Duapuluhlima.

161 18 0
                                    

>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







>>>>>>>>





Awalnya kondisi tubuh Asahi sempat menurun dan harus mendapatkan penanganan yang lebih serius, tetapi itu malah berbalik. Semakin hari bertambah kondisi Asahi kini mulai membaik.

Walaupun Asahi tidak suka berada di dalam rumah sakit, Haruto serta Mashiho selalu menemaninya setiap saat, bahkan untuk mengurangi rasa bosannya Jaehyuk dan Yedam sering menghampirinya.

"Gue pengen pulang." sahut Asahi menoleh ke arah Mashiho yang tengah duduk di samping ranjangnya.

Mashiho hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
"Entar Gue tanyain ke Dokter dulu ya...tapi untuk kali ini makan dulu yang banyak."

Asahi mengangguk paham, lalu ia kembali menatap jendela luar yang menampakkan seisi kota yang luas dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi.

Hanya ada keheningan di antara mereka berdua, sampai Mashiho kembali membuka suara.

"Bagaimana...kalau habis pulang...kita ke taman kota sama Ruto juga?" tanya Mashiho dengan senyuman semangatnya, menurutnya saran ini sangat bagus.

"Boleh boleh, udah lama nggak pernah kesana..."

Mashiho tersenyum menatap Asahi, di sisi lain ia merasa gelisah dan tidak bisa berpikir tenang. Entah mengapa suasana hatinya kali ini sedang tidak bisa di ajak kerja sama.

Satu tangan Asahi bergerak untuk menggenggam tangan Mashiho lembut, ia tersenyum tipis. Seolah-olah saudaranya tahu bahwa Mashiho sedang berada dalam pikiran yang kemana-mana.

"Tidak perlu khawatir..." ujar Asahi singkat, Mashiho sangat terkejut, apakah saudaranya ini bisa membaca pikirannya?

"Lo tahu dari mana?"

Asahi tertawa kecil.
"Lo kali ini tidak bisa menyembunyikan rasa gelisah Lo, sangat keliatan dari mata, karena mata tidak akan bisa berbohong. Ia akan menunjukkan yang sebenarnya."

Mashiho menghela napas panjang.

"Tidak...Gue cuman cemas kalau Lo nggak bisa sembuh.."

Asahi hanya terdiam tidak menjawab. Ia tetap tersenyum menatap Mashiho tanpa mengucapkan apapun, tatapan itu seperti ada artinya...tetapi Mashiho tidak tahu apa arti dari tatapan itu.

"Pasti bisa sembuh kok, Gue bisa sembuh...tunggu saja nanti, Gue nggak akan ngerasain sakit lagi kayak kemarin! Tenang saja Mashi..."

Bukannya terasa senang, justru sebaliknya, Mashiho berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengeluarkan air matanya. Memang, sebenarnya selama ini Mashiho tidak pernah menunjukkan kesedihannya kepada Asahi, kecuali jika ia sedang lelah sekali. Dan itupun tidak akan sekalipun mengeluarkan air mata.

Sorry For Everything✔️ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang