1

6.9K 625 5
                                    


Acara ulangtahun chenle berjalan dengan lancar dan sangat meriah bahkan sekarang jisung tengah bermain dengan chenle dan beberapa orang lainnya.

Renjunpun pergi ke dapur untuk menyiapkan yang lainnya lalu dikejutkan dengan suara yang sangat dia kenali, Na Jaemin.

"Renjun?"

Seketika renjunpun berbalik dan menatap jaemin dengan tatapan bingung.

"Apa kita bisa berbicara sebentar?" Ucap jaemin.

"Baiklah. Kau ingin bicara dimana?" Ucap renjun tersenyum dan jaemin merasa dirinya jatuh sekali lagi pada sosok teman lama sekaligus cinta pertamanya itu.

"Bagaimana jika di taman belakang?" Ucap jaemin.

"Baiklah." Ucap renjun lalu mengikuti jaemin menuju taman belakang mansion keluarga Lee itu.

Mereka duduk bersisian di ayunan itu, dan saling menatap kedepan tanpa adanya suara selain detak jantung keduanya yang ntah kenapa saling bersahutan satu sama lainnya. Seperti mengklaim kalau mereka saling merindukan.

"Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan jaemin?" Ucap renjun memulai pembicaraan.

"Renjun, aku ingin minta maaf padamu." Ucap jaemin menatap renjun.

"Minta maaf? Untuk apa? Kalau ini mengenai perkataan anakmu tadi. Tidak perlu minta maaf jaemin. Aku paham." Ucap renjun.

"Ini bukan tentang jisung. Ini tentang permintaan maaf ku dulu." Ucap jaemin.

"Kau punya salah apa denganku?" Ucap renjun bingung.

"Mungkin, sesuatu yang tidak kau ketahui. Tapi apapun intinya. Aku ingin kau memaafkanku untuk waktu itu dan juga yang akan datang nantinya." Ucap jaemin.

"Baiklah. Aku akan melakukannya." Ucap renjun tersenyum kecil.

"Oh iya renjun, dimana kau bekerja?" Ucap jaemin penasaran.

"Di Neo corp." Ucap renjun dan jaemin benar-benar kaget pasalnya dia adalah ceo dari Neo corp sendiri tapi kenapa dia tidak pernah sadar kalau renjun adalah salah satu karyawannya? Itu juga bukan salah jaemin karena dia memiliki banyak pegawai dan banyak cabang perusahaan lainnya. Tapi dia menyembunyikan keterkejutannya dari renjun dengan sangat baik.

"Kenapa?" Ucap renjun lagi ketika jaemin tidak mengatakan sepatah katapun.

"Kau bekerja di perusahaan besar ternyata. Dibagian mana?" Ucap jaemin penasaran.

"Divisi desain grafis." Ucap renjun.

"Aaa, kalau begitu kita kembali sekarang? Aku takut nanti jie mencari ku." Ucap jaemin berdiri.

"Baiklah." Ucap renjun lalu diapun mengikuti jaemin kembali kedalam.

Saat berada di ruang tengah kembali...

"Mama." Pekik jisung lalu memeluk kaki renjun. Renjun tersenyum sangat manis lalu mengangkat anak dari jaemin itu untuk dia gendong.

"Ada apa hmm? Merindukanku?" Ucap renjun sembari mengusak kepala jisung. Dan jisung hanya mengangguk sebagai jawabannya. Jaemin benar-benar sangat kaget dengan perubahan sikap jisung pada renjun, bahkan jisung saja akan marah jika dia memberantakan rambut putra satu-satunya itu. Tapi, dia tidak marah saat renjun melakukannya.

"Sepertinya jie sendiri yang memilih calon ibunya." Bisik haechan pada sang suami, jeno.

"Sepertinya memang begitu." Ucap jeno pelan.

"Kau tidak mencari dydy jie?" Ucap jaemin.

"Tidak, atu nau tama Mama." Ucap jisung sembari memeluk erat leher renjun. Renjun hanya tertawa menyaksikan jaemin yang memasang wajah cemberut saat anaknya lebih memilih dirinya.

"Sudahlah jaem. Ini tanda kalau berarti jie ingin renjun menjadi ibunya." Ucap bomin. Dan sontak saja jaemin dan renjun terbatuk dan saling menghindari pandangan satu sama lainnya dengan detak jantung yang tidak karuan.

"Tidak begitu bomin-ssi. Kau hanya salah paham." Ucap renjun tersenyum.

"Paman bomin benal. Atu nau Mama dadi mama jie." Ucap jisung yang merenggangkan pelukannya pada renjun. Renjun hanya terdiam mendengar ucapan anak berumur tiga tahun itu. Sedangkan jaemin menatap kaget ucapan sang anak. Lalu menatap renjun.

"Mungkinkah takdir sengaja mempertemukan ku dengan renjun kembali agar aku bisa mengulang semuanya dan dengan bantuan jisung?" Batin jaemin.

"Kenapa jaem?" Ucap jeno menyenggol jaemin.

"Ah tidak. Jie dydy kesana sebentar ya. Dydy ingin menghubungi seseorang dulu." Ucap jaemin.

"Hmm." Ucap jisung sembari mengangguk dan jaeminpun menjauh untuk menghubungi asisten sekaligus tangan kanannya Mark Lee.

"Iya Presdir Na. Ada yang bisa saya bantu?"

"Carikan data soal karyawan bernama Huang Renjun sekarang juga."

"Baik Presdir."

"Bagaimana?"

"Dia bekerja di perusahaan cabang yang ada di Gangnam."

"Pindahkan dia ke perusahaan utama dan jadikan dia salah satu staf dari Huang Hendery dan xiao de Jun."

"Baik Presdir."

Lalu panggilan berakhir dan jaeminpun menatap renjun yang sedang bermain dengan anaknya juga bersama dengan haechan dan chenle.

"Kalau memang takdir ingin aku mengulang dan mengungkapkan semua perasaanku padamu. Maka aku akan melakukannya renjun. Karena kurasa aku rasa aku kembali jatuh dalam pesona dan cinta pertamaku." Monolog jaemin.















































€€€

Eomma untuk jisung (Jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang