.
"Tenang saja, aku akan mengembalikan semuanya saat kalian sudah cukup umur." Jelas Siska saat mendapatkan tatapan tajam.
"Kau tidak berbohong kan?" Tanya Ran.
"Untuk apa aku berbohong? Aku lebih kaya dari kalian." Ucap Siska.
Dada ran serasa ditusuk anak panah mendengarnya. 'sialan!' Batinnya.
"Karena sekarang ini rumah ku, kalian harus mengikuti peraturan ku." Jelas Siska.
"Huh? Tidak mau!" Ucap ran.
"Silahkan keluar kalau begitu." Ran terdiam.
Siska menatap datar keduanya "kalau begitu ikuti aturan ku."
"Pertama. Jangan berbohong padaku.
Kedua. Jangan membuat masalah.
Ketiga. Aku selalu benar." Siska menurunkan tiga jarinya yang terangkat."Hah?! Tidak adil!" Protes rindou.
"Aku tidak peduli, cukup jaga tiga hal ini dan aku tidak akan mengganggu kalian." Tegas Siska.
"Ah! Satu lagi, aku tidak tau bagaimana kelakuan kalian disekolah tapi, setidaknya kalian berdua harus lulus SMA. Setelah itu, mau kalian lanjut kuliah, bekerja, atau lainnya aku tidak peduli." Siska memijat pelipisnya.
"Bagaimana dengan biayanya?" Tanya Ran.
"Tidak usah pedulikan, itu urusanku." Jawab Siska.
Siska melirik jam tangannya, jam menunjukkan pukul 19.01
"Sekarang bersihkan diri kalian setelah itu kalian bebas." Ucap Siska.
******
.
.
.
.
.Note:-
Rabu, 13 Desember 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
°Remaining Time°| Haitani Brothers
FanfictionTentang Siska dan dua adik barunya. . . . . . . . . . "ayah bajingan!!? katanya aku anak tunggal! tapi kenapa wasiat mu kau punya tiga anak?!!"- Siska Damara. Start: 14 Des 2023 End: 7 April 2024 Disclaimer © Ini hanya hasil haluan gabut vide, janga...