3. Awal;

374 53 17
                                    

Di salah satu kota disebuah negara maju

Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang selalu ceria dan tertawa terlihat sangat bahagia ketika dia tau dia akan mempunyai teman baru.

sudah sejak lama menantikan seseorang yang bahkan belum ada di dunia ini, seakan tau itu adalah hidupnya.

"Tante! Tante! siapa nama dia?"

"Bumi Anshula Calief bagus kan?"

"Bagus tante! aku boleh cium ga?"

Tante Wini hanya tersenyum dan mengangguk melihat keponakan nya yang terlihat sekali antusias atas kehadiran teman baru nya.

"Sampai besar nanti, aku bolehkan terus bareng-bareng sama dek Bumi? dia lucu, aku mau jagain dia selama-lamanya" ucap Aksa, anak laki-laki berusia 4 tahun itu berucap sambil merentangkan tangannya.

"iyaa sayang, kamu boleh"

-

"Bumi kok cantik?"

"Bumi, awas jatoh!"

"Jangan mam permen mulu"

"Bumi ada pelangi!"

"Bumi, kamu cantik. Kakak suka"

..

...

....

.....

Sudah berapa lama sejak kehadiran Bumi di dunia ini?

Aksa benar-benar menepati perkataannya beberapa waktu silam tentang 'bersama' dengan Bumi dan juga menjaga anak itu

mereka melakukan hal bersama-sama setiap waktu. Tumbuh bersama, melakukan hal ini dan itu bersama-sama.

dan kalian harus tau, di sepi nya kehidupan Aksa kecil, Bumi lah yang selalu menemani dirinya.

Ingat saat Aksa kecil sangat menantikan kelahiran Bumi? bahkan membuat janji untuk terus menjaga dan selalu bersama-sama selamanya.

itu karena Aksa sangat bersyukur dengan adanya Bumi.

bagaikan matahari, Bumi adalah cahaya yang selalu menerangi setiap harinya Aksa.

sampai di suatu ketika, hal yang tidak pernah terlintas akan terjadi membuat Aksa sedikit terluka.

Seperti yang dikatakan orang-orang. Didalam pertemuan pasti akan ada perpisahan. Kita tidak bisa memprediksi kapan, kenapa dan apa yang terjadi selanjutnya tentang 'Perpisahan' itu sendiri. kita sebagai manusia hanya mengikuti takdir yang ada.

Awal nya masih terlihat ada setetes harapan, tapi kenapa harapan itu hilang begitu saja?

bagaikan air yang menguap menjadi udara, kisah mereka sudah berakhir dan hanya menjadi sebuah kenangan.

"Bumi, kakak harap kita kayak burung merpati ini ya. kak Aksa mau, kita selalu bersama sampai ajal yang memisahkan kita"

Berpisah selama bertahun-tahun lamanya tak membuat Aksa melupakan Bumi. Semangat Aksa mencari Bumi bagikan listrik yang merambat keseluruh tubuhnya. Aksa, pemuda itu tak gentar mencari kebahagiaannya yang hilang selama 4 tahun itu.

kenangan masa kecil mereka memang nano nano, dan sekarang Aksa bertekad membuat kebahagiaan seutuhnya bersama dengan orang pilihannya.

"Bumi, tunggu kakak"

-

"Sedikit lebay, tapi dia cahaya hidup gua, Vin"

"Kalo ga ada dia, masa kecil gua udah pasti gelap"

"lo tau? dia bagai pelangi yang nerangin hidup gua setelah diterpa badai dan hujan yang lebat, yang juga diselimuti udara dingin. dia nyelamatin gua dan datang bawa berbagai warna kebahagiaan."

"dan lebih sakitnya lagi pas gua ga bisa liat dia buat bertahun-tahun lamanya"

"gua pengen bawa dia kedalam pelukan gua, membuat kisah kita sampai berbab-bab dengan isi penuh kebahagiaan"

"Perjuangin, lo berhak dapet kebahagiaan lo, Sa"

"Pasti."

TBC

Hay segini dulu yaa

Jangan lupa vote dan komen 🤩

Bay sampai jumpa di chapter berikutnya 💙

My cousin, My boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang