12 | Cuma Ada Kita Berdua

1.5K 240 32
                                    

"Pulangnya mau saya jemput, Non?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulangnya mau saya jemput, Non?"

Tangan yang sudah berada di pegangan pintu mobil, terhenti sejenak saat supir utusan Mamanya itu bertanya. Mobil berhenti di parkiran cafe Twenty five-di mana Arash meminta Falea untuk bertemu.

"Enggak usah, Pak. Saya pulang bareng temen aja nanti."

"Baik, Non."

Falea melanjutkan langkah menuju cafe. Terlihat dari luar cafe Arash sudah menunggunya di dalam sambil memainkan ponsel, Arash tidak melihat kedatangan Falea.

"Arash." panggil gadis berjaket baby blue dengan dalaman kaus putih, rambutnya dikuncir kuda yang ditutupi topi. Falea duduk sambil menyampirkan goodie bag-nya di kursi. "Ini kita berburunya ke mana? Udah jam setengah sembilan gini..."

"Lo datang bareng supir nyokap lo?" Arash mengajukan pertanyaan lain, mengabaikan pertanyaan Falea barusan. Falea mengangguk malas. Arash menoleh keluar jendela. "Udah pergi rupanya."

"Siapa? Supir nyokap?"

"Hm."

"Gue kira orang suruhan nyokap lo bakalan terus ngikutin lo."

Falea menghela napas panjang, lalu melipat tangannya di dada. "Bener juga. Kayaknya nyokap gue terlampau percaya sama lo." Arash tertawa mendengarnya. "Gue aja sampe kaget nyokap ngebolehin begini."

Arash ikut melipat tangannya di dada. "Bukannya jawabannya udah jelas?" Alis Arash naik. "Karena gue rangking 1 pararel di sekolah."

Falea tersenyum miring. Benar juga.

Dua puluh menit kemudian, mereka keluar cafe untuk pergi ke lokasi berburu mereka yaitu sekolah. Ternyata Arash datang ke cafe ini menggunakan motor Yahama XSR 155-nya yang terparkir di parkiran belakang khusus pegawai. Arash bilang jika dia sudah dekat dengan pegawai-pegawai di sini karena Arash memang sering datang ke cafe itu, sehingga memarkirkan motor di sana bukan hal yang aneh. Falea mengangguk-angguk saja mendengar penjelasannya, yang Falea bingung sekarang bagaimana cara naik ke atas motor ini.

"Kenapa?" Arash menoleh ke arah Falea sesaat setelah memakai helm. "Enggak pernah naik motor?"

Falea mengangguk. Gadis berjaket baby blue itu hanya termenung menatap jok kosong itu.

Arash menghela napas lelah. Tuan Putri satu ini benar-benar merepotkan. "Tinggal naik aja. Angkat kaki lo terus udah diem, gue yang nyetir tenang aja." ucap Arash.

Falea berdecak kesal. Sangat disayangkan pengalaman naik motor pertama kalinya harus dengan Arash-si manusia menyebalkan itu. Selanjutnya Falea naik setelah banyak memakan waktu di parkiran. Gadis itu tidak berpegangan, tangannya memeluk goodie bag-nya yang ia taruh di antara Arash dan dirinya. Jalanan lengang, oleh karena itu dalam waktu 7 menit mereka sudah sampai di sisi samping pagar sekolah.

Now, It's Your Turn! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang