22.

3.7K 329 9
                                    

Renjun kembali ke divisinya dan diapun berakting sangat lesu lalu duduk di kursi dan menyandarkan tubuhnya.

"Apa Presdir benar-benar marah padamu renjun?"

"Hmm, sangat. Sepertinya mood Presdir sedang sangat buruk. Dia bahkan meminta berkas ini sudah di revisi dan antarkan saat jam makan siang."

"Wah, sepertinya warkaholic nya kambuh lagi. Kau ingin makan siang apa renjun, aku akan belikan di kantin dan memberikan padamu setelah kau selesai nanti." Ucap Jun kyu.

"Tak perlu, aku akan membeli sendiri nanti." Ucap renjun.

"Tapi kau harus bersyukur Hyung. Setidaknya Presdir tak memecatmu." Ucap Jung Hwan.

"Benar njun, kurasa ada sedikit pengurangan dalam kadar mengerikan Presdir Na. Kalau dulu dia pasti akan memecat tanpa repot-repot menyuruh orang itu revisi berkas." Ucap Mashiho.

"Kau harus semangat renjun." Ucap Doyoung.

"Iya semangat renjun." Ucap jihoon dan Jeong woo yang benar-benar berharap tak pernah di panggil kelantai keramat itu. Renjun hanya tersenyum sedangkan Yedam hanya diam saja sembari menatap renjun.

"Kau hanya menatap renjun Hyung saja hyung, ucapkan kata-kata penyemangat dong, dia mau menghadapi Na Jaemin ngomong-ngomong."

"Dia tak perlu kata penyemangat, dia mampu menghadapi Presdir Na."

"Kau ini berkata seperti renjun adalah kekasihnya saja." Kesal Jun kyu membuat renjun kaget seketika.

Uhuk!

Semuanya melihat kearah renjun yang tersedak saat minum.

"Kau baik-baik saja?" Ucap Jeong woo.

"Hmm, Jun kyu tak perlu marah seperti itu pada Yedam Hyung dan anggapan apa tadi itu, itu hanya seperti langit dan bumi." Ucap renjun agar tak ada yang curiga padanya.

"Benarkan? Yedam Hyung memang suka sekali membuatku kesal." Ucap Jun kyu.

"Sudaj kita kembali bekerja saja." Ucap Mashiho dan semuanya kembali asyik dengan pekerjaan mereka kecuali renjun yang memang sedang memaki-maki kekasihnya itu juga berharap kalau sandiwaranya tak membuat rekannya curiga juga semua karyawan curiga.






Jam makan siang tiba, renjun akhirnya berdiri lebih dulu dan melihat semua rekannya memberikan kode semangat padanya lalu diapun mengangguk dan segera pergi ke lantai paling atas yang terkenal sangat keramat itu.

Ting!

Mark sedikit kaget melihat renjun yang kembali datang lalu tersenyum.

"Ada apa renjun? Kau tidak makan siang dulu?"

"Tidak asisten Lee, saya harus bertemu dengan Presdir Na karena dia mengatakan untuk segera memperlihatkan revisi berkas ini."

"Aaa, kau ingin sesuatu? Biar saya belikan nanti." Ucap Mark dan renjun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban sedangkan haruto yang melihat hanya berwajah datar karena sepertinya Mark tak akan menyerah dengan mudah pada perasaannya kecuali dia mengetahui hubungan renjun dan jaemin yang sebenarnya.

"Baiklah, saya duluan." Ucap Mark lalu diapun masuk kedalam lift dan renjun mendekat pada haruto dengan wajah kesalnya.

"Apa sepupumu memang menyebalkan haruto?"

"Mungkin. Aku juga tak tau ge." Ucap haruto datar.

"Memangnya apa yang kau tau, Haechan dan jeno sudah datang?"

"Sudah didalam."

"Bersama anak mereka?"

"Tidak, hanya berdua." Datar haruto.

"Kau harus sering berekspresi haruto karena crushmu tidak suka pria datar." Ucap renjun lalu diapun masuk tanpa mengetuk pintu lalu ruangan itu memburam seketika.

Di dalam ruangan.

"Jadi?" Ucap Haechan menatap renjun dan jaemin bergantian sedangkan jeno hanya menyandar dengan wajah santainya.

"Dia yang akan menjelaskan bukan aku." Datar renjun.

"Baiklah akan aku jelaskan." Datar jaemin lalu mulai menceritakan semuanya tanpa ada tambahan ataupun kekurangan sama sekali.

"Yaampun." Ucap Haechan tak menyangka sembari menutup mulutnya sendiri.

"Aku senang kau bahagia jaem, aku juga ikut senang karena sebentar lagi keluarga mu akan lengkap." Ucap jeno dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.

"Aku juga sangat senang untukmu renjun, ingat jika kau menikah dengan jaemin, kau tak perlu bekerja dan mari kita bersantai bersama dengan anak kita "

"Hmm." Angguk renjun sembari tersenyum lalu haechanpun memeluknya dan dibalas oleh sang empu, sedangkan kedua dominan itu hanya tersenyum melihat kelakuan submissive mereka masing-masing yang terlihat sangat menggemaskan bahkan terkesan seperti bayi.


































€€€

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang