04-Bukan Tentang Benci

4.6K 439 42
                                    

Hari ke dua ospek, para mahasiswa baru diarahkan menuju gedung fakultas masing-masing. Acara pagi ini adalah pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat fakultas. Setelah apel pagi, para mahasiswa pun segera berpencar menuju ruangan masing-masing untuk mengikuti kegiatan.

Kairav tidak mengikuti apel dan sedari tadi hanya duduk di posko kesehatan. Barulah ketika semua mahasiswa dibubarkan, ia ikut beranjak. Sayangnya, Kairav kehilangan jejak teman satu kelompoknya. Meski ada slayer pengenal yang diikatkan ke lengan, tak semudah itu bagi Kairav menemukan teman kelompoknya. Ia pun berjalan seorang diri menuju gedung Fakultas Teknik yang untungnya tidak begitu jauh dari lapangan apel.

Berniat menghubungi Raena, tapi Kairav lebih dulu melihat satu pesan yang belum terbaca. Ia pun berhenti, menepi dari jalanan dengan lalu-lalang mahasiswa baru. Tangannya tergerak untuk membuka pesan tersebut.

Kak Raena PJ
Dek, sambil nunggu apel selesai mending kamu ke sekretariat HMJ dulu, ya. Kumpulin tugas yang kemarin. Ruangannya ada di lt 1, gedung M. Di sana ada Kak Kaivan kok, atau kumpulin ke yg lain juga gpp. Ntar kalo udh selesai langsung ke aula FT di gedung sebelahnya, lt 3👍

Kairav menghela napas, menyesal karena tidak membuka pesan sedari tadi. Tapi mengetahui jika Kaivan ada di sekretariat HMJ, Kairav pun memilih untuk menuju tempat itu lebih dulu. Ia sekalian ingin mengantarkan titipan dari bundanya. Setelah membalas pesan Raena, Kairav segera melanjutkan langkah.

Cukup sulit untuk menemukan ruangan yang dimaksud, sebab ia masih belum familier dengan setiap gedung yang ada. Setelah memberanikan diri untuk bertanya, barulah Kairav menemukan ruangan itu. Ia mengetuk pelan, melongok ke dalam dan mendapati hanya segelintir mahasiswa dengan blazer biru tua khas universitasnya.

"Permisi."

"Iya ... gimana? Ada yang perlu dibantu?"

Kairav mengulas senyum canggung. Ia menyerahkan lembaran kertas tugas miliknya pada seorang lelaki berkacamata. "Mau ngumpulin tugas artikel, Kak."

"Loh, baru ngumpulin? Kan deadline-nya kemarin, Dek. Telat berarti ini ya? PJ-nya siapa?" Lelaki itu menerima kertas yang Kairav sodorkan.

"Saya udah bilang ke PJ, katanya boleh ngumpulin, tapi bikin dua. PJ kelompok saya Kak Raena ... sama Kak Kaivan."

Kaivan yang sedari tadi ada di sana, langsung memejam saat namanya disebut. Padahal ia sudah menghindari kontak sejak mendengar suara Kairav dari arah pintu masuk.

"Van ... anak lo ini. Gimana, kok bisa telat?" tanya si lelaki berkacamata sembari menoleh pada Kaivan.

"Ya itu kan udah gue kasih hukuman, Bang, suruh ngerjain double," jawab Kaivan pada seorang yang merupakan kakak tingkat semester lima.

"Ya udah, deh." Lelaki itu kembali mengalihkan pandangannya pada Kairav. "Oke, masih bisa diterima. Sekarang langsung ke aula ya, udah mau mulai kegiatan."

"Sebentar, saya mau kasih barang ke ...." Kairav tak melanjutkan bicaranya. Ia memilih untuk langsung masuk dan mendekati Kaivan yang duduk di depan meja komputer, membelakangi arah datangnya.

Kairav langsung meletakan sebuah totebag berukuran kecil ke meja di hadapan Kaivan. Di dalamnya adalah kotak berisi salad buah yang pagi tadi bundanya buat.

"Dari Bunda," ucap Kairav dengan suara pelan, sebab tak ingin Kaivan merasa tak nyaman. Ia sadar jika sedari tadi, beberapa mahasiswa di ruangan itu sudah menaruh perhatian padanya dan Kaivan.

"Widih, apaan tuh? Cuma buat Kaivan kah?"

Kairav sedikit terkejut usai suara itu terdengar tepat di samping telinganya. Ia langsung bergeser hanya untuk mendapati wajah seorang lelaki yang tersenyum ke arahnya. Kairav tidak mengenalnya, tapi pasti itu adalah salah satu pengurus HMJ juga.

The Good Bad Brother✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang