Prolog

2.3K 66 28
                                    

This is my first story

Happy reading

Di sebuah rumah terdapat seorang gadis yang sedang menikmati derasnya hujan di balkon kamar.Dia adalah Luvi Anastasya.
Luvi Anastasya adalah anak dari pengusaha di Bandung. Luvi memiliki wajah yang cantik, hidung mancung,dan kulit yang putih. Luvi memiliki sifat yang cuek terhadap orang yang baru dia kenal. Tetapi Luvi akan berubah lembut kepada orang-orang tertentu.

Luvi salah satu siswi pindahan dari Bandung di SMA NUSANTARA.
Sekolah yang lumayan terkenal di Jakarta.
Luvi Sekarang pindah ke Jakarta karena orangtuanya yang ingin mengurus perusahaan yang ada di Jakarta.

Ayah Luvi bernama Arya dwiputra yang tak lain adalah seorang pengusaha berjaya di Bandung tetapi ia pindah ke Jakarta karena perusahaan miliknnya yang ada di sana yang hampir bangkrut dan ia percayakan seseorang untuk mengurus perusahaan miliknnya yang ada di Bandung.

Dan Ibu Luvi bernama Sisil Kirana yang tak lain adalah Istri Arya, ia adalah pemilik restoran Golden yang cukup terkenal dikalangan masyarakat maupun remaja yang berada di Jakarta.

Kenapa nama Luvi malah Luvi Anastasya bukan Luvi dwiputra yang tak lain adalah marga nya?Karena Sisil tak mau jika suatu saat nanti ada seseorang yang mengenali putrinya dan mencelakai Luvi karena ia adalah anak dari seorang yang terpandang. Pasti ada pembisnis lain yang iri dengan kesuksesan Arya dan melakukan hal apapun agar keluarga mereka hancur

Saat sedang asik menikmati derasnya hujan, dia terkejut dengan petir yang tiba-tiba saja memperlihatkan diri di langit dengan suara yang menggelegar seolah menyuruh Luvi untuk segera masuk.

****

Berbeda dengan kediaman seorang laki-laki yang sedang asik bercanda gurau dengan keluarganya dan tak menghiraukan derasnya hujan yang mengguyur bumi.

Dia adalah Aksa Dirga remaja laki-laki yang sedang asik mengepang rambut adik kesayangannya yaitu Kamala sosok yang cantik dari segala sisi. Wajah putih bersih,gigi yang rapi,hidung mancung dan bibir yang merah alami.

"Pelan-pelan woi"pekik Mala yang kesakitan

"Pelan-pelan bang, nanti sakit kepalanya Mala"ucap lembut seorang wanita paruh baya yang bersandar di pundak suaminya.

Dwi Kinanti, sosok ibu yang sangat menyayangi kedua anak nya, ia adalah ibu rumah tangga biasa yang suka mengurus rumah, berbeda dengan suaminya.Hendrawan, suaminya yang berprofesi sebagai CEO di sebuah perusahaan yang cukup besar membuat keluarga mereka terpandang di kalangan masyarakat.

"Maaf, Bun"

****
Next

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang