kaki nya melangkah cepat melewati sepanjang lorong yang tampak begitu luas dengan cahaya temaram dari beberapa lentera menyala disana. Mengabaikan ribuan kepingan salju yang masih setia turun menyelimuti setiap jengkal tanah diluar sana—bahkan wanita itu tidak memperdulikan udara dingin yang menusuk, ketika membuka pintu besar itu dan sekali hentak langsung menaiki salah satu kuda—namun seketika pergerakan nya terhenti saat seorang pelayan tiba-tiba berdiri tepat di depan sana.
Iris violet nya menatap lekat pada pelayan yang kini tengah menundukan kepalanya. Sempat membuat jungkook mengerenyit—namun saat ia ingin menjalankan kudanya, pelayan itu lagi-lagi menghalangi nya. Jungkook tidak mengerti—namun, irisnya beralih melirik kearah hutan yang berada dibalik gerbang besar disana. Bagaimana pun ia harus segera pergi, memastikan bayangan dan suara itu hanya lah ilusi semata.
Hingga membuat jungkook tersentak dengan iris kembali melirik kearah pelayan yang tiba-tiba memberikan sebuah pakaian hangat pada nya. Jungkook menatap lekat pada pelayan itu yang kini juga tengah menatap nya—sebelum ia membungkuk hormat. Mampu membuat jungkook tersenyum tipis lalu menggunakan mantel itu—kemudian segera memacu kudanya pergi setelah mengumamkan terima kasih.
Meninggalkan pelayan wanita yang kini masih menatap lurus pada gerbang yang terbuka disana, tidak peduli pada udara yang semakin dingin atau pun langit yang semakin gelap. Dan tanpa sosok wanita itu sadari—air mata mengalir begitu saja membasahi wajah nya dengan kedua tangan mengepal kuat serta jantung berdegup kencang.
"Her Majesty—kaukah itu?"
—
suara pacuan kuda terdengar mengema disepanjang hutan yang dilalui nya—berusaha melewati jalan setapak yang kini ditutupi oleh tebal nya tumpukan salju serta angin yang semakin berhembus kencang ditengah gelap nya malam Negeri penuh magis itu. Tidak ada cahaya disekitar hutan atau pun jalanan disana—hanya ada setitik cahaya kecil dari sebuah lentera yang Putri keturunan Linlocy itu bawa sebelum pergi dari istana.
Iris violet nya menatap lurus—memperlihatkan sorot mata gelisah, khawatir, takut. Bahkan tidak memperdulikan udara dingin yang seolah mampu membekukan dirinya. Jantung nya berdegup kencang—dan berulang kali mengucapkan dalam hati bahwa semua akan baik-baik saja—ketika ia menyadari kekuatan seorang pixies itu perlahan memudar dengan tanda yang ikut menghilang di balik telinga nya.
Dan air mata itu tanpa ia sadari mengalir membasahi wajah nya yang kini tampak sedikit pucat. Semakin mempercepat lajuan kudanya—hingga saat melewati pepohonan dan memasuki perkotaan yang tampak begitu sepi. Membuat jungkook hanya ingin segera pergi ke sebuah rumah yang berasal dekat dengan sebuah danau kecil disana.
Cukup jauh dari pusat kota—namun sekali hentak jungkook langsung menarik tali pacu dengan kuda yang kini sontak terhenti. Tubuhnya seolah membeku dengan nafas tertahan—bahkan kedua tangan nya kini mengepal kuat. Saat iris violet nya melihat dengan sendiri sebuah rumah yang harusnya menyimpan kehangatan tanpa harus memperdulikan salju di luar sana. Kini hancur tak tersisa—dengan beberapa bagian yang telah hancur tertutupi oleh salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wizarding World || Eternal Life
Fantasía[Completed!] Season II live in a fantasy world, an illusion world. It's no longer the past, it's no longer a mess. But will the world called illusion become real? Keajaiban itu memang ada, tapi siapa yang bisa membuat ku percaya?