27 - Cantika is my wife forever

137 12 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya....





Devano

"Jadi kamu tetap memilih gadis miskin itu daripada Sheza?"

Di jam istirahat ayah menyuruhku untuk masuk ke ruangannya. Seperti yang sudah ku duga dia membicarakan masalah ini. Memangnya dia pikir aku begitu takut masuk penjara apa padahal fitnah ini buktinya juga sama sekali tak cukup. Kenapa mereka terus memaksaku menikah dengan wanita yang tidak ku cintai? Padahal Sheza pun takkan bahagia jika menikah dengan orang yang tidak mencintainya. Dia terlalu memaksakan kehendak padahal perasaan tidak bisa dipaksa.

"Aku sudah bertekad ayah... maafkan aku"

"Anak bodoh!!! Bisa-bisanya juga kamu melaporkan pihak Sheza dengan tuduhan pencemaran nama baik, kamu itu gak punya kuasa jadi jangan harap bisa menang dari mereka!"

"Bukannya memang mereka mencemari nama baikku? Bahkan sedikitpun aku gak pernah menyentuh Sheza" ucapku membela diri.

"Kamu akan menyesal Devan karena memilih jalan yang salah!!"

Jalan yang salah katanya? Sedikitpun aku tak merasa memilih Cantika adalah sebuah kesalahan. Dia merupakan bidadari tanpa sayap dan aku sangat beruntung memilikinya. Menjalani pernikahan dengan Cantika membuatku tenang dan bahagia. Bahkan aku tak membutuhkan apa-apa lagi selain dirinya. Ini jalan hidupku kenapa ayah angkatku selalu saja ingin ikut campur?

"Kalau gitu aku permisi ayah.. aku harus bekerja kembali"

Aku memutuskan kembali ke kantor tapi setibanya disana ayah Sheza langsung memukuliku dengan membabi buta. Bahkan rasanya mulutku akan robek karena terus dipukuli. Padahal aku tidak salah apa-apa, kenapa mereka menggunakan kekuasaan untuk urusan pribadi?

"Hentikan Pak Wisnu jika anda melakukan kekerasan di kantor polisi anda bisa dipidana!!!!"

Ridho datang dan mulai membelaku sangat berbeda dengan yang lain. Tampaknya pepatah yang mengatakan uang adalah jalan tercepat untuk membuat orang tunduk itu benar adanya. Karena rekan kerjaku yang lain hanya diam dan tidak membelaku karena takut dengan ayah Sheza yang seorang menteri. Mereka tak lebih dari kacung-kacung sialan yang haus akan uang!

"Cih polisi rendahan macam kamu mau mengancam saya?"

"Ini bukan ancaman tapi ada dalam hukum!!!"

"Dho.. gue baik-baik aja..."

Aku mencoba menengahi mereka dan mengelap darah di wajah dengan baju. Sudah ku bilang tekadku takkan ada satupun yang bisa mengubahnya. Walau harus berhadapan dengan presiden aku tak peduli karena aku akan tetap memilih Cantika.

"Pak Wisnu mari ke ruangan saya dan Devan juga.."

Tiba-tiba atasanku datang menengahi pertengkaran kami. Entahlah apa mungkin beliau bisa membelaku karena pengaruh Pak Wisnu memang sangatlah besar. Dengan menahan rasa sakit karena telah dipukuli aku berjalan menuju ruangan atasanku.



.....................




"Silakan diminum tehnya Pak Wisnu.."

"Saya tak mau berbasa-basi Pak Danu"

Setibanya kami disana, atasanku mencoba beramah tamah tapi tak memiliki efek apapun pada ayahnya Sheza. Lebih baik memang tak perlu berbasa-basi dengan orang arogan macam dirinya. Sungguh membuang-buang waktu saja karena orang seperti beliau pasti merasa ada di atas angin karena punya jabatan tinggi.

"Devan adalah anak yang baik dan polisi teladan, dia tak mungkin melakukan pelecehan seksual pada anak bapak!"

"Jadi maksud pak Danu anak saya itu sedang membual?"

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang