Jam sudah menunjukan bahwa bel masuk di akademi berbunyi nyaring sebagai pertanda masuk kelas, namun Taehyung memilih memutar langkah kakinya dan menjauh dari kawasan akademi. Taehyung kembali ke istana, namun tujuanya bukanlah untuk kembali ke kediamanya.
Dengan langkah kaki yang mantap Taehyung menuju ke istana kediaman Seokjin, dan kebetulan sekali Seokjin sedang berada di tepi kolam ikan sembari memberi makan ikan.
"Putra Mahkota tidak ke akademi?" Seokjin bertanya tanpa melihat kearah Taehyung yang kini sudah berdiri disebelahnya.
"Aku datang kesini untuk memberitahu pangeran...." Ucapan Taehyung terjeda dan Seokjin menghentikan kegiatanya memberi makan ikan lalu menoleh dan menatap serius Taehyung yang ternyata juga menatapnya dengan serius.
"..... Aku harap Pangeran lebih bisa mengendalikan diri." Seokjin terkekeh sinis.
"Apa ini Soal Nona Min?!" Taehyung diam dengan wajah dinginya, ia tidak menampik namun ia juga tidak mengiyakan tebakan Seokjin.
"Apa kau begitu takut dia tidak akan mengikuti kompetisi ini?"
"Jangan terlalu dekat dengan para kandidat, aku tidak ingin timbul rumor yang akan merugikan dirimu sendiri." Seokjin tertawa mendengar kalimat Taehyung yang seolah memperhatikanya, namun ia tahu dengan jelas bahwa Taehyung sebenarnya sama sekali tidak memperdulikanya.
"Menurutmu jika aku menceritakan yang sebenarnya pada Nona Min, apakah dia masih bisa berada di dekatmu?" Wajah Taehyung mengeras, tatapan tajam menghunus kearah Seokjin, namun Seokjin sama sekali tidak gentar dia justru menatap remeh kearah Taehyung.
"Apa kau menyukai Min Sohyun?" Seokjin terhenyak, dia tidak menyangkan Taehyung akan bertanya tentang hal ini.
"Jika aku masih menjadi seorang Putra Mahkota, aku tidak akan membuat kompetisi omong kosong seperti ini, jika hatiku sudah memilih seseoeang sebagai Putri Mahkota. Kau terlihat menyukainya tapi kau membuatnya bersaing dengan para gadis lain."
"Kau tidak menjawab pertanyaanku Pangeran?"
Seokjin tersenyum tipis, dia berbalik memunggungi Taehyung dan menatap awan putih yang menyelimuti birunya langit. "Jika aku mengatakan aku menyukainya, bukankah jatuhnya aku menjadi orang yang tidak tahu terima kasih."
"Sejak kapan kau menyukainya?" Tanya Taehyung penasaran.
"Terima kasih Putra Mahkota sudah menyelematkanku, aku akan selalu mengingat hal ini. Aku harap Putra Mahkota juga tidak akan melupakan pengorban Yang Mulia Ratu." Setelah Seokjin berlalu masuk kedalam kediamanya dan meninggalkan Taehyung dengan amarah yang sekali lagi harus ia tahan.
.
.
.
Taehyung kembali ke kediamanya dengan amarah yang terlihat jelas diwajahnya, dia merasa Seokjin punya niat tersendiri pada Sohyun dan Taehyung jelas tidak menyukai hal itu.
"Panggilkan Sekretaris Jang." Perintah Taehyung pada salah satu karyawanya.
Tidak lama Sekretaris Jang datang dan dengan segera menghampiri Taehyung.
"Putra Mahkota." Hormat Sekretaris Jang.
Mata Tajam Taehyung menatap Sekretaris Jang, hingga membuat Sekretaris Jang bertanya-tanya kira-kira apa yang terjadi pada Taehyung, kenapa ia tidak pergi ke akademi dan masih berada di kediamanya.
"Bagaimana persiapan untuk kompetisi pertama?" Taehyung harus memastikan bahwa semuanya berjalan lancar dan tidak ada seorangpun yang akan terluka dalam kompetisi ini.
"Lapor Yang Mulia, semua berjalan lancar dan perisiapan untuk besok sudah hampir selesai. Tapi...." Sekretaris Jang menggantung kalimatnya ia bingung apakah ia harus mengatakan tentang apa yang pengawal Hong laporkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time
FanfictionPark Sohyun, wanita berdarah panas, berusia 33 tahun tidak menyangka jika ia yang seharusnya meninggal karena ditabrak justru terbangun ditubuh seorang gadis muda dengan usia 16 tahun yang ternyata adalah karakter antagonis dalam novel.