Nafas gadis itu tampak bergemuruh dengan kening terlihat berkerut gelisah, bahkan wajah cantiknya kini dibasahi oleh keringat--walau kedua kelopak mata itu masih tertutup rapat dalam tidurnya.
Kedua tangan nya mengepal tanpa sadar, meremat kuat seprai putih pada kasur itu--hingga membuat gadis itu tersentak dalam tidurnya--bersamaan kedua kelopak mata kini terbuka, memperlihatkan iris hitam mengkilap menatap lurus dengan pandangan kosong.
Jantung nya berdegup begitu cepat, sebelum membuat iris hitam nya mengedar menatap seluruh ruangan--bahkan tanpa ia sadari air mata itu menetes membasahi pipi putihnya yang kini tampak sedikit pucat.
Membuatnya tersentak dan langsung menghapus air mata itu, ketika dadanya terasa begitu sakit--seakan ia kehilangan suatu hal yang penting saat ini.
"A-apa--"
Gumam gadis itu hampir terdengar seperti bisikan, iris hitam nya bergerak gelisah seolah ia mencoba mengingat sesuatu. Namun--membuat gadis itu bangkit dari tempat tidur, kemudian mulai mengeledah setiap isi kamar nya. Mencoba mencari sesuatu yang membuat hatinya terasa begitu resah saat ini.
"A-apa--"
Gumam gadis itu lagi, sambil membuka satu persatu laci disana--lalu beralih membuka lemari dan mulai mengeledah isinya, bahkan gadis itu tidak peduli lagi dengan pakaian dan barang nya yang kini tergeletak mengenaskan diatas lantai.
"Apa maksud nya!" pekik gadis itu berdiri diam dengan pikiran resah bahkan air matanya semakin mengalir deras--menatap setiap sudut kamar apartemen miliknya.
Namun, membuat iris hitam nya terpaku pada beberapa buku yang berada diatas tempat tidur--serta laptop miliknya yang sepertinya hidup semalaman, ketika gadis itu mengingat dirinya langsung tertidur setelah membuat coklat hangat--mungkin.
Perlahan gadis itu mencoba menarik nafas--untuk menenangkan dirinya. Kemudian melangkah kan kakinya--dengan tangan terulur untuk membuka tirai putih itu. Hingga serentak sinar matahari menerobos masuk memyinari seisi kamar itu.
Iris hitam nya menatap kosong--pada mobil mobil yang kini berlalu lalang serta gedung-gedung tinggi yang sudah menjadi pemandangan biasa bagi warga kota ini.
Namun, saat menatap pemandangan dihadapan nya saat ini--seolah membuatnya merasa asing, dengan pikiran yang kini membayangkan sebuah hutan rimbun dengan jalan setepak disana--serta sebuah kota kecil disebuah negeri dongeng.
"Ada apa dengan ku--" ucap gadis itu dan lagi-lagi membuatnya tersentak ketika air mata kembali menetes dari sudut matanya. "Kenapa aku menangis--" lirih nya dengan iris hitam menatap lekat pada tangan nya--terutama pada jemari manisnya seakan ia merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya terpasang disana.
HIngga suara dering ponsel membuatnya tersadar dengan kaki melangkah, sebelum tangan nya terulur untuk mengambil ponsel yang berada diatas nakas.
"Syukurlah--kemana saja dirimu?!. Kau menghilang selama dua minggu!. Bahkan aku tidak bisa menghubungimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizarding World || Eternal Life
Fantasia[Completed!] Season II live in a fantasy world, an illusion world. It's no longer the past, it's no longer a mess. But will the world called illusion become real? Keajaiban itu memang ada, tapi siapa yang bisa membuat ku percaya?