28 - Lost job

113 11 0
                                    

Mohon memberikan vote dan komentarnya....






Cantika

Saat Mas Devan bilang bisa saja dia kehilangan pekerjaannya sebagai polisi, beberapa hari kemudian apa yang dia ucapkan jadi kenyataan. Mas Devan harus melepaskan jabatannya sebagai polisi karena ayahnya Mba Sheza mengancam akan memecat atasan Mas Devan kalau tetap melindungi Mas Devan saat ini. Karena merasa tak enak hati dengan atasannya, akhirnya Mas Devan mengundurkan diri.

Beruntung kami punya tabungan sehingga aku tak lagi merasa khawatir soal biaya persalinan kelak. Selain itu aku juga masih bekerja di toko roti meski sedang hamil besar dan baru akan mengajukan cuti pada bulan ke 8.

"Mas kamu gak usah khawatir, rezeki itu luas dan bisa dicari dimana aja.. kamu harus semangat!" Ucapku padanya berharap dia tak menyerah.

"Iya kamu benar.... "

Mas Devan bilang iya tapi tatapan matanya tidak bisa berbohong. Aku tahu dia saat ini pasti merasa jadi suami tak berguna tapi ujian ini tentu saja harus dijalani dengan sabar.

Saat Mas Devan sibuk mencari kerja, aku pun memutuskan pergi ke toko roti dengan diantar Mas Devan. Aku mengusap tangannya untuk menguatkan dia karena saat ini Mas Devan pasti sangat butuh dukungan dariku. Dia tak boleh terlihat lesu seperti ini karena membuatku sedih juga.

"Udah jangan cemberut terus.. kamu harus senyum dan semangat yah..."

"Iya sayang udah sana.. tapi kerjanya jangan capek-capek ya"

"Oke suamiku sayang"

Sebelum aku turun dari mobil, Mas Devan mencium kedua pipiku. Tak lupa aku mencium tangannya juga dan berdoa mudah-mudahan suamiku segera mendapatkan pekerjaan lagi. Apapun pekerjaannya aku tak masalah asalkan halal.


.......................



"Dari tadi kamu gak fokus dan kebanyakan melamun lho Cantika..."

Aku sedikit tersentak dan merasa malu karena Mba Renata menegurku. Pikiranku hari ini memang sedang bercabang karena memikirkan Mas Devan. Mencari pekerjaan pasti cukup sulit dan aku sedang memikirkan sebuah cara agar membantunya. Tiba-tiba aku mempunyai sebuah ide yang cukup bagus.

"Mba kira-kira di tempat ini ada loker lagi gak yah?" Tanyaku ingin tahu.

"Buat siapa emang?"

"Suamiku mba.. dia kehilangan pekerjaannya sebagai polisi dan sekarang nganggur..." ucapku sedikit bersedih.

"Hm.. kalau gitu gimana kalau suamimu itu jadi pelayan di restoran punya suami mba? Kamu mau gak?"

Mendengar kabar ini tentu saja aku sangat senang. Pekerjaan apapun asal halal bukan suatu masalah, pasti Mas Devan pun takkan keberatan jika harus bekerja sebagai pelayan restoran. Aku berkali-kali mengucapkan rasa syukur dalam hati karena jalan mencari rizki dipermudah oleh Tuhan.

"Mau mba.. mau banget.. kalau gitu aku hubungi dulu suami aku ya mau kasih kabar ini" ucapku bersemangat.

Setelah Mba Renata menawarkan pekerjaan ini akhirnya aku mulai kembali fokus dalam bekerja. Tampaknya Mba Renata pun tampak puas dan lega karena sekarang aku bisa kembali produktif meski tak bisa berlama-lama berdiri karena kakiku terasa pegal.



...................





"Kapan katanya aku boleh kesana?"

Setelah pulang dari toko roti, sore harinya aku kembali disibukkan dengan memasak untuk makan malam bersama Mas Devan. Tapi dari tadi aku hanya duduk di meja makan karena yang memasak sebenarnya adalah Mas Devan.

TAKE ME OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang