Chapter 14 | Next Round of Torture!

33 5 0
                                    

(Comment tiap paragraf, ya...)

Harap hati" karena typo bertebaran

-HAPPY READING-

Eksistensi aura yang telah Argharez datangi dengan perasaan nang mempertahankan ketangguhan dan keberanian, kini kembali terasa mencekam setelah ia memasuki ruangan labirin yang banyak sekali jalan buntu nang menjadi jebakan. kedua kakinya ini sebenarnya sudah lama lemas, tubuhnya semakin lemah karena terlalu bersikukuh memaksa diri untuk terus tetap berjuang memupuskan konflik yang masih terbentuk sempurna di kastil.

Keringat dingin, kulit berwarna kucam, bibir kering, menghiasi wajah tampannya. Mengorbankan diri? Jika ada lekang, ia tak mungkin sampai melakukan yang ingin dilakukannya. Peristiwa ini begitu mendesak, dan pilihan tidak ada tiga atau dua, hanya satu yang sanggup Argharez selektif dengan ringan hati.

Kalau mencegah pemandangan dan kesadaran untuk meringankan tugas dari wanita yang termasuk bagian pemilik bangunan ini, artinya Argharez harus kuat lepau mengalihkan perhatiannya mereka dengan, ya....

Pengorbanan tersebut. Karena tidak ada yang bisa dilakukan selain itu.

Masih di setengah perjalanan dengan memiting rasa sesak di dadanya, pandang sepasang netra Argharez tiba-tiba saja memburam tanpa sebab. Dan sekarang, isi kepalanya semacam seperti sedang ditusuk oleh ribuan paku yang menancap, sangat sakit bila ia rasakan! Hingga akibat tubuh lemahnya tak sanggup menopang lantai, pada akhirnya pemuda itu terjatuh.

'Tolong, ini belum selesai. Gue harus bisa mengalahkan yang berusaha mengganggu ini, jangan ada juga pemikiran untuk menyerah. Mereka semua harus selamat!'

Jleb!

Jleb!

Otot wajah Argharez menegang, bibirnya refleks membuka usai merasakan tikaman dan setrum yang menjalar di persendian kedua kakinya. Sebelum mati rasa....

Spontan, lelaki Indigo itu meneguk saliva dengan amat lambat, lalu menegakkan posisi kepala untuk menoleh ke belakang. Baru saja menekankan pendiriannya tuk tidak menyerah, kini membaranya dikalahkan oleh pasrah hanya sedetik. Mendapati Rhayzaen yang sedang senyum kemenangan bersama alis kiri menukik. Jangan lupakan, bahwa di atas kepala sahabatnya terlihat ada kursi melayang- ralat, maksudnya diangkat olehnya.

Teringat kursi itu, adalah benda keras yang sebelumnya telah menjadi senjata Argharez untuk membatasi jejak antaranya dari Rhayzaen. Dan sekarang, mungkinkah sang sahabat akan membalas perbuatannya?

"I-got-you, WAHAHAHAHAHAAA!!!"

DUAGH!!!

‹‹-----𝕾𝖎𝖝𝖙𝖍𝖘𝖊𝖓𝖘𝖊-----››

Gadis Nirmala yang tak lain adalah Flaeyra, merapat semua dinding bibirnya, kedua telapak tangan yang ia saling tautkan juga mendingin. Otaknya sudah lama dilumuri oleh pikiran-pikiran kalut mengenai sahabat kecilnya yang tidak kunjung kembali, termasuk juga Rhayzaen di mana raganya masih digunakan bersama lelembut-anak buah Cameron.

Darah yang ada di dalam tubuh mungil gadis jelita itu lebih fokus bekerja untuk mengalir ke organ-organ penting, yaitu jantung dan otak. Maka dari tersebut, jangan heran mengapa anggota raga ini menjadi dingin, apalagi serangan kepanikan serta ketakutan yang kelewat batas. Sementara Laova, ia tak berhenti memasukkan ide ke dalam benaknya untuk bisa bebas dari kotak perangkap yang tersedia di bawah tanah. Emosi, pula menggerogoti hatinya. Tidak terduga final jika hari berlibur mereka, berubah malapetaka!

He Is The Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang