12

241 58 49
                                    

Sekarang aku berada di kediaman Putra Mahkota bersama dengan Taehyung dan juga Jeonkook. Ah... jangan lupakan juga Sekretris Jang yang selalu mendampingi Taehyung kapanpun.

Aku duduk di kursi makan kediaman Taehyung dengan berbagai hidangan enak yang disajikan dihadapanku. Disebelahku ada Taehyung dan disebelah Taehyung ada Jeonkook. "Jangan bilang, kakak masih lapar?" Jeonkook bertanya binggung, karena banyaknya makanan yang disajikan dihadapanya. Bukankah tadi di pesta Selir Agung banyak sekali makanan yang tersaji, apa iya Taehyung sekarang jadi rakus?!

"Bukan aku yang lapar." Jawaban Taehyung membuat aku dan Jeonkook mengernyit tidak mengerti. Lalu kalau dia tidak lapar untuk apa makanan sebanyak ini disajikan, seperti rumah makan padang saja.

"Lalu untuk apa Tae?" Sekretaris Jang langsung terbatuk keras sekali saat mendengarku kembali memanggil Putra Mahkota langsung dengan namanya.

"Maaf, maksudku Yang Mulia." Ralatku cepat, aku takut kalaiu Sekretaris Jang batuk terus jadi kebablasan.

Taehyung mengambil sepotong steak yang diletakan di piringnya dan memotongnya kecil-kecil, semenatara aku dan Jeonkook hanya diam saja memperhatikan gerak-gerik Taehyung. Setelah steak itu terpotong menjadi beberapa bagian, tiba-tiba saja Taehyung memindahkan piring yang berisi steak itu dihadapanku.

"Makanlah." Ucap Taehyung dengan suara husky-nya.

Aku melotot, tunggu apa maksud Taehyung semua makanan yang tersaji saat ini untuku?! "Tidak mau!!" Tolaku. Aku sudah kenyang dengan sindiran Selir Agung, aku sama sekali tidak memiliki selera untuk makan saat ini.

"Tadi kau hanya mengaduk makananmu dan tidak makan. Kau baru boleh pulang setelah makan." Aku melirik Jeonkook berharap ia akan membantuku namun ia tampak acuh dan hanya mengangkat kedua bahunya saja.

"Tapi Ya______ "

"Ini perintah." Taehyung menyela ucapanku dan membuatku menjadi dongkol.

Aku jadi curiga si Tae memberiku banyak makanan?! Si kampret Taehyung gak berniat jadiin aku tumbal persembahan kan?!!

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Mataku memicing memandang Taehyung penuh curiga dengan mulut yang terus mengunyah daging steak dihadapanku.

"Katakan padaku sejujurnya______" Taehyung diam menyimak, sementara Jeonkook terlihat mengambil gelas dihadapanya dan hendak minum. "_____ apa kau berniat menumbalkanku sebagai persembahan?"

"Apa?!!" Taehyung bertanya bingung sementara Jeonkook menyemburkan minumanya karena tidak menyangka dengan pertanyaanku.

"Hyun!!! Bisakah kau menayakan sesuatu yang masuk akal!! Apa jadinya negara ini, jika putri mahkotanya seperti dirimu?!!" Jeonkook mengomel sembari membersihkan bajunya yang basah.

Sementara para pelayan dengan sigap membersihkan meja penuh makanan yang kini sudah terkontaminasi air semburan Jeonkook.

Taehyung tersenyum tipis mendengar omelan Jeonkook yang sama sekali tidak aku dengarkan. Tangan Taehyung terulur memegang daguku dan mengarahkan wajahku kearahnya, jemari Taehyung bergerak mengelus noda di sudut bibirku.

"Tidak akan yang berani menjadikan Putri Mahkota sebagai tumbal persembehan_____" setelah berucap dengan suara husky-nya ia menjilat jemari tanganya yang sebelumnya membersihkan noda steak di sudut bibirku. "_____karena aku melindungi putri mahkotaku."

Ajg!!!! Tolong!! Aku baper makk!!!
.

.

.

.

Pagi seperti biasa di akademi, aku berjalan menuju ke kelas seorang diri karena aku datang sedikit terlambat, aku tidak bisa tidur nyenyak semalam mungkinkah aku depresot karena harus mengikuti pemilihan gak guna ini. Saat aku masuk ke kelas aku melihat Taehyung terlihat sedang sibuk berbicara dengan Yoora. Hmmm.... tidak biasanya mereka mengobrol dan terlihat asyik sekali.

Turn Back TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang