"Iya bumi ada apa" jawab Aksa
"Kak, Makasih" Sambil tersenyum kecil, Bumi mengucapkan kata itu dan langsung memunggungi Aksa yang ada diambang pintu dan menutup wajahnya menggunakan guling.
"Haha, iyaa" kekehan kecil Aksa keluarkan. Gemas melihat tingkah kesayangannya.
Aksa keluar dari kamar Bumi, dan langsung merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih canggih.
-
"Masih sama?" Kini mereka ada di sebuah jalanan sepi. Tempat biasa mereka bertemu saat ingin menghilangkan beban dipikiran mereka.
"Berisik"
"Dia ada disini kan? Terus kenapa lagi? Seharusnya lu seneng dong lu udah ketemu sama dia"
"Gua seneng, Vin. Seneng banget. Tapi ga menutup rasa kecewa gua yang di diemin begitu aja"
"Dia butuh waktu buat nyerna semuanya, bego"
"Dia juga ga akan ngambil keputusan secepat itu kan?" lanjut Gavin
"Huft, gua harus apa?"
"Inti nya ya-"
"apa?" Aksa bingung dengan omongan Gavin yang terhenti.
mata kedua nya bertemu dengan senyum bulan sabit yang Gavin tunjukan.
"Ya kalo lo diterima lo harus nraktir gua lah anjir"
"Gila aja lo lupain gua, Sa" Ucap si jangkung sambil memukul lengan Aksa.
"Mulai aja lah anjing" kesal Aksa.
"berapa km?"
"5 cukup, mungkin"
"inget bensin sipit!"
"nanti gua ganti"
"hehe, sip"
Kini Aksa dan Gavin sedang menyiapkan motor mereka masing-masing. dan mulai menancapkan gas dengan kekuatan penuh.
Ya, ini yang Aksa lakukan ketika pikiran nya sedang kalang kabut.
Night Ride adalah solusi yang ampuh dari pada melepas amarahnya pada orang sekitar. terkecuali Gavin.
Di jalanan sepi itu Aksa dan Gavin terlihat saling kebut-kebutan tanpa memikirkan resiko bila terjadi sesuatu.
Yang Aksa pikiran saat ini adalah meredakan amarahnya dan berpikir jika di hari esok kesempatan masih ada.
"tenangin diri lo Aksa! Bumi tau lo cinta dia aja udah cukup"
"Ga harus milikin dia kan?"
didalam hatinya Aksa terus mengoceh. Mengingat pada dirinya sendiri tentang hal ini dan itu.
"Aksa! Tenangin diri lo!!" ucap Gavin sekeras mungkin mengikuti Aksa dari belakang.
Pemuda itu memang biasa kebut-kebutan, tapi hari ini berbeda. Gavin ikut merasakan ada perbedaan dalam diri Aksa.
"AKSA ANJ! KALO LO MASIH MAU KETEMU TU COWO KURANGIN KECEPATAN LU SEKARANG!"
"KALO LO SAYANG SAMA DIA, BUAT DIA JUGA SAYANG SAMA LO!"
"SA!! GA GINI CARANYA ANJ!!" habis kesabaran Gavin memperingati Aksa.
bukan nya mengurangi kecepatan, Aksa malah semakin menggila. Gavin tertinggal jauh dibelakang sana.
"AGHH"
Pemuda berwajah tegas itu mulai memelankan laju kecepatannya dan berhenti dipinggir jalanan yang sepi.
"Lo kenapa si?"
"Gua tau hati lu lagi ga tenang. Tapi pikirin pake kepala dingin lah, Sa. Seenggaknya kalo lu ga mikirin keselamatan diri lo sendiri tadi, pikirin keluarga lo dirumah. Cara lo tadi salah"
"Sekarang, atur nafas lo. Tenangin pikiran lo"
"Liat langit yang membentang luas. Walau ga ada satu bintang pun yang nemenin bulan, tapi bulan itu bisa bersinar sendirian diantara kegelapan"
"Kalo misalnya Jawaban Bumi ga sesuai ekspektasi lo, Lo harus bisa bangkit dan nyiptain kebahagiaan lo sendiri"
"Pulang. Lo butuh istirahat" Setelah perkataannya yang panjang lebar, Gavin mengajak Aksa menyudahi ride night malam ini. Dengan melihat kondisi Aksa yang buruk, dia takut kalau sesuatu yang tidak pernah terlintas dipikirannya terjadi.
"Gua anter, ayo"
"Gua bisa pulang sendiri" tolak Aksa
"Gua cuma mau mastiin lo selamat. Ngeliat situasi sekarang, Aksa si cowo cool udah jadi lemah gara-gara cowo manis yang udah dia tunggu lama belum bales cintanya"
"Ga usah banyak bacot"
"ck ck ck" Gavin tak heran lagi. Sifat keras kepala Aksa memang sudah mendarah daging.
-
Esoknya, Aksa mengajak Bumi ke pantai, mencari udara segar dan suasana baru untuk mereka berdua.
"mau naik kapal?"
TBC
Makasih yang udah mau baca dan votmen 💙
Tunggu chapter berikutnya yaa pasti lebih seru, bay 👋🏻
Silent readers belajar vote yuk 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
My cousin, My boyfriend
Teen Fiction{Follow dulu sebelum baca} Jeno as Aksa Mahendra Bimantara Jaemin as Bumi Anshula Calief "Aku ga mau kehilangan kak Aksa, sekarang aku udah jatuh cinta sama kakak. Jangan tinggalin aku ya?" "Akhirnya, ini yang kakak mau denger dari kamu, Bumi. Kakak...