03-Kita yang Berjarak

5K 432 45
                                    

Kairav tak henti menggerutu dalam hati meski tangannya tetap menyiapkan banyak hal. Hari ini, ia sudah memasuki waktu ospek. Semua mahasiswa baru sudah harus sampai di kampus sebelum jam 6 pagi. Tapi saat jam sudah menunjukkan pukul setengah 7, Kairav masih ada di rumah dan sibuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa.

"Pelan-pelan aja, Arav," tegur Nayra ketika Kairav menjatuhkan tumbler yang hendak dimasukkan ke dalam tas.

"Nggak usah buru-buru, paling juga belum dimulai acaranya," ucap Zafran yang duduk di kursi ruang makan, tak lepas pula mengamati adiknya.

"Aku udah di-chat-in mulu sama PJ kelompok. Lagian semalem aku udah bilang bangunin jam 5, loh." Arav menutup resleting tasnya, kemudian duduk di sebelah Zafran. Ia mengambil air minum milik kakaknya dan meminumnya hingga tak bersisa.

"Bunda nggak tega tadi mau bangunin. Maafin Bunda ya jadi bikin kamu buru-buru. Sarapan dulu, ini Bunda bikinin oatmeal." Nayra menyodorkan semangkuk oatmeal yang baru ia buat. Wanita itu kemudian beranjak ke dapur, hendak menyiapkan bekal makan untuk suaminya.

Kairav menghela napas, akhirnya pasrah jika memang ia harus telat lebih lama. Tak ingin terburu-buru lagi, ia justru menikmati oatmeal dengan santai sembari mengobrol dengan kakaknya. Masih terlalu pagi untuk menghabiskan energi, sehingga Kairav terima saja yang terjadi saat ini.

"Pokoknya kalau ntar aku dihukum, itu salah kalian ya."

"Nggak akan. Kakak bisa pastiin kalau acaranya juga belum mulai. Lagian kamu juga nggak akan ikut upacara pembukaannya, santai aja."

Kairav geleng-geleng kepala mendengar kakaknya yang kepalang santai. Ia beralih menatap ponsel yang kembali membunyikan notifikasi pesan masuk. Saat ia membukanya, lagi-lagi adalah rentetan pesan dari kakak tingkat yang menanyakan keberadaannya. Kairav sudah hendak membalas, tetapi malah muncul notifikasi panggilan masuk.

"Sini, Kakak yang angkat." Zafran mengambil alih ponsel dari Kairav. Ia mengangkat panggilan dan setelahnya terdengar suara seorang perempuan.

"Udah di mana, Dek? Segera ya, upacara pembukaannya udah dimulai."

"Maaf, ini saya kakaknya Arav. Minta izin dateng telat ya, sama izin nggak ikut upacara pembukaan, soalnya adik saya ada riwayat sakit. Nggak bisa kalau harus berdiri lama sama panas-panasan. Nanti saya fotokan surat dokternya."

"Oh begitu, iya Kak nggak papa kalau gitu. Nanti Kairav-nya tolong bawa surat dokternya ya buat bukti dispen. Makasih, Kak."

"Iya, makasih kembali." Zafran menyerahkan ponsel pada Kairav setelah panggilan terputus. "Kalo jujur kan cepet selesai masalahnya. Habis ini nggak akan kena spam chat lagi kamu."

Kairav hanya mengendikkan bahu. Ia sebenarnya tidak enak jika harus jujur soal kondisinya. Kairav tahu mereka pasti akan memaklumi, hanya saja ia ingin juga melewati masa-masa ospek seperti yang lain. Peristiwa sekali seumur hidup, tapi ia malah banyak melewatkannya seperti ini.

***

Kairav sampai di kampus saat upacara pembukaan telah selesai. Mahasiswa baru diarahkan untuk menuju gedung auditorium. Lapangan masih sangat ramai oleh ribuan mahasiswa. Tanah yang kering membuat debu banyak berterbangan.

Setelah sempat kebingungan mencari teman satu kelompoknya, Kairav akhirnya menemukan mereka berkat bantuan Raena---salah satu kakak tingkat penanggungjawab kelompoknya. Sebenarnya, Kaivan juga menjadi PJ di kelompoknya, tapi jelas Kairav tak yakin lelaki itu akan sudi membantu.

"Tadi kata kakak kamu, kamu ada surat dokter. Dibawa nggak?" tanya Raena yang berjalan bersisian dengan Kairav menuju auditorium. Wajah Kairav masih cukup asing baginya. Sebab, di acara ospek jurusan pun Kairav tidak hadir karena alasan sakit.

The Good Bad Brother✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang