Bagian 3

708 76 2
                                    

.
.
.
.
.
******

20.22

Siska kini sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian kasual, dia berencana ingin berbelanja kebutuhan rumah.

Siska sempat mengecek isi kulkas, ternyata banyak sekali yang busuk. Selesai membersihkan kulkas Siska berencana untuk mengisinya.

Siska turun dari lantai dua, dia melihat ran dan rindou asik menonton film. Dia membiarkannya dan berjalan keluar.

Kedua adiknya menyadari Siska keluar lalu saling tatap.

"Ikuti?"

"Biarkan."

Dan mereka lanjut menonton film.

Siska kini berada di minimarket, dia berbelanja lumayan banyak mungkin cukup untuk beberapa hari ke depan.

Setelah dirasa cukup, Siska mengantri  di kasir untuk membayar. Sepertinya malam ini cukup ramai.

Selesai membayar Siska berjalan santai keluar dari minimarket. Hawa kurang menyenangkan datang dari sekumpulan anak laki-laki yang ada di gang depan minimarket.

Tatapan lapar yang mereka arahkan pada Siska cukup membuat risih, Siska mencoba mengabaikan dan berjalan santai seperti biasa.

"Permisi nona~" Siska menoleh, mendapati salah satu dari mereka mendekatinya.

*****

"Aniki." Panggil rindou.

"Apa?" Tanya Ran.

"Kau yakin tidak apa?" Rindou balik bertanya.

" ... " ran diam, dia tau maksud adiknya.

"Biarkan saja, kalau dia mati semua hartanya akan jatuh ke kita." Ran kembali memusatkan perhatian pada film.

" ... Terserah."

" ... "

" ... "

"Kalau dia mati, siapa yang akan mengurus kita?"ran memikirkan perkataan Rindou.

Rindou benar, walaupun semua harta Siska jatuh ke tangan dia dan adiknya, mereka masih belum bisa mengurusnya, lalu bagaimana dengan keseharian mereka dia tidak bisa masak apalagi rindou. Terus-terusan membeli makanan tidak akan baik untuk mereka, uang terbatas sekarang.

"Ayo." Ran bangun dan memakai sepatunya.

Diam-diam rindou merasa senang dan mengikuti ran.

Mereka mencoba mencari Siska, menebak kemana dia pergi.

"Are ... Bukankah kalian anak-anak yang akhir-akhir ini merusuh?~ setelah menghilang kalian muncul lagi ya." atensi mereka berdua teralihkan pada seorang anak laki-laki yang membawa tongkat, memukulkan pelan tongkatnya ke bahu.

"Apa maumu?" Tanya Ran datar.

"Mudah saja." Dia menjentikkan jarinya.

Orang-orang mulai berkumpul membentuk lingkaran, membuat ran dan rindou terjebak di dalamnya.

******

"Apa ini?" Siska menatap beberapa lembar kertas dengan nomor diatasnya.

"Dasar miskin." Ucapnya menusuk.

Siska sekarang sedang duduk diatas tubuh seorang anak laki-laki yang berada dalam posisi push up dia dijadikan kursi oleh Siska. Sementara lima lainnya duduk bersimpuh lutut di hadapannya.

"Maaf!!!" Ucap mereka bersamaan.

Siska menatap datar kelima orang dengan wajah penuh lebam, mereka menunduk saat Siska menatap mereka.

°Remaining Time°| Haitani BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang