Langkah kaki itu terdengar menggema disepanjang lorong yang dilaluinya. Tidak peduli ketika para penjaga yang kini tengah berlari untuk mengejarnya dibelakang sana. Bahkan saat kedua tangan milik sosok Bangsawan itu semakin mengepal kuat—tidak membuat nya untuk berhenti. Terlebih setelah mendengar kabar hilang nya Putra Mahkota—dan Sang Raja sama sekali tidak melakukan apapun walau pun telah mengetahui tentang hal ini.
Tiga hari yang lalu—tepat setelah ledakan itu terjadi, pengawal yang biasa bersama sang pangeran mengatakan jika ia menghadap langsung pada Sang Raja—dan memberitahu tidak bisa menemukan Pangeran Mahkota dimana pun. Namun, satu hal yang membuat Park Jimin kini menahan emosi dengan iris abu berkilat tajam—saat setelah tiga hari berlalu sosok Raja itu sama sekali tidak menurunkan perintah intuk mencari Pangeran.
Terkesan tidak peduli, bahkan menurutnya sudah melewati batas—disaat seluruh Bangsawan Royal Family dan dirinya sendiri khawatir dimana Pangeran mahkota—Kim Taejung saat ini. Seburuk itu kah hubungan keduanya?. Jika iya, setidaknya Jimin berharap bahwa sosok Raja itu masih mengingat hubungan darah diantara keduanya. Kim Taejung adalah putra nya, ingin sekali Jimin berteriak tepat di wajah sosok Raja itu.
Hingga saat iris abu miliknya dapat melihat pintu emas dengan ukiran khas itu—semakin membuat Jimin mempercepat langkah nya dan semakin tidak peduli pula pada Jack—pengawal pribadi Sang Raja yang meminta nya untuk berhenti.
BRAK
Dan sekali dorongan, kedua pintu itu terbuka lebar—bahkan menimbulkan suara yang cukup keras. Tidak peduli tentang tata krama atau pun sosok Raja sekali pun yang tengah ia hadapi saat ini. Park Jimin—kini menatap tepat pada seseorang yang tengah berdiri membelakangi nya—menghadap jendela besar disana. Seolah tidak peduli dengan keributan yang telah ia buat atau saat pintu besar itu kembali ditutup—hingga hanya menyisakan mereka berdua didalam sana.
Hening melanda keduanya—saat tidak ada satu pun yang ingin membuka suara. Penerangan dalam ruangan ini pun cukup remang—ketika hanya dua pasang api biru yang menyala didalam sebuah jar tepat di samping jendela dan satu lagi diatas meja milik sosok Raja itu. Hingga saat Jimin ingin melangkah mendekat—membuat langkah terhenti ketika sosok Raja itu tiba-tiba berbalik dengan iris emas kini menatap lekat pada dirinya—dengan sorot yang tidak bisa ia mengerti.
"Ada yang ingin kau bicarakan—Bangsawan Park?."
Ucap suara barithone itu pada akhirnya memecahkan keheningan yang melanda cukup lama di antara keduanya. Namun, Park Jimin yang mendengar perkataan itu—semakin mengepal kuat kedua tangan nya, bahkan tidak peduli jika iris nya kini menatap tajam pada kedua iris emas itu.
"Seharusnya dirimu yang bicara saat ini" ucap Jimin, tidak ada embel-embel penghormatan atau apapun. Karena disini ia ingin bicara sebagai Park Jimin, bukan pemimpin dari Bangsawan Park. Begitu juga dengan Kim Taehyung, bukan Sosok Raja dari Negeri ini.
"Aku tidak mengerti—sebenanrya apa yang ada dipikiran mu, Kim"
Ucap Jimin lagi, masih menatap lekat pada kedua iris emas dihadapan nya. Memerhatikan setiap perubahan pada wajah tegas itu—yang kini hanya memperlihatkan wajah datar tanpa ekspresi apapun. Dan hal itu hampir membuat amarahnya—ingin memukul dan berteriak pada Keturunan Kim itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizarding World || Eternal Life
Fantasi[Completed!] Season II live in a fantasy world, an illusion world. It's no longer the past, it's no longer a mess. But will the world called illusion become real? Keajaiban itu memang ada, tapi siapa yang bisa membuat ku percaya?