Keenambelas.

134 17 2
                                    

>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







>>>>>>>>





"KAK!"

Kedua pemuda itu saling menoleh ke arah Asahi yang sedang berdiri di depan kelasnya. Lantas keduanya menghampiri Asahi.

"Kenapa, Sa?" Junkyu bertanya.

"Ada...Kak Jihoon?"

Hyunsuk dan Junkyu saling menatap, lalu Hyunsuk mengangkat kedua bahunya.
"Dia nggak masuk."

"Makasih, Kak." setelah itu Asahi pergi dengan perasaan yang semakin gelisah, dia berjalan dengan jari-jari yang selalu bergerak tiada hentinya untuk melampiaskan kecemasannya.

Seluruh koridor sangat ramai dengan berbagai obrolan serta tawaan yang diiringi lagu-lagu yang sangat terkenal di tahun itu.

"Katanya dari Agensi CX Entertainment bakal ngeluarin solo artist loh!"

"Wah...gue nggak sabar."

Mungkin percakapan itu saja yang terdengar jelas di telinga Asahi, dia berpikir.

"CX Entertainment..." gumam Asahi tiba-tiba.

Namun, lamunannya terbuyarkan dengan bell yang berdering, sehingga suara langkah kaki yang bergemuruh untuk memasuki kelas masing-masing mulai terdengar.

"Maaf Pak, saya telat..." Asahi membungkukkan tubuhnya berkali-kali melihat Guru yang sudah datang terlebih dahulu. Kini dirinya menjadi pusat perhatian di kelas.

Guru itu terkekeh dengan kacamata yang sedikit di naikkan, dia menepuk-nepuk bahu Asahi perlahan.

"Tidak apa, bahkan Bapak juga baru sampai."

"Terimakasih Pak Juna." Asahi berjalan dengan rasa bersyukur serta hati yang melega seketika, mood nya kembali bertambah walaupun rasa kekhawatiran yang masih ada.

"Sa, habis dari mana?" bisik Yedam ditengah-tengah pelajaran, Asahi melirik Yedam.

"Kelas Kak Yoshi."

Yedam hanya mengangguk, dia tidak akan banyak bertanya sebelum Pak Juna sudah pergi dari kelas nanti.

Sepanjang Pak Juna menjelaskan, pikiran Asahi semakin bercampur aduk—bahkan untuk memikirkan dia akan memakan apa saat istirahat nanti pun tidak akan terpikirkan olehnya.

Sebagian murid-murid banyak yang tertidur, karena penjelasan Pak Juna yang sangat perlahan serta sedikit membosankan untuk di dengar.

Asahi bahkan sedikit terkekeh melihat Yedam yang sudah tertidur dengan posisi tangan masih memegang bolpoin dengan erat.

Kelas seakan sunyi, dan hanya terdengar suara penjelasan Pak Juna dengan langkah yang terus mondar-mandir.

Hingga bell berdering tiba.

Sorry For Everything✔️ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang