Kedua kaki milik seorang Pangeran dan sosok gadis itu—kini masih terus melangkah bahkan kedua mata itu tampak menyipit saat cahaya putih tiba-tiba muncul didepan sana—dan semakin bersinar terang. Namun, tidak membuat langkah keduanya terhenti—hingga saat cahaya itu seolah mampu menyelimuti keduanya dengan mata kini terpejam erat.
Dan ketika cahaya puith itu menghilang—membuat taejung dan nara perlahan membuka kedua kelopak matanya, berusaha menyesuaikan pandangan mereka—hingga detik selanjutnya mampu membuat keduanya terkejut dengan iris membulat—bahkan jantung keduanya kini tiba-tiba berdegup kencang, ketika melihat rak-rak buku besar menjulang begitu tinggi disana.
Begitu banyak dan luas—dengan cahaya remang berasal dari jendela diatas sana yang hanya mampu memyinari tempat yang bahkan tidak mereka ketahui dimana.
"Dimana gnome itu?—"
Ucap nara ketika menyadari bahwa tadi mereka masih mengikuti sosok gnome itu—melewati tanaman akar, hingga cahaya putih muncul begitu saja dan berakhir membawa mereka ke tempat ini. Dan sekali gerakan nara langsung berbalik dengan tangan kini terulur—meraba dinding dibelakang sana, bahkan sesekali memukul nya.
Sementara taejung yang sedari tadi terdiam—sontak tersentak melihat apa yang gadis itu lakukan. Menahan tangan yang kini pasti memerah karena memukul cukup kuat dinding batu itu—dan sekali hentak mengarahkan gadis itu untuk menghadap dirinya.
Namun, mampu membuat Taejung tersentak dengan iris hazel menatap tidak percaya ketika melihat iris milik gadis didepan nya. Tidak ada iris madu—hanya ada iris hitam mengkilap yang kini juga tengah menatap pada nya. Disisi lain, Nara yang melihat keterdiaman sosok pangeran itu tampak mengerenyit—
"Prince, ada apa?—" tanya nara, mencoba melambaikan telapak tangan nya di hadapan sosok pangeran itu—yang kini tersadar dengan mata berkedip cepat. Kemudian menghela nafas panjang sebelum kembali menatap iris hitam mengkilap milik gadis itu.
"Irismu...berubah—" ucap taejung pelan dan nara yang mendengar perkataan itu sontak terkejut dengan iris membulat. Dadanya bergemuruh—dengan tatapan kini terpaku pada sebuah cermin yang berada tepat di belakang pangeran itu.
Irisnya berubah—tidak ada lagi warna madu seperti saat wanita itu merubah nya. Ini memang warna asli irisnya—tapi, satu hal yang kini membuat jantung nya kembali berdegup kencang—Kim Taejung sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini. Terlebih lagi bagaimana cara pangeran itu kini menatap nya.
"Bisa kau jelaskan tentang hal ini—" ucap taejung masih menatap lekat sosok gadis yang kini tampak berjengit. Bahkan taejung bisa melihat iris hitam yang bersinar sekilas—begitu cepat dan mampu membuat taejung terdiam. Iris seperti itu tidak pernah ada di Teshuoland—tidak pernah menurun pada Bangsawan atau Klan mana pun. Kecuali satu hal—
Namun, mampu membuat keduanya tersentak ketika rak-rak itu tiba-tiba bergetar, bahkan membuat buku-buku itu berjatuhan. Taejung dan nara menatap waspada—mencoba melangkah menjauh, hingga membuat keduanya kembali tersentak saar merasa lengan mereka tiba-tiba menyentuh sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizarding World || Eternal Life
Fantasy[Completed!] Season II live in a fantasy world, an illusion world. It's no longer the past, it's no longer a mess. But will the world called illusion become real? Keajaiban itu memang ada, tapi siapa yang bisa membuat ku percaya?