23

2.3K 232 3
                                    

Setelah jeno dan Haechan pergi, renjunpun menatap penuh selidik pada kekasihnya itu.

"Kenapa injunie? Apa ada yang ingin kau tanyakan?"

"Kenapa semua karyawan mu sangat takut naik kelantai ini, bahkan mereka mengatakan kalau ruanganmu ini adalah lantai keramat, bahkan saat mereka melakukan kesalahan kau tidak memberikan waktu untuk merevisi tapi langsung memecatnya. Kenapa Na Jaemin? Aku tak mengerti denganmu." Ucao renjun sedikit kesal.

"Itu karena aku sangat perfeksionis, dan aku sangat gila kerja sejak aku kehilangan semuanya. Yang ada dalam pikiranku adalah membahagiakan jisung dengan memberikannya semua hak yang dia butuhkan tanpa kekurangan sama sekali."

"Anakmu memang membutuhkannya jaemin, tapi dia juga butuh kasih sayang darimu. Aku harap kau tidak melakukan itu lagi, setidaknya rubah sifatmu. Memecat karyawan hanya karena kesalahan mereka yang kecil sangat buruk jaemin. Ingat mereka juga punya keluarga dirumah, mereka pasti juga ingin melakukan hal yang sama dengan apa yang kau lakukan saat ini." Ucao renjun. Jaemin hanya tersenyum kecil sembari menatap renjun yang berdiri dihadapannya sedangkan dia masih duduk. Jaemin lantas menarik renjun hingga jatuh kedalam pangkuannya.

"Ya! Aku sedang memarahimu tahu." Kesal renjun.

"Jangan marah lagi injunie. Aku tak akan melakukannya lagi, dan aku akan berusaha merubah sifatku." Ucap jaemin sembari memeluk renjun dan meletakkan kepalanya pada bahu kanan renjun.

"Baguslah, ini untuk kebaikanmu Nana." Ucap renjun sembari membalas pelukan kekasihnya itu dan mengelus kepala jaemin.

Ting!

Haruto sudah kembali dari makan siang dan melihat ruangan jaemin masih dalam keadaan buram saat ini. Membuat haruto menggelengkan kepalanya, karena sepertinya mereka sedang menghabiskan waktu bersama. Padahal jam makan siang telah berakhir.

Saat dia akan ke tempat duduknya dia melihat Mark kembali dan menatap ruangan jaemin yang masih buram.

"Apa pak Huang belum keluar sejak tadi?"

"Hmm." Datar haruto.

"Sepertinya pak Huang benar-benar melakukan kesalahan besar sampai dia sangat lama berada disana." Ucap Mark. Dan haruto hanya diam saja lalu markpun duduk di kursinya dan mulai melakukan pekerjaannya kembali.

Disaat bersamaan Yoshi datang dengan berkas ditangannya.

"Presdir di dalam bukan?"

"Iya wakil Kanemoto tapi masih ada pak Huang didalam." Yoshi lantas melihat kearah adik sepupunya dengan tatapan bingung lalu harutopun mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan pada Yoshi.

Haru.

Sepertinya mereka sedang bermesraan, tadi sempat ada jeno Hyung dan istrinya tapi mereka sepertinya sudah pulang. Kurasa mereka masih ingin berdua.

Wah, kau mengetik sangat panjang sekali.

Terserah.

Yoshi lantas melihat kearah Mark kembali setelah mematikan ponselnya.

"Kata Presdir tak masalah, saya akan masuk. Sekalian tadi Presdir Na mengatakan kau harus ikut asisten Watanabe." Ucap Yoshi berbohong membuat haruto hanya mengangguk saja lalu Yoshi pun berjalan lebih dulu diikuti oleh haruto.

Ceklek.

Renjun hendak melepaskan diri dari pangkuan jaemin tapi jaemin menahannya, dia benar-benar merutuki dirinya karena sekarang hubungannya dengan jaemin akan ketahuan, hanya dalam waktu singkat sangat singkat.

"Wah, kau berlebihan Na Jaemin." Ucap Yoshi sedangkan haruto hanya menatap datar. Renjun sedikit lega karena yang datang yoshi dan haruto.

"Ada apa?" Datar jaemin yang masih memeluk renjun.

"Aku butuh tanda tanganmu. Renjun, sepertinya kau harus banyak menahan sikap na jaemin." Ucap Yoshi.

"Kau benar." Ucap renjun tapi Jaemin tak perduli.

"Tolong penaku." Ucap jaemin menatap datar haruto. Lantas haruto mengambil pena jaemin diatas meja kerjanya lalu memberikan pada jaemin dan diapun menandatangani berkas dari Yoshi itu.

"Jaemin tolong lepaskan aku, aku harus kembali, atau mereka semua akan curiga."

"Tidak, mereka tak akan curiga. Haruto ambil tas dan mantel milik renjun, juga beberapa berkas biar tak mencurigakan dan bawa kemari, jika mereka bertanya katakan saja dia harus merevisi banyak hal." Perintah jaemin. Dan haruto yang mengerti langsung pergi begitu saja.

"Oh iya jaemin, aku sydah memilih satu orang yang akan ikut denganku selama beberapa hari kedepan untuk memantau pabrik dengan asistenku."

"Siapa?" Datar jaemin sedangkan renjun hanya bisa pasrah karena jika jaemin sudah seperti ini, pasti akan sulit membantah nya.

"Takata Mashiho. Dia satu divisi dengan kekasihmu."

"Hmm, baiklah. Apa ada lagi?"

"Tidak."

"Silahkan keluar." Datar jaemin dan Yoshi hanya menggelengkan kepalanya lalu diapun segera pergi tak lupa menutup pintu kembali. Renjun lantas melonggarkan pelukan jaemin padanya dengan sedikit usaha.

"Kau ini! Kenapa kau sangat menyebalkan. Aku sangat malu dengan haruto dan Yoshi." Kesal renjun dengan bibir mengerucut membuat Jaemin gemas pada kekasihnya itu.

Cup.

"Na Jaemin!"

Cup.

"Ya!"

Cup.

"Berhenti menciumku!" Kesalnya dan jaemin hanya tersenyum lalu diapun merapikan anakan rambut renjun yang sedikit berantakan itu.

"Kau sangat menggemaskan. Jadi, tidak perlu malu pada mereka berdua. Mereka pasti mengerti." Ucap jaemin.








Divisi desain grafis.

Haruto sampai dan diapun terdiam ketika melihat Jun kyu yang terlihat sangat menggemaskan Dengan memainkan pena diantara hidung dan bibirnya.

"Asisten Watanabe? Ada keperluan apa?" Ucap Doyoung yang menyadari keberadaan haruto.

"Ah, aku hanya disuruh mengambil beberapa berkas milik pak Huang, dan membawa tas juga mantel milik pak Huang, karena dia memiliki banyak revisi yang membuat Presdir dalam keadaan mood yang tak baik." Ucap haruto datar.

"Apa Presdir sangat marah asisten watanabe?" Ucap Mashiho.

"Hmm." angguk haruto lalu diapun mengambil barang milik renjun tetapi masih menatap Jun kyu, bahkan Yedam menyadari kalau haruto menatap Jun kyu sejak tadi.

"Katakan semangat pada renjun, aku sangat kasihan dengannya. Katakan padanya, kalau dia harus bertahan karena setelah ini, kita akan makan malam bersama."

"Ne." Ucao haruto menatap Jun kyu yang berbicara padanya.

"Sepertinya adik sepupu Presdir menyukai Jun kyu. Apa aku katakan atau aku diam saja?" Batin Yedam. Mengingat kalau Jun kyu tak pernah percaya pada perkataannya sama sekali.

"Baiklah, saya kembali dulu." Datar haruto lalu diapun segera pergi dengan langkah sangat cepat juga detakan jantungnya yang berdebar sangat kencang saat ini.
























~***~

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang