Keempatbelas.

150 20 6
                                    

>>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







>>>>>>>>





Pagi itu, matahari bersinar cerah. Angin berkesiur menarikan dedaunan sebagaimana mestinya. Suasana pagi tetap dingin seperti seharusnya. Seperti biasa, irama pagi dan detak jantung kehidupan bermula, seperti itulah adanya.

Sekolah tampak sepi di pagi hari, dengan suara burung-burung berkicau di atas pohon membuat suasana pagi semakin mendukung.

Asahi berada di taman belakang Sekolah dengan buku tebal yang terus dia bawa kemana-mana.

Pemuda itu menghembuskan napasnya perlahan sembari melirik kanan-kiri. Kali ini Asahi sedang bosan untuk membaca buku pelajarannya.

"Yosh, Gue kasih alamat kantornya Pak Dio ya."

Suara tersebut samar-samar terdengar dalam pendengaran Asahi, bahkan Asahi sedikit mengenal suara itu.

Rasa penasaran menyerang pikirannya, dia perlahan menghampiri dan mengintip percakapannya.

"Kak Yosh, Kak Jihoon.." gumam Asahi berada di balik pohon yang cukup besar sehingga mampu menutup seluruh tubuhnya.

"Gue yakin pasti Lo bisa Yosh, Pak Dio pasti bakal nerima Lo."

"Thanks untuk semuanya Hoon,"

Setelah percakapan itu usai, keduanya langsung bubar satu sama lain—lalu Asahi keluar dari tempat persembunyiannya dengan raut wajah yang bertanya, apa yang dimaksud oleh omongan mereka? pikir Asahi.

"Ternyata Lo disini, Sa." Mashiho menepuk kedua bahu Asahi yang sedang berdiam kaku dengan menatap kosong.

"Hem.." deham Asahi sambil menganggukkan kepalanya.

"Yedam sama Jaehyuk nyariin Lo dari tadi tuh."

"Ya, kita kesana," Asahi dan Mashiho kembali masuk ke dalam gedung sekolahnya.

Asahi diam sembari berpikir kembali dengan percakapan kakaknya bersama Jihoon tadi, rasa penasarannya cukup besar sehingga mempunyai niat untuk mencari tahu lebih dalam lagi.

Bahkan Asahi tidak pernah dengar nama Pak Dio yang di sebut oleh Jihoon.

"Guru di sekolah nggak ada yang namanya Pak Dio..." gumam Asahi—sontak Mashiho melirik saudaranya yang tiba-tiba bergumam sendiri.

"Pak Dio? Siapa Sa?" tanya Mashiho ikut penasaran.

Asahi melirik saudaranya lalu menggelengkan kepala.
"Nggak."

Mashiho menganggukkan kepalanya paham, mungkin saja Saudaranya ini kembali lagi dengan pikiran pelajaran yang Asahi baca tadi.





>>>





Sorry For Everything✔️ (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang