Di jam makan siang, Rega mengajak Kairav untuk makan bersama di kantin dekat gedung Fakultas Teknik. Kebetulan siang ini ia sudah bebas dari mata kuliah, sehingga bisa lebih santai. Lelaki itu sengaja mengajak Kairav karena beberapa hari belakangan tidak sempat bertemu.
Sepanjang makan, mereka mengisi obrolan dengan topik ringan. Kairav lebih banyak mendengarkan dan merespons cerita Rega dengan berusaha antusias. Sebab sebenarnya, suasana hati Kairav belum benar-benar membaik sejak hari di mana dirinya berdebat dengan Kaivan. Meski begitu, ia tidak ingin membawa energi buruk saat Rega tampak begitu bersemangat menceritakan hal apa pun.
"Eh, Rav, pas malam inagurasi nanti lo bakalan dateng, kan?" Tiba-tiba Rega teringat dengan acara puncak penerimaan mahasiswa baru. Malam inagurasi akan diisi oleh berbagai festival yang menyenangkan.
"Enggak kayaknya, Ga. Nggak suka gue acara-acara begituan," jawab Kairav seraya menyiapkan obat-obatan untuk ia konsumsi.
"Ada pameran seni rupa loh. Lo nggak pengin lihat? Ntar gue bantuin izin ke bokap nyokap lo, deh."
Kairav memandang Rega, mulai tertarik dengan ajakan temannya itu. "Itu malem juga acaranya?"
"Dari pagi sih kalo yang pameran seni, ada tari sama teater juga kalo nggak salah. Mau? Ntar gue pesenin sekalian tiketnya. Kemarin gue ditawarin, tapi temen cowok di kelas gue nggak ada yang minat. Males kalo berangkat sendiri."
"Ya udah, boleh. Tapi jangan yang malem ya, biasanya kalo malem gue nggak dibolehin."
"Sip, gue chat dulu temen gue." Rega dengan segera mencari kontak seseorang, berniat memesan tiket untuknya dan Kairav.
Kairav mulai mengonsumsi obatnya satu per satu. Sampai, perhatiannya kembali teralihkan saat mendengar suara seseorang memanggilnya. Kairav menoleh ke samping, mendapati Yohan berjalan ke arahnya dengan wajah berseri.
"Rav, lo udah lihat pengumuman dari grup UKM Musik? Kita keterima, woe!" Yohan langsung duduk di sebelah Kairav, kemudian memperlihatkan sebuah chat dari grup WhatsApp yang menampilkan daftar calon anggota UKM Musik. "Katanya kita bakal disuruh kumpul, tapi nggak tau kapan. Lo udah lihat chat-nya kan?"
Kairav masih diam ketika Yohan tak lagi memperlihatkan layar ponselnya. Bagaimana mau membaca, ia saja sudah keluar dari grup itu. "Gue nggak jadi ikut, Han."
"H-hah? Maksudnya? Nggak jadi ikut UKM Musik? Ngundurin diri, apa gimana?"
"Iya, gue nggak jadi ikut. Tapi belum bilang ke pengurusnya sih, tapi gue udah keluar grup."
"Ah elah, gue udah bela-belain bertahan, malah elo yang keluar gini. Nggak ngasih tau gue lagi. Jahat lo, Rav." Yohan langsung badmood. Padahal ia mengikuti UKM Musik juga karena ada Kairav yang menemani. Sekarang malah lelaki itu ikut mengundurkan diri juga entah sebab apa.
"Santai aja kalik ngomongnya," sindir Rega dengan nada sinis. Ia sedikit terganggu dengan ucapan Yohan yang seakan menghakimi Kairav.
Yohan mengalihkan pandang pada Rega yang duduk di depannya. Melihat tatapan tajam lelaki itu, ia langsung melemparkan senyum kikuk. "Refleks doang kok, ini mulut emang agak licin."
Yohan kembali menatap Kairav. "Kenapa emangnya, Rav? Perasaan lo semangat banget kemarin-kemarin. Ada masalah?"
Kairav menggeleng. "Cuma tiba-tiba males aja. Sorry ya, Han. Lo lanjutin aja, ada temennya kan dari kelas lain?"
"Ya ada sih, tapi gue pengin ada temen yang sekelas juga. Jadi pengin mikir-mikir lagi mau lanjut apa enggak. Ayolah ikut aja, Rav."
"Nggak bisa, Han. Lo aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Good Bad Brother✔️
Novela Juvenil[Brothership/Sicklit/Slice of Life] Monoton. Kiranya begitu hidup Kairav selama ini. Ia tidak memiliki lingkup pertemanan yang luas, tidak pernah tahu bagaimana kehidupan di luar sana berjalan, tidak paham pula rasanya menjadi manusia yang punya ban...