25

2.2K 236 6
                                    

Jaemin, renjun, dan jisung kini tengah berada di jalan ntah mereka akan berjalan kemana.

"Jie ingin kemana?" Ucap renjun melihat jisung yang duduk di belakang.

"Taman. Jie ingin belmain disana "

"Oke, Daddy akan segera membawa jie ke taman." Ucap jaemin dan jisung yang bersorak senang.

"Bagaimana dengan makan malam perusahaan Na?"

"Aku melupakannya, kalau begitu aku coba telpon Haru dulu." Renjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana dengan makan malam perusahaan?"

"...."

"Jadi? Kalian tunda?"

"...."

"Aaa baiklah, kalau begitu besok pesan makanan lezat ubtuk makan siang dan suruh asisten Lee yang menghandle makanan itu "

"...."

"Apa aku terlihat perduli? Katakan padanya."

"...."

"Hmm." Lalu panggilan berakhir dan jaemin melihat renjun sekilas.

"Bagaimana?"

"Mereka membatalkannya. Dan lagi mereka kaget dengan hubungan kita."

"Wah, aku baru menyadarinya. Bagaimana besok aku harus menghadapi mereka semua?" Jaemin menggenggam tangan renjun dengan sebelah tangannya.

"Kau tak perlu canggung, seperti biasa saja. Oh iya, mengenai kepindahan mu ke mansion ku? Kapan?"

"Saat kau bisa dekat dengan dengan semua karyawan dan karyawan tak takut padamu." Ucap renjun.

"Injunie ayolah. Kenapa harus seperti itu? Aku sangat tak mau kalau harus menunggu."sebal jaemin sembari menyetir mobil.

"Itu terserah padamu, tapi aku tak akan berubah pikiran." Ucap renjun lalu diapun melihat ke jisung yang duduk di bangku belakang.

"Jie?"

"Mama, jie mau tidul denan Mama nanti malam." Ucap jisung.

"Oke. Mama akan menginap nanti malam dan tidur dikamar jie." Ucap renjun tersenyum dan jisungpun tersenyum sedangkan jaemin hanya merenggut karena renjun lebih perduli pada anaknya. Bukan maksudnya dia tak suka tapi dia juga ingin mendapatkan perhatian yang sama dengan anaknya.





At. Taman Han.

Jisung berlarian dengan sangat senang sekali, bahkan dia terus tersenyum dengan sangat lebar sekali. Jaemin dan renjun yang melihat dari tempat duduk ikut tersenyum.

"Huang Renjun?" Sang empu lantas melihat kearah jaemin dan diapun menatap bingung karena jaemin memanggilnua dengan nama lengkap.

"Mari menikah." Renjun membulatkan matanya kaget dan diapun langsung berdiri dari duduknya dengan kecanggungan yang ketara.

"Apa kau tak mau renjun?" Ucap jaemin berdiri dan menggenggam kedua tangan renjun.

"Bukan begitu, tapi ini terlalu tiba-tiba, aku hanya kaget." Ucap renjun.

"Kau tak perlu menjawab sekarang, aku akan menunggu, kau santai saja. Mengerti?"

"Ne." Angguk renjun sembari menatap jaemin, karena dia sangat yakin kalau jaemin pasti sedikit kecewa karena dia tak menjawab segera saat ini.

Drtt...Drrtt...Drrtt...

"Tunggu sebentar ya." Ucap jaemin lalu diapun sedikit menjauh untuk mengangkat telpon. Renjun kembali melihat jisung yang mendekat kearahnya.

"Mama?"

"Kenapa sayang?" Ucap renjun berjongkok agar sama tinggi dengan jisung.

"Jie lapar, jie mau makan." Ucap jisung.

"Kita tunggu Daddy sebentar ya, Daddy sedang mengangkat telpon."

"Hmm, gendong mama." Ucap jisung dan renjunpun tersenyum lalu menggendong jisung dan melihat aliran sungai Han yang mengalir dengan tenang.

Disaat yang bersamaan, seseorang ibu hamil mendekat padanya.

"Anakmu sangat tampan nyonya."

"Terimakasih." Ucap renjun tersenyum.

"Sepertinya dia mirip dengan ayahnya bukan?"

"Ne." Angguk renjun sembari tersenyum.

"Sudah berapa umurnya?"

"4 tahun." Ucap renjun tersenyum. Disaat bersamaan jaemin kembali mendekat bahkan dia sampai memeluk pinggang ramping renjun, membuat sih wanita hamil lantas membungkuk sedikit.

"Ayo sayang " Ucap jaemin datar dan diapun mengambil alih menggendong jisung lalu menggenggam tangan renjun kemudian. Renjun lantas membungkuk sedikit sembari mengikuti jaemin yang menariknya lembut.




















































~***~

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang