"Falea!" Oliv berteriak di lorong.
Falea menghentikan langkah dan berbalik untuk menunggu langkah Oliv yang tertinggal cukup jauh di belakang. Gadis berambut sebahu itu berlari dengan tas kuningnya di pundak. Senyumnya merekah, menunjukkan lesung pipi cantik di kedua pipinya. Oliv tampak lebih ceria semenjak kejadian di atap tempo hari, mereka kini juga banyak mengobrol di kelas serta pergi ke kantin bersama.
"Pagi!" sapa Oliv.
"Pagi."
Fokus mereka terpecah saat seseorang datang dengan sepeda motornya. Kedatangannya tentu saja menjadi tontonan masa, pasalnya jarang murid SMA Permata Buana ini datang menggunakan sepeda motor, sebagian besar murid di sini datang menggunakan mobil pribadi.
Laki-laki dengan hoodie berwarna hitam itu turun dari motor setelah parkir. Ia melepaskan helm lalu menyisir rambutnya ke belakang beberapa kali.
Falea mendesis. "Tebar pesona ceritanya si Arash?"
Oliv terkekeh kecil. "Kelakuannya memang begitu. Jadi pusat perhatian gini pun dia gak peduli. Asal dia nyaman, ya dia lakuin." kata Oliv.
"Dia gak punya temen?"
Oliv mengangguk. "Dulu sih ada satu orang yang deket sama dia, tapi sekarang orangnya udah gak ada di sini. Semua orang di sini anggap dia saingan. Lawan. Lagian dia juga gak suka bersosialisasi sama orang lain, enggak ramah." Falea mengangguk setuju. "Eh, lo gimana sebangku sama dia? Dia pasti gak peduliin lo, ya?"
Falea hendak mengangguk untuk jawaban ini, namun ia teringat saat di UKS tempo hari. Tentang Arash yang membantunya mengambilkan selimut, tentang Arash yang mungkin saja menutup jendela dan menyalakan AC.
"Eum... enggak seburuk itu."
Oliv melotot tidak percaya. "Beneran?"
Falea mengangguk. "Tapi emang dia nyebelin banget. Kalau ngomong sama dia bawaannya pengen marah-marah terus."
Oliv tertawa kecil. Mereka kembali melanjutkan langkah menuju kelas mereka seraya mengobrol tentang apapun yang berada di kepala.
"Tugas kelompok biologi lo udah selesai? Lo sama Arash, kan?"
Falec menghela napas panjang, lalu menggeleng. "Gue belum ngomong apapun sama dia. Lagian kenapa sih gue harus sekelompok sama Arash?"
"Kan, lo teman sebangku dia."
"Ck, kelompok apaan yang cuman berdua!" kesal Falea.
Begitu sampai di kelas, Falea lantas duduk di tempat duduknya. Pelajaran pertama hari ini adalah olahraga. Karena itu sebelum bel berbunyi Falea dan Oliv segera berganti pakaian mereka menjadi pakaian olahraga.
"Kita ke kamar mandi lain aja yuk," ajak Oliv begitu mereka sampai di ambang pintu toilet perempuan. Alis Falea bertaut bingung, namun ia menyadari saat mendengar suara yang berasal dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Now, It's Your Turn! [ON GOING]
Teen Fiction(Ghost series #5) Mendaftar ke sekolah baru sepertinya bukan pilihan yang tepat. Masa SMA-nya yang hanya tinggal sisa setahun menjadi berantakan akibat kegilaan di luar nalar sekolah elite itu. Namun, apalah daya Falea Binara, seorang anak tunggal y...