"Tentu saja menghadiri makan malam bersama Putra Mahkota, bukankah hamba juga juara di kompetisi pertama ini?" Sohyun menghela nafasnya kasar. Tentu saja Kim Yoora tidak akan menyerah semudah itu.
.
.
.
.
.
Acara makan malam romantis yang seharusnya cuma dihadiri Taehyung dan aku, kini menjadi acara makan biasa karena kedatangan Yoora. Kita bertiga berada di kediaman Taehyung, ruang makan kediaman Taehyung dihias sedemikian rupa menjadi sangat indah, Taehyung, aku dan Yoora duduk mengitari meja bundar dimana aku duduk disamping kanan Taehyung, sementara Yoora disamping kiri.
Aku menyantap makan penutup dihadapanku dengan rasa dongkol di dalam hati karena sedari tadi Kim Yoora benar-benar menjengkelkan dan yang lebih menjengkelkan lagi adalah Taehyung yang mengiyakan saja kelakuan Yoora, entah Taehyung bodoh, atau ia memang terpesona dengan kecantikan Yoora hingga ia tidak bisa melihat kelakuan Yoora yang Pick me sekali.
"Yang Mulia, kue puding ini sangat lezat bukan?" Taehyung menoleh kearah Yoora lalu mengangguk dan tersenyum tipis.
"Menurutku biasa saja." Sudah pasti yang menjawab dengan nada ketus itu adalah aku.
Tiba-tiba saja mata Yoora berkaca-kaca seakan ingin menangis. Anjir.. padahal tidak aku apa-apain loh ini orang. "Tentu saja menurut Nona Min, makanan selezat ini terasa biasa tapi tidak bagiku yang sejak kecil sudah hidup dijalanan. Aku rasa rakyat kita yang hidup susah pasti juga akan mengatakan hal yang sama denganku."
"Kau____" Aku hendak menyanggah ucapan Yoora namun kalimat Yoora setelahnya benar-benar membuatku tidak bisa berword-word.
"Aku jadi merasa bersalah pada rakyat kita, Yang Mulia."
Dia bilang apa???
Kita???
Wah... sepertinya dia benar-benar bertingkah seolah ia adalah Putri Mahkota yang sudah terpilih.
"Nona Kim benar, ini akan terlihat sangat tidak adil jika kita menikmati makanan lezat disini sementara banyak orang diluar sana tidak bisa menikmatinya. Benar kan Tae?"
Taehyung mengangguk terkejut, mengingat sudah lama aku tidak memanggil namanya secara langsung. "Bagaimana jika kita mengusulkan agar kita tidak ada lagi makanan lezat yang tersaji di kalangan bangsawan dan juga di istana, anggap saja ini sebagai bentuk solidaritas, dan aku rasa nona Kim bisa jadi orang pertama yang memberikan contoh pada yang lain lagipula dengan hal ini Nona Kim juga bisa bernostalgia lagi dengan masa lalu nona Kim, benar bukan?!"
Aku bisa melihat bagaimana Yoora menggenggam erat sendok ditanganya, aku yakin Yoora tidak akan mau kembali bernostalgia dengan masa lalunya. "Nona Min, anda adalah seorang bangsawan tidak seharusnya anda memanggil Putra Mahkota dengan namanya secara langsung."
Lihat, dia mengalihkan topik pembicaraan. "Benarkah?? Oh.. maaf, mungkin karena sudah terbiasa karena Tae, maaf maksudku Yang Mulia Putra Mahkota sendiri yang menyuruhku memanggil namanya secara langsung jika kita sedang berdua."
Aku tersenyum palsu sementara Yoora terlihat semakin geram. "Aku kira makan malam ini adalah makan malam romantis bersama Putra Mahkota, tapi tiba-tiba Nona Kim datang, maaf aku lupa kalau makan malam ini ada tiga orang."
Taehyung melirik kearahku lalu menggeleng pelan, sebagai pertanda bahwa aku harus menghentikan ejekanku.
"Nona Min___"
"Nona Kim, jika kau sangat menyukai makanan penutupnya aku akan menyuruh koki untuk membuatnya lagi agar bisa kau membawa pulang." Taehyung dengan segera menyela ucapan Yoora dan itu sukses membuatku tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turn Back Time
Fiksi PenggemarPark Sohyun, wanita berdarah panas, berusia 33 tahun tidak menyangka jika ia yang seharusnya meninggal karena ditabrak justru terbangun ditubuh seorang gadis muda dengan usia 16 tahun yang ternyata adalah karakter antagonis dalam novel.