Eternal - 4

371 48 8
                                    

Angin masih setia berhembus membawa udara dingin—ketika mentari sepenuh nya tenggelam di ufuk barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin masih setia berhembus membawa udara dingin—ketika mentari sepenuh nya tenggelam di ufuk barat. Membuat sinar senja yang tadinya memghiasi langit, kini digantikan oleh ribuan gugusan bintang dan rembulan yang bersinar begitu terang diatas sana.

Malam sepenuhnya datang—dengan udara dingin yang begitu berani menyapu kulit putih milik seorang gadis —yang tengah duduk disalah satu kursi taman berwarna putih disana.

Iris hitam nya menatap pada setiap lampu-lampu yang berjejer begitu apik disepanjang jalan . Bahkan masih terdapat begitu banyak orang yang berjalan ditrotoar—walau udara semakin terasa dingin ketika malam semakin larut.

Hingga membuat gadis itu tersentak—saat seorang wanita tua datang sambil memberikan sebuah selimut dengan senyum tulus—kemudian meletakkan dua cangkir berisi coklat panas diatas meja kecil disana.

"Terima kasih, bi" ucap jungkook dengan senyum manis, sebelum mendekatkan cangkir itu pada bibirnya. Meniup pelan cairan coklat itu—dan mampu membuat irisnya membulat lucu, saat rasa manis dan hangat mengalir begitu enak ditenggorokkan nya.

Sementara wanita itu tertawa kecil saat melihat raut wajah yang menurutnya lucu. Wanita yang jungkook temui ditaman tadi—dan kini dirinya berakhir di minta untuk menginap. Karena ia terlalu hanyut dalam obrolan saat makan malam—dan juga jarak ke apartemen nya yang memilik jarak cukup jauh dari sini.

"Maaf jadi merepotkan mu, bi" ucap jungkook setelah meletakkan cangkir coklat itu, dan tersenyum kecil ketika wanita itu menggeleng kemudian merapikan selimut yang hampir menutupi tubuh kecilnya. "Justru bibi senang. Karena tidak merasa kesepian malam ini" ucap wanita itu menatap lekat pada iris hitam yang terlihat bersinar karena cahaya rembulan.

"Terima kasih karena tidak menolak permintaan wanita tua ini, nak" ucap wanita itu lagi. Sontak membuat jungkook menggeleng dengan iris membulat lucu. Dan mampu membuat wanita itu terkekeh, sebelum tangan nya teulur untuk mengusap lembut surai hitam yang menguarkan aroma vanilla yang cukup manis.. "Ayo kita masuk, udara semakin terasa dingin" Ajak wanita itu—dengan jungkook yang kini mengangguk dan melangkah kan kaki nya masuk kedalam rumah besar—melalui pintu kaca yang langsung terhubung ke dapur.

Iris hitam nya masih setia mengedar menatap kagum pada setiap ukiran dan pahatan rumah besar ini. Sungguh—bahkan taman belakang yang ia lihat tadi sore pun, terlihat lebih cantik saat malam hari. Sangat cantik, ketika lampu-lampu kecil yang terlihat seperti peri kecil—tengah berbaris memberikan serbuk ajaib nya untuk menghiasi setiap sudut taman itu.

Bahkan didalam rumah itu juga terlihat begitu indah—saat sebuah pohon berukuran sedang, berdiri begitu cantik tepat ditengah-tengah ruangan yang berada diantara tangga disana. entah kenpa pohon seperti itu diletak kan disana. Namun, sekilas terlhat seperti sebuah pohon natal yang biasa akan dipajang saat malam natal dan tahun baru.

Ketika—pohon itu memiiki warna berbeda dengan warna daun pada umum nya. Bahkan pada awal nya, jungkook mengira jika pohon itu hanya sebuah hiasan atau tanaman hias hasil kerajinan tangan. Dengan kaki yang kini melangkah mendekat,kemdian perlahan mengulurkan tangannya untuk menyentuh daun disana—

The Wizarding World || Eternal LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang