Jaemin dan renjun sampai di lobby kantor dimana semua makanan yang dipesan untuk makan siang ada disana. Bahkan keduanya tak perduli dengan tatapan karyawan yang lainnya. Bahkan Mark juga melihat keduanya, dia hanya bisa menghela nafas beratnya karena cintanya tak akan mungkin dengan renjun, karena dia sudah kalah dari sosok Na Jaemin.
"Mau yang mana?" Ucap jaemin yang masih menggendong jaemin.
"Itu saja." Ucap renjun menunjuk salah satu makanan juga minuman. Jaemin lantas mendekat dan berdehem membuat salah satu karyawan yang berada di dekat tempat makanan itu melihat kearahnya.
"Tolong dua, dan berikan pada haruto, agar dia mengantarkan kedalam ruangan saya." Ucap jaemin datar dan karyawan itu langsung mengangguk sedangkan jaemin langsung pergi bersama renjun di gendongannya untuk ke ruangannya. Karena itu akan nyaman bagi mereka berdua.
Di ruangan jaemin.
Renjun di dudukkan di sofa dan jaemin duduk disebelahnya dengan terus memperhatikan renjun yang terlihat lemas itu.
"Ada apa? Apa ada yang sakit? Kau terlihat lemas." Ucap jaemin cemas.
"Tidak na, aku hanya kelelahan saja." Ucap renjun menyandarkan kepalanya pada bahu jaemin dan jaemin yang membantu renjun nyaman dengan memindahkan kepala renjun agar menyandar pada dada bidangnya dan memeluk tubuh mungil itu.
"Seharusnya kau bilang jika tak enak badan tadi, kau bisa libur juga." Ucap jaemin mengelus kepala renjun.
"Aku tidak mau, pekerjaanku masih lumayan banyak."Ucap renjun.
"Tapi biarpun begitu kesehatan itu penting sayang." Ucap jaemin.
"Hmm mianhe." Ucap renjun sembari mengangguk lalu memeluk lebih erat jaemin yang membuatnya nyaman.
Tok...tok...tok...
"Masuk!"
Ceklek.
Jaemin melihat haruto yang datang dengan membawakan makanan mereka berdua lalu diapun meletakkan diatas meja dan segera keluar dari ruangan jaemin karena tak ingin mengganggu keduanya. Apalagi haruto melihat renjun manja hari ini pada jaemin.
"Sayang? Makanannya sudah datang, ayo kita makan dulu." Ucap jaemin dan renjun pun membuka matanya yang tadi dia tutup lalu diapun duduk dengan benar dan mulai menyuapi makanan untuk dirinya sendiri begitu pula dengan jaemin.
"Setelah ini jika masih lemas, tak usah balik bekerja, kau istirahat saja disini."
"Tidak bisa. Aku kan masih karyawan disini." Ucap renjun.
"Lagian tak masalah renjun, kan aku yang menyuruh. Lagian aku tak ingin kekasihku kenapa-napa."
"Aku tak mau mereka semua menatapku sebelah mata karena semena-mena pada pekerjaan hanya karena aku kekasih dari pemilik perusahaan ini. Lagian aku yakin sudah lebih baik."
"Kau tidak bohong bukan?'
"Hmm." Angguk renjun dan makan dengan lahap sedangkan jaemin hanya menganggukkan kepalanya saja.
Setelah selesai dengan makanannya, renjunpun pamit untuk pergi ke tempat nya dan jaemin hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.
Renjun sampai di divisi tempat dia bekerja dan diapun langsung menuju mejanya dan melanjutkan pekerjaan yang tak begitu banyak.
"Renjun?"
"Kenapa Jun kyu?"
"Kau baik-baik saja? Kau terlihat lemas."
"Hmm, aku baik-baik saja." Ucap renjun tersenyum. Jun kyu lantas mendekat dan ingin mengambil beberapa berkas dari meja renjun.
"Kenapa?"
"Ini pekerjaan milikku, biar aku saja yang melanjutkan." Ucap Jun kyu membawa berkas itu kembali ke mejanya.
"Tidak perlu, lagian pekerjaanmu juga masih banyak. Aku akan membantumu." Ucap renjun mengambil kembali lalu diapun mulai mengerjakannya kembali.
"Ah, aku akan ke ruangan wakil ceo dulu."Ucap Mashiho setelah melihat pesan dari Yoshi.
"Hati-hati." Ucap Doyoung dan mashiho hanya menggelengkan kepalanya bingung karena perkataan Doyoung, lagian dia harus hati-hati dalam artian apa saat ini?
Renjun terus melanjutkan pekerjaannya tapi rasa pusing di kepalanya membuatnya merasakan kalau pandangannya memburam dan diapun menjadikan tangannya sebagai bantalan kepalanya lalu mencoba untuk tidur sebentar.
"Renjun? Bisa aku minta laporan yang semalam?" Ucap Yedam tapi tak ada sautan sama sekali.
"Renjun Hyung tertidur sepertinya hyng." Ucap Jung Hwan. Yedam lantas beranjak dari kursinya dan diapun mendekat pada renjun dan memegang pundaknya.
"Renjun?" Sang empu lantas membuka matanya lalu diapun melihat Yedam.
"Kau sangat pucat ada apa?"
"Aku hanya pusing sedikit saja hyung, ada apa?"
"Aku ingin meminta laporan semalam." Ucap Yedam dan renjunpun mencari diatas mejanya lalu memberikan pada Yedam.
"Kau yakin baik-baik saja?" Ucap Yedam setelah menerima berkas itu dan renjun hanya menganggukkan kepalanya saja.
Disaat bersamaan mereka melihat haruto yang datang sembari membawakan segelas tea karena Jaemin yang menyuruhnya. Apalagi tadi dia sempat melihat kakak sepupunya itu tidak fokus sama sekali dengan pekerjaannya.
"Asisten watanabe, ada yang bisa dibantu?" Ucap Jung Hwan.
"Saya hanya memberikan tea pada renjun ge, abaikan saja." Ucap haruto lalu diapun mendekat pada renjun yang terlihat tidur dan diapun tanpa sengaja menyentuh tangan renjun untuk membangunkannya tapi dia merasakan suhu tubuh renjun sangat panas. Lalu diapun melepaskan tangannya pada renjun dan menyelimuti renjun dengan jas nya lebih dulu.
"Ada apa asisten watanabe?"
"Tidak, jangan mengganggunya. Saya harus segera pergi." Ucap haruto lalu diapun berlari untuk segera keruangan jaemin.
Ceklek.
Blam!
"Apa kau tidak bisa sopan watanabe Haruto?" Datar jaemin.
"Hyung, renjun ge. Badannya sangat panas sekali." Ucap haruto ngos-ngosan.
"Apa?!" Kaget jaemin lalu diapun segera berlari keluar dari ruangannya begitu saja.
"Dasar." Ucap haruto tesenyum melihat kelakuan kakak sepupunya itu.
Kembali ke divisi renjun, semuanya kaget karena jaemin datang bahkan atasan mereka itu berlari dengan raut cemas. Tapi, jaemin tak perduli pada yang lainnya dia mendekat pada renjun dan membangunkannya, hingga dia merasakan suhu badan renjun.
"Sayang?" Renjun merasa terganggu akhirnya diapun membuka matanya dan melihat jaemin yang berjongkok lalu jaemin pun memutar kursi renjun setelahnya diapun memegang dahi renjun.
"Kau demam sayang, kita pulang?"
"Tapi pe—"
"Aku tak terima penolakan. Badanmu sangat panas." Ucap jaemin memotong perkataan renjun lalu diapun langsung menggendong renjun ala koala dan menyelimuti jas milik haruto itu agar renjun tetap hangat dia juga mengambil tas milik renjun dan segera pergi.
"Yaampun Presdir Na benar-benar sangat romantis." Ucap Jun kyu.
"Aku jadi ingin punya kekasih seperti Presdir Na.' Ucap jihoon.
"Sudah lanjutkan pekerjaan kalian." Ucap Yedam.
"Dasar Hyung benar-benar tak menyenangkan sama sekali." Ucap Jun kyu kesal lalu semuanya kembali bekerja.
~***~
KAMU SEDANG MEMBACA
Eomma untuk jisung (Jaemren)
Fanfictionduda yang memiliki anak satu. Na Jaemin terpaksa mencari ibu untuknya dan bertemu dengan Huang Renjun yang merupakan teman lamanya. apakah renjun akan bersedia menjadi istri jaemin atau menolaknya? Mpreg! bxb homopobic boyslove jaemren area! jaemren...