Kesebelas.

136 22 3
                                    

>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







>>>>>>>>





"Sialan Lo!" Jihoon mendorong kuat Mashiho di depan lobby rumah sakit, mereka berdua telah menjadi pusat perhatian para pasien yang berkeliaran kesana-kesini.

"Lo berlebihan...liat kondisi Kakak Lo itu! Udah parah banget, dan dia belum sadar sampai sekarang. Lo jadi adek nggak pernah ada rasa sopan santun kah?" suasana semakin memanas, sedangkan Mashiho terdiam dengan kepala yang di tundukkan.

"Belajar tuh makin pinter—lah ini makin Bego!" emosi serta nada yang di naikkan semakin tinggi, Jihoon menarik kerah bajunya Mashiho.

Satpam yang berada disana mulai meleraikan keduanya untuk tidak bertindak lebih jauh. Jihoon dengan napas yang tidak beraturan masih tetap menatap Mashiho tajam.

"Mohon lihat situasi ya Dek.." nasihat Satpam menatap keduanya tegas.

"Ikut Gue." cetus Jihoon berjalan lebih dulu memasuki gedung rumah sakit dengan Mashiho yang berjalan di belakangnya.

Pintu terbuka dengan perlahan, menunjukkan pemuda yang sedang terbaring lemah beserta alat-alat rumit yang mungkin Mashiho tidak tahu semuanya.

Jihoon menatap kembali Mashiho dengan satu tangannya bergerak untuk menunjuk ke arah pemuda itu yang belum tersadar sama sekali.

"Lihat? Gara-gara Lo, dia menjadi terbaring lemah seperti itu—sekarang Gue tanya, dia rela bekerja setiap hari dan memberi kalian jajan dengan semampunya, Lo sayang nggak sama Kakak Lo?"

Kata-kata terakhir yang cukup sulit untuk di jawab bagi Mashiho, dia berpikir bahwa dia menyayangi kakanya tetapi malah berbalik jauh dengan sifat buruk nya yang seperti para bajingan yang tidak tahu diri.

"Gu...gue..."

"Sekarang bingung kan? Sadar kah Lo begitu kepada Kakak Lo? Brengsek memang." umpat Jihoon merasa tidak habis pikir lagi dengan pola pikiran Mashiho.

"Udah Hoon, Gue tau dia memang BRENGSEK, tapi jangan berlebihan...justru ntar Yoshi yang marah sama Lo karena adek nya di perlakukan kayak gini." jelas Junkyu memegang bahu Jihoon.

Jihoon menganggukkan kepalanya paham, ada benarnya dengan ucapan Junkyu tadi. Dia paham betul sifat Yoshi yang sangat penyayang.

Dia mengurungkan niat untuk menonjok Mashiho dengan keras, Jihoon serta Junkyu pergi meninggalkan Mashiho sendiri bersama Yoshi yang masih setia memejamkan matanya.

"Ingat kata-kata Gue tadi." bisik Jihoon, kesal.

Ruangan terasa sunyi, dan hanya terdengar dari beberapa alat asing yang bahkan belum Mashiho lihat sama sekali.

Perlahan langkahnya mulai mendekati Yoshi, lalu dia melihat wajah Yoshi yang penuh dengan luka dalam serta darah yang dibaluti kain kasa.

Diam-diam Mashiho tersenyum miring.
"Dengan cara ini—Lo kira Gue akan luluh? Hahaha Tentu tidak, Dengan kecelakaan yang disengaja ini sangat tidak berbanding dengan kesalahan besar Lo kepada Mamah dan Papah."

Sorry For Everything✔️ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang