Bagian 24

514 68 4
                                    

.
.
.
.
.
*****

22 February, 21.55

Dermaga ketujuh Yokohama.

"Mengecewakan sekali. Inikah yang terbaik?" Izana mengibaskan tangannya pelan.

Dia berjalan kedepan para berandalan yang baru saja dihajarnya.

"Izana." Panggil kakucho. "Ini sudah lewat pukul sepuluh, Toman tidak datang."

"Begitu,'ya?" Sahut izana.

"Aku telah menyerang divisi keenam mereka. Aku membereskan Mitsuya dari divisi kedua dan smiley dari divisi keempat. Karena Mochizuki dan haitani terlalu lembek, kami harus kembali memastikan kekalahan mereka." Ucap Shion.

"Bukankah kau menyuruh anak buahmu untuk main kotor?" Kesal Mochizuki.

"Ha? Apa salahnya menggunakan anak buah?"

"Anak buahmu tidak becus saat mengurus divisi ketiga."

"Kalau begitu, seharusnya kau urus sendiri! Dasar gorila otak bentrok!"

"Ha? Apa katamu?"

"Hentikan!"

Mochizuki dan shion kembali pada tempat awalnya saat mendengar kalimat itu.

Sementara Siska sedang tidur dengan posisi menyender pada Rindou, rasa kantuknya makin tidak bisa dikendalikan akhir-akhir ini.

Dia tidak peduli dengan pembahasan mereka yang penting turu dulu, setelah beberapa saat Siska bangun karena mendengar Rindou berbicara.

"Toman itu tidak bisa apa-apa tanpa Mikey ya, aniki."

"Benar. Tapi, ternyata tidak ada yang datang, ya." Balas Ran.

Siska bangun dan berhenti bersandar pada Rindou.

"Tidak. dia akan datang." Sahut kisaki yang berada di kontainer diatas mereka.

" Sahut kisaki yang berada di kontainer diatas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, vide beneran ngakak ngeliat ini. Kenapa posenya begitu dah ಥ⁠‿⁠ಥ

'goblok, Rindou ngapain?' Batin Siska terheran-heran saat melihat adiknya yang satu ini.

Semalas itukah dia membalikkan badannya? Ingin rasanya Siska tertawa melihat kelakuannya.

Tak lama terdengar suara deru motor menandakan Toman benar-benar datang.

"Oh, ternyata mereka datang." Ucap Ran.

"Memang harusnya begini." Mochizuki tersenyum sementara shion menjilat bibirnya.

Siska hanya diam melihat kedatangan Toman, tangan kirinya memutar-mutar pistol mainan miliknya.

'aku benar-benar mengantuk.' Batin Siska.

Siska tidak ikut turun, dia tetap duduk ditempatnya membiarkan dua adiknya turun dan berhadapan dengan Toman.

"Shion berisik ya." Komentar Siska saat melihat shion mengoceh didepan anggota Toman.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang