Hari masih pagi, tapi Nayra sudah dibuat geleng-geleng oleh kelakuan ketiga anaknya. Ia baru selesai menyiapkan sarapan pagi, hendak memanggil anak-anaknya untuk bergabung. Namun, mereka masih asik bermain di ruang keluarga dengan tubuh yang masih berbalut piyama.
"Cepetan brengsek, lambat banget."
"Eh, lo jangan ngagetin punya gue, dia sembunyi lagi!" Kairav langsung protes saat Kaivan menepuk lantai dengan cukup keras.
Mereka bertiga sedang asik melakukan permainan balap kelomang. Milik Kairav yang semula nyaris menyentuh finish, malah sembunyi lagi di dalam cangkang karena aksi Kaivan yang mengagetkan binatang kecil itu. Sementara Zafran masih meniup-niup kelomang miliknya, entah apa urgensinya. Ketiga laki-laki itu benar-benar terlihat seperti sedang terperangkap dalam tubuh anak kecil.
"Astaga, capek banget Bunda sama kalian. Dari tadi dipanggil-panggil buat sarapan malah main balap kelomang. Udah, ayo cepetan bangun!" Nayra berkacak pinggang, menatap anak-anaknya yang masih cekikikan.
"Bentar, Bun. Bunda sama Ayah kalau mau gabung juga boleh, aku masih punya dua," ucap Kairav sembari memperlihatkan sisa dua kelomang dengan cangkang warna-warni.
"Ampun deh Bunda. Kakak juga ngapain ikut-ikutan, ini udah makin siang. Hari ini masuk pagi, kan?"
"Bentar, lagi seru ini, Bun." Zafran malah terlihat seperti yang paling antusias. Ia bertekad menang karena mereka sudah sepakat, siapa pun yang kalah harus memberikan traktiran. Sekali-kali, ia juga ingin ditraktir oleh adiknya. Lagipula, jarak dari rumahnya menuju rumah sakit hanya memakan waktu kurang dari 10 menit. Masih tersisa banyak waktu untuk bersantai dulu.
Nayra menepuk pelan keningnya. Ia memilih untuk kembali ke ruang makan dan menghampiri suaminya yang sudah ada di sana. "Lihat itu bujang-bujangnya Ayah. Disuruh sarapan malah main balap-balap kelomang. Pada nggak inget umur."
Pram tertawa kecil, ia juga sedari tadi mendengar keramaian di ruang tengah. "Asal seneng aja udah, Bun."
Di sisi lain, tiga bersaudara itu masih sibuk dengan kelomang masing-masing. Milik Kairav memimpin di depan, Zafran urutan ke dua, dan Kaivan ada di urutan terakhir. Jelas saja Kaivan kesal. Ia bahkan sesekali curang dengan menggeser hewan itu menggunakan jari.
"Heh, jangan curang!" Kairav menepuk punggung tangan Kaivan saat lelaki itu akan kembali melakukan aksinya.
"Ya lo ngapa pilihin gue yang kek siput gini, sih? Lambat banget." Kaivan gregetan sendiri melihat kelomang miliknya hanya bergerak sebentar, setelahnya kembali sembunyi di dalam cangkang.
"Yey, menang!" Kairav bersorak saat kelomang miliknya berhasil menyentuh garis finish. Tak lama, disusul dengan milik Zafran. Kaivan sudah pasrah. Ia berbaring telentang, menerima nasib untuk memberikan traktiran pada kedua saudaranya.
"Nanti siang, Kakak mau dibeliin bakso beranak. Sorenya martabak keju sama es krim Mixue. Malemnya kwetiau goreng."
"Itu lebih ke pemerasan, sih." Kaivan melirik tajam pada Zafran yang baru saja mengungkapkan pinta. Kakaknya itu malah tertawa.
"Pokoknya harus, kemarin Kakak udah traktir kalian banyak," ucap Zafran seraya bangkit dari posisinya. Ia berniat untuk bersih-bersih dan bersiap ke rumah sakit.
"Dih, pamrih banget!" teriak Kaivan sembari menatap kakaknya yang sudah berlalu.
"Gue mau ditebengin aja deh ntar berangkat kuliahnya. Sama pulangnya juga bareng, terus temenin nyari kado buat ultahnya Rega." Kairav menyampaikan keinginananya.
Mendengar itu, Kaivan hanya dapat memejam dan menghela napas berat. Kedua saudaranya sama-sama memberikan pinta yang membuat kepalanya pusing.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Good Bad Brother✔️
Genç Kurgu[Brothership/Sicklit/Slice of Life] Monoton. Kiranya begitu hidup Kairav selama ini. Ia tidak memiliki lingkup pertemanan yang luas, tidak pernah tahu bagaimana kehidupan di luar sana berjalan, tidak paham pula rasanya menjadi manusia yang punya ban...