Selama seminggu ini, Falea berusaha menyibukan diri dengan melakukan banyak hal yang bermanfaat, namun sialnya, tidak satupun kegiatan yang dapat membantunya melupakan kejadian 'itu'.
Kejadian itu terus melekat di kepalanya, berputar dan terus berputar secara otomatis seperti kaset rusak.
"Ish!" Falea melempar pulpen pink dengan macaron pink di ujung pulpen ke atas buku berisi latihan soal.
Oliv yang sedang sibuk mengaduk minuman yang dibelinya di kantin akhirnya menoleh pada Falea yang tiba-tiba bersuara. "Kenapa lo?"
Saat ini mereka berada di taman terbuka hijau milik SMA Permata Buana yang luasnya sama seperti satu lapangan basket. Taman itu banyak ditanami pohon-pohon serta bunga-bunga yang cantik. Pihak sekolah juga menambahkan kursi dan meja untuk murid-murid yang ingin sekedar nongkrong atau belajar seperti yang dilakukan Falea sekarang ini.
Falea memijat tulang hidung mancungnya pelan, lalu menggeleng. "Enggak apa-apa. Gue cuman suka tiba-tiba keinget hal yang nyebelin aja."
"Hal yang nyebelin?"
Falea berdecak. "Pokoknya itulah! Gue malas ceritain."
Oliv terdiam sejenak sebelum mengangguk mengiakan. Oliv kembali menyeruput jus strawberry favoritnya itu, kemudian menikmati sekitar taman yang tidak banyak orang. Orang-orang di sekolah ini memang sedang sibuk menonton pertandingan final basket dan pertandingan-pertandingan lainnya yang masih berlangsung di sekolah ini. Esok hari akan diadakan penutupan acara perlombaan ini, sekaligus akan ada pembukaan gedung gimnasium baru oleh pemilik yayasan sekolah ini. Esok hari juga akan ada festival besar-besaran yang terbuka untuk umum, jadi keadaan sekolah pasti akan sangat ramai besok.
"Gue lihat-lihat," Oliv membuka percakapan lagi, membuat Falea yang sedang menutup bukunya menatap kepada Oliv. "Lo akhir-akhir ini jarang interaksi sama si Arash. Lagi marahan lo sama dia?"
Falea terdiam mendengar itu. Memang selama hampir 1 minggu ini Falea selalu menghindari Arash. Setiap mereka berpapasan, Falea selalu membuang muka dan bersikap seolah tidak mengenal Arash. Tidak hanya itu, Falea bahkan tidak pernah datang ke kelas akhir-akhir ini karena takut berpapasan dengan Arash di sana.
"Lihat, kan? Lo diam sekarang. Lo beneran lagi marahan?"
Falea tersenyum remeh. "Enggaklah. Apaan banget marahan kayak anak kecil."
"So...?" Oliv meminta penjelasan lebih.
"Ya... enggak ada apa-apa. Seminggu ini 'kan sekolah kita memang lagi free juga jadi wajar dong gue jarang berinteraksi sama Arash?"
"Iya sih... tapi lo kalau ketemu dia suka kelihatan ngehindar!"
"Mana ada. Perasaan lo aja kali." balas Falea lalu memasukan semua buku dan alat tulisnya ke dalam tas. "Gue mau ke toilet, lo mau ikut apa enggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Now, It's Your Turn! [ON GOING]
Teen Fiction(Ghost series #5) Mendaftar ke sekolah baru sepertinya bukan pilihan yang tepat. Masa SMA-nya yang hanya tinggal sisa setahun menjadi berantakan akibat kegilaan di luar nalar sekolah elite itu. Namun, apalah daya Falea Binara, seorang anak tunggal y...