Chapter 6 | The Ruler

40 8 80
                                    

(Comment tiap paragraf, ya...)

Harap hati" karena typo bertebaran

-HAPPY READING-

Setelah mendapatkan kejadian yang telah menimpa, kini sekarang Rhayzaen berada di dalam tenda hitam sahabatnya dan dengan setianya menantikan kesadarannya kembali yang mana tadi secara mendadak, pingsan.

Rasa khawatir menyelimuti hati lelaki Friendly itu dengan seraya memijat anggota tangan Argharez untuk melancarkan peredaran darahnya agar tak tersumbat. Wajah pucat sahabatnya ini, membuat Rhayzaen sangat cemas, terlebih Argharez tidak kunjung siuman.

"Sadar, Grez. Jangan buat gue panik kayak gini. Lo kenapa, sih pake pingsan segala? Apa yang udah terjadi sama lo sampe lo jadi begini? Apa penyebabnya?" tanya Rhayzaen walau tak dijawab oleh sahabatnya.

Rhayzaen menghentikan kerjanya, lalu menghembuskan napas lara dengan menundukkan kepala. "Dia sama sekali gak pernah mau menceritakan apa masalah dalam hidupnya. Sahabat gue satu ini emang tertutup dan tergolong orang anti sosial. Huh, sedih banget punya sahabat kayak Argharez gini ..."

Di sisi lainnya. Flaeyra serta Laova tengah duduk bersama di atas gelondongan kayu yang mempunyai ukuran besar-panjang, wajah mereka menampilkan kemurungan nang sudah tergambar sejak 2 menit lalu.

"Flaey? Kamu, kan sahabat tetangganya Argharez, jadi pasti tau, lah dia punya masalah apa. Meskipun udah lama banget bersahabat, tapi cowok itu masih kerasa misterius." Laova mengeluh sambil menopang dagunya bersama kedua lutut yang ia tekuk.

Flaeyra menghela napas dengan wajah amat gundah. "Aku gak tahu. Semenjak lulus dari SD, sikap Argharez menjadi berubah drastis dan banyak sekali dalam perubahan hidupnya. Kami memang selalu bersama, tapi aku sendiri kurang paham masalah apa yang lagi dia hadapi."

Laova mengangkat dagunya beserta menegakkan badan, lalu menoleh ke arah sahabat lugunya. "Apa karena Argharez punya masalah keluarga di rumahnya?"

Flaeyra menggeleng pelan tanpa menatap wajah sahabat Tomboy-nya. "Argharez bukan dari anak brokenhome, bahkan aku yang menjadi saksi kalau keluarganya Argharez selalu terbilang cukup harmonis."

"Tapi ..."

"Tapi kenapa?" tanya Laova ingin tahu.

"Mamanya pernah kasih bocoran ke aku soal tentang Argharez. Dia seringkali mengalami sakit Demam karena menjumpai mimpi buruk," jawab Flaeyra dengan akhirnya menatap Laova.

Laova mengernyitkan dahi dikarenakan bingung apa yang dimaksud Flaeyra barusan untuknya. "Setiap mimpi buruk, si Argharez bakal sakit Demam?"

"Tergantung mimpi buruknya seperti apa. Jika mimpi itu membuat rohnya Argharez mengalami kesakitan, raganya yang sedang tidur akan merasakan hal yang sama. Itu kata ayahnya," jelas Flaeyra.

"Oh my gosh. Gitu, ya? Tapi kenapa mereka bisa mengerti semua itu? Seolah, mereka memahami peristiwa rohnya Argarez di alam lain. Ya walaupun aku gak minat tentang supranatural, tetapi aku harus tau!"

"Mungkin karena mereka orangtuanya Argarez, sehingga paham semua apa yang dialami anaknya."

Laova menjulurkan bawah bibirnya, lalu menganggukkan kepala dengan setengah mengerti. Kedua gadis itu yang posisinya membelakangi tenda besar hitam tersebut, menoleh sekilas untuk menatap Rhayzaen yang duduk di samping Argharez nang sedang terbaring lemah bersama mata terpejam.

‹‹-----𝕾𝖎𝖝𝖙𝖍𝖘𝖊𝖓𝖘𝖊-----››

Disela-sela kemurungan Rhayzaen yang mana pandangannya menunduk ke bawah, ia mendengar suara lenguhan di sekitarnya. Seketika dirinya terkejut, lalu langsung memutar badan ke arah Argharez yang terbaring lemah di sisinya.

He Is The Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang