(Ghost series #5)
Mendaftar ke sekolah baru sepertinya bukan pilihan yang tepat. Masa SMA-nya yang hanya tinggal sisa setahun menjadi berantakan akibat kegilaan di luar nalar sekolah elite itu. Namun, apalah daya Falea Binara, seorang anak tunggal y...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SMA Permata Buana
Di mana tempatnya?
Di mana kira-kira media kutukan itu disembunyikan?
Arash sudah menduga jika sekolah ini dikutuk seseorang. Kekacauan yang terjadi beberapa bulan ini merupakan efek dari kutukan itu sendiri. Seseorang sengaja mengirimnya, membuat sekolah kacau dan tidak terkendali. Arash belum mengetahui, siapa yang melakukan, atau motif apa yang dimiliki orang itu. Semua masih menjadi misteri yang membingungkan.
Sejujurnya Arash membenci sekolah ini, namun mau bagaimana pun sekolah ini merupakan salah satu peninggalan kakeknya. Kakek pernah bercerita dulu, jika beliau membangun sekolah ini dengan susah payah. Semula, sekolah ini dipegang oleh Papanya, namun setelah menikah dengan wanita itu, Papa Arash dengan mudahnya memberikannya tanggung jawab penuh untuk mengatur seluruh yayasan ini. Alhasil, banyak sistem yang berubah, banyak ketidakadilan, biaya sekolah semakin mahal bahkan terkesan tidak masuk akal, dan hal tidak beres lainnya yang merugikan beberapa pihak.
"Lo mau ke mana?" Arash tidak menggubris pertanyaan yang dilontarkan Falea, ia masih terus melangkahkan kaki menelusuri lorong kelas. Falea terus membuntuti Arash yang mulai memelankan langkahnya. "Lo mau ke mana?" tanyanya lagi.
"Sekarang udah enggak," Falea melirik sekitar yang masih sangat ribut. "Lo bakalan panah orang-orang ini lagi pake panah tak kasat mata lo itu?"
Arash mengerutkan dahi. Ia lupa jika Falea bisa melihat hal itu. "Lo serius enggak bisa lihat hantu?" Falea mengangguk. "Lo bukan keturunan keluarga gue, kan?"