>>>>>>>>Beberapa hari setelah acara itu selesai, kondisi Asahi semakin tidak bisa di atur lagi. Bahkan untuk sekedar melangkahkan kaki untuk keluar dari kamar pun sangat susah.
Kedua saudaranya tampak khawatir dengan Asahi di dalam kamarnya yang terkunci, sudah beberapa kali dalam sehari Haruto atau Mashiho mengetuk pintu saudaranya.
Tok tok tok
Haruto lagi-lagi menghela napasnya sejenak sebelum kembali mengetuk pintu yang terbuat dari kayu itu.
"Kak Asa...nggak mau keluar dari kamar gitu? Entar penyakitnya kambuh loh karena nggak makan."
Hanya ada keheningan dari dalam situ, Haruto mulai membungkukkan badannya untuk meletakkan nampan berisi makanan yang sudah di masak oleh Mashiho, walau tidak spesial tetapi setidaknya Asahi harus mengisi perutnya terlebih dahulu.
"Gue taruh depan kamar aja ya Kak...kalau lapar ambil aja makanannya." Haruto tersenyum tipis, lalu ia kembali turun untuk menghampiri Mashiho yang sedang menunggunya di ruang tamu.
"Dia mau keluar?" tanya Mashiho, melihat kedatangan Haruto.
Haruto menggelengkan kepalanya sembari menampilkan raut wajah yang pasrah.
Mashiho menghembuskan napasnya kasar, kedua tangannya mulai mengacak-acak rambut. Rasa kegelisahannya semakin menambah saat mendengar Asahi yang sudah hampir tiga hari tidak keluar kamar.
"Berangkat sekolah saja dulu, biar dia sendirian dulu." ujar Mashiho lalu di angguki oleh Haruto. Lalu keduanya pergi menuju sekolahnya masing-masing.
"MASHI!" Jaehyuk berteriak sembari melambaikan tangannya dengan semangat.
"Gimana—Asahi mau keluar dari kamarnya?" tanya Yedam penasaran, ribuan pertanyaan kini muncul begitu saja dalam benak Yedam. Kejadian beberapa hari lalu membuat Asahi menjadi perbincangan para orang-orang.
Karena sebagian orang saat di tempat kejadian, ada yang meng-videokan momen tersebut lalu diunggah pada sosmed sehingga berita itu kini mulai viral dan meluas.
Mendadak punggung Jaehyuk semakin merosot kebawah dengan raut wajah kusutnya, merasa ada yang kurang karena tidak ada kehadiran yang membuat dirinya merasa terhibur, yaitu salah satu teman terdekatnya.
Yedam diam-diam memperhatikan Jaehyuk, sesekali ia tertawa kecil. Yedam yang receh lalu di pertemukan oleh Jaehyuk yang dikit-dikit tidak bisa menjaga kondisi wajahnya membuat Yedam setiap detiknya harus tertawa.
Bahkan Jaehyuk pun ikut bingung mengapa Yedam tertawa begitu saja saat dirinya sedang melamun atau lainnya.
"Lo napa sih?" gerutu Jaehyuk menatap sinis Yedam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry For Everything✔️ (Revisi)
FanfictionTepat pada hari ulang tahunnya, semua terlihat bahagia dengan hari itu ... memang, pada hari kelahiran seharusnya bahagia-tetapi semua itu malah berbalik sangat jauh ... ❛❛Gue benci Lo kak, tepat di hari ulang tahun Lo-Mamah sama Papah meninggal.❜❜ ...