Bagian 18

555 74 0
                                    

.
.
.
.
.
******

Bosan.

Itulah hal yang sedang Siska rasakan saat ini, dia tidak tau ingin melakukan apa. Badannya serasa malas sekali untuk digerakkan.

'Apa yang harus aku lakukan? Aku bosan, malas, mager juga.' Batinnya.

'main kemana ya?'

Siska menghela napas lelah.

'apa aku tidur saja? Bosan.'

'Kalau motoran panas.'

Drrtttt ... Drrtttt ... Drrtttt ...

Ponsel Siska berbunyi.

'malas sekali.'

Siska memaksakan tubuhnya untuk bangun dan meraih ponsel yang berada diatas meja di ujung kakinya

"Halo?"

" ... "

"Siapa?" Siska bertanya dengan malas.

" ... "

Siska mematikan panggilan begitu saja saat tidak ada yang menjawabnya.

"Ga guna, bikin males."

Siska kembali merebahkan dirinya ke atas kasur.

Drrtttt ... Drrtttt ... Drrtttt ...

'bunuh orang dosa ga si.' Dengan berat hati Siska bangun kembali dan mengangkat telepon.

"Apa lagi?!" Kesal Siska.

"Kau kenapa? Tiba-tiba marah."

"Tidak. Ada apa?"

"Seragam mu sudah selesai, mau mengambilnya sekarang atau di bawakan saja?"

"Nanti saja, jemput aku, kita jalan-jalan."

"Kau sehat? Tumben sekali."

"Aku bosan."

"Oke, aku akan kesana 10 menit lagi."

Panggilan dimatikan, Siska mengumpulkan niat dengan susah payah untuk bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap.

Panggilan dimatikan, Siska mengumpulkan niat dengan susah payah untuk bangun dari tempat tidurnya dan bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Picture not mine]

Siska menatap pantulan dirinya dicermin.

Tak lama suara ketukan di pintu kamarnya terdengar.
" kak, kau didalam?"

"Sebentar!" Siska segera mengambil ponselnya dan bergegas membuka pintu.

"Ayo pergi, Ran."

*****

Selama perjalanan Siska hanya diam menatap pemandangan yang dilaluinya, lamunannya terhenti saat melihat minuman dengan bola-bola kecil didalamnya, Boba.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang