17

3.2K 344 1
                                    

Jeno berkunjung ke Neo corp untuk mengatakan soal pekerjaan antara perusahaannya dan sang sahabat.

Ting!

"Presdir Lee." Ucap Mark membungkuk seketika.

"Jaemin ada didalam kan?"

"Ada Hyung, tapi sedang ada seseorang di dalam." Ucap haruto datar dengan bahasa Jepangnya. Membuat jeno menatapnya bingung.

"Maksudmu apa?" Ucap jeno dengan bahasa Jepangnya pula sedangkan Mark hanya menatap bingung keduanya karena dia tak mengerti sama sekali. Kecuali itu bahasa Inggris.

"Jaemin oniichan sedang bersama dengan kekasihnya."

"Kekasihnya?! Benarkah itu?!" Kaget jeno dengan menggunakan bahasa Jepang, Untung saja tak berubah menjadi bahasa Korea saat sedang sangat kaget.

"Hmm." Angguk haruto dengan wajah datarnya.

"Siapa?" Bingung jeno, lalu merekapun langsung melihat kearah renjun yang keluar. Renjun sedikit kaget tapi dia langsung membungkuk seketika.

"Sudah selesai renjun-ssi?"

"Ne, saya duluan." Ucap renjun lalu membungkuk. Jeno menatap bingung juga kaget, dia juga menatap penuh tanda tanya pada haruto tapi haruto hanya mengangkat bahunya tanda tak mau tau dan tak ingin memberitahunya juga.

Jeno langsung masuk kedalam ruangan jaemin tanpa mengetuk pintu membuat sang empu menatap datar sahabatnya itu.

"Jaemin? Coba katakan padaku, apa ada yang aku lewatkan?"

"Apa maksudmu?" Datar jaemin.

"Haruto mengatakan kau tadi sedang bersama dengan kekasihmu."

"Lalu kenapa? Dia benar kok." Ucap jaemin datar.

"Dan aku melihat renjun keluar dari ruanganmu. Apa kekasihmu adalah Huang Renjun? Sahabat dari istriku?' Ucap jeno dan jaemin hanya mengangguk dengan wajah datarnya.

"Sejak kapan?!"

"Belum lama, apa hanya ini yang membawamu datang kemari?"

"Tidak juga, tapi ini. Dan mengenai hubunganmu dengan renjun. Aku rasa istriku juga harus mendengarnya. Kapan aku bisa datang dan bertemu denganmu juga renjun?"

"Mungkin besok malam."

"Kenapa tidak nanti malam saja?"

"Aku sibuk." Datar jaemin lalu melihat berkas milik jeno itu.

"Kenapa kau ingin kita membuat perusahaan gabungan di Sidney?"

"Karena aku beranggapan disana akan sangat maju, coba kau baca dengan benar dan aku setuju kalau kau pasti akan mau." Jaemin membaca dan melihat berkas itu dengan seksama.

"Bagaimana?'

"Mungkin memang akan berkembang sangat pesat. Tapi, bisakah ini direncanakan awal tahun?"

"Wae?"

"Aku ingin hubunganku dengan renjun jelas dan aku ingin menikahinya lebih dulu, dengan begitu aku bisa tenang bahkan untuk pergi sekalipun menetap di Sidney dengannya juga jie."

"Wah, kau sepertinya benar-benar tengah dimabuk asmara."

"Kau benar, sudahlah. Apa ada hal lain lagi?"

"Hmm."

"Apa?"

"Aku masih sangat penasaran denganmu dan renjun, tapi itu nanti saja. Aku akan pergi dulu." Ucap jeno lalu pergi dari ruang sahabatnya itu.







Ting!

Renjun masuk kedalam ruangan divisinya dan mendapatkan tatapan semuanya.

"Kenapa?"

"Apa kau kena marah habis-habisan renjun?" Ucap Jun kyu.

"Anio, aku hanya dimarahi sedikit." Ucap renjun memberikan kode dengan jarinya.

"Lalu kenapa kau lama?" Ucap Mashiho.

"Karena memperbaikinya sesuai permintaan Presdir Na." Ucap renjun berbohong, jelaslah dia berbohong karena dia kesana malah mendapatkan rengekan seorang Na Jaemin.

"Akukan sudah bilang Presdir na tak akan memarahinya?" Ucap Yedam.

"Hyung benar-benar seperti peramal kali ini, apa bisa kau meramal diriku?' Ucap Jung Hwan menatap Yedam.

"Meramal apa? Meramal apakah kau akan bersama dengan Jun kyu atau tidak? Begitu?" Ucap Yedam membuat Jung Hwan cemberut seketika.

"Itu mungkin juga salah satunya Hyung." Ucap Doyoung.

"Kim Doyoung!" Kesal Jun kyu sembari mengerucutkan bibirnya seketika.

"Aku tak akan bersedia. Sudahlah, aku mau ke mesin fotocopy dulu.' Ucap Yedam lalu pergi begitu saja. Dan renjun langsung duduk di mejanya.

"Apa Presdir na memang semengerikan itu renjun?" Ucap jihoon.

"Anio. Lagian Presdir Na hanya manusia kok." Ucap renjun tersenyum.

"Tapi kami mendengar semua hal yang mengerikan tentangnya." Ucap Jeong woo yang diangguki oleh jihoon.

"Menurutku sama saja." Ucap renjun lalu diapun mulai mengerjakan pekerjaannya. Disaat bersamaan dery yang datang lalu mendekat pada renjun.

"Renjun? Bagaimana dengan laporan milikku?" Ucap dery cemas karena dia sangat takut di panggil oleh jaemin ke ruangannya.

"Sudah bagus Hyung, hanya laporan ku kemarin yang agak berantakan, bahkan Presdir Na memuji mu kok." Ucap renjun.

"Wah, ini sangat jarang terjadi. Apa itu berarti aku akan dipecat?" Ucap dery sembari menutup mulutnya.

"Kenapa begitu?" Bingung renjun.

"Karena pujian berarti akhir dari segalanya Hyung." Ucap Jung Hwan dan renjun hanya terdiam bingung, lalu menutup matanya lalu menghembuskan nafas beratnya.

"Na Jaemin, kenapa semua karyawan mu bisa jadi sangat takut padamu? Aku bingung." Batin renjun.

































€€€

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang