Kedelapan.

138 21 0
                                    

>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






>>>>>>>>




Angin menembus kencang dengan terangnya bulan yang menyinari malam hari dengan tenang. Cuaca sangat dingin hingga menusuk tulang-tulang.

Rumah sakit tampak ramai akan pasien maupun perawat yang berjalan kesana dan kesini, semakin malam rumah sakit semakin sepi.

Yoshi berjalan menuju ruang penunggu, terdapat Mashiho yang sedang duduk dengan kecemasannya.

Yoshi paham betul dengan Mashiho, sedari dulu ia lebih dekat pada Asahi dari pada saudara yang lainnya, bagaikan langit dan awan.

Ia menghampiri Mashiho dengan satu plastik berisi mi goreng, salah satu makanan kesukaan adiknya.

Yoshi menyodorkan makanan tersebut.
"Makan dulu...kakak tahu kamu lapar."

Mashiho melirik Yoshi tidak suka.
"Nggak usah." balas Mashiho, singkat.

"Tidak perlu memaksakan diri untuk tetap menolak di depan Kakak," Yoshi menaruh plastik berisi mi goreng tersebut di sebelahnya, tidak peduli akan Mashiho makan atau tidak. Yang penting makanan sudah berada disisinya.

"Makan sampai habis ya." Yoshi tersenyum tipis.

Mashiho hanya diam tidak berniat menjawab atau menoleh sedikitpun ke arah Kakaknya.

Rasa gengsi serta kebencian masih memutari pikirannya.

Disaat keheningan terus berlanjut, Yoshi teringat dengan satu adiknya yang masih belum terlihat dari pagi sampai malam tiba.

"Kamu sudah mengabarkan Haruto?" Yoshi membuka suara.

"Nggak."

Ke-khawatiran mulai terasa, Haruto sangat takut akan kesepian maupun kegelapan.

Pemuda itu mulai pergi meninggalkan Mashiho sendiri di ruang tunggu, pikirannya terbayang terus dengan Haruto.


>>>


Sinar bulan memasuki celah-celah jendela yang sedikit tertutup, rumah terasa menyeramkan jika tidak berpenghuni sama sekali.

Haruto, ia meringkuk ketakutan disudut ruangan, isakan tangisnya mulai terdengar.

Yang lain kok belum datang sih?!

Batin Haruto dengan perasaan kesal dan ketakutan.

Ia melihat sekitar, dengan perlahan dia berdiri dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar.

Haruto masuk kekamar kakaknya satu-persatu, berharap ada salah satu kakaknya yang sedang di kamar.

Sorry For Everything✔️ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang