"Rindu sesederhana hujan. Tidak dapat dicegah, nikmati saja guyuran-nya"
~~~
"kak, masa ngga ada si?"
"Tan, pasti ada kan?"
"Om, ayolah. Aku pengen tau keadaan Bumi sekarang"
Huh, Aksa lelah. sedari tadi ia terus meminta nomer Bumi pada keluarganya, tapi tak ada satupun yang memberikan nomer anak itu.
Tahun ini, tahun ke 4 dia tak mendengar kabar Bumi, akhirnya keluarga Bumi pulang ke kediaman keluarga besar. maka dari itu, sedari tadi Aksa sudah menyapa kerabat-kerabatnya di rumah sang kakek, berharap bertemu seseorang yang selama ini ia rindukan.
dan lagi-lagi, harapan Aksa hancur.
Bumi tak ikut pulang bersama keluarganya.
Sejak tau Bumi tak pulang, ia terus meminta nomor telepon Bumi pada keluarganya itu. Kakak sepupu, ibu Bumi, ayah Bumi, tak ada yang memberi nomer tersebut.
Ayah Bumi justru berkata
"Kamu kalo pengen ketemu Bumi, usaha sendiri dong"
tercengang.
Aksa lelah memohon-mohon.
"Ya Tuhan!!!"
Pemuda itu berlari keluar rumah sang nenek menuju rumahnya, masuk ke kamar dan menangis pasrah
"Apa ngelepas kangen emang susah ini?? gua cuma kangen!! gua cuma mau tau Keadaan Bumi, GUA CUMA MAU KETEMU BUMI!!"
*siapa yang pernah nangis karna kangen? author!! 👆🏻
"Tahun ini gua kira bakal jadi tahun terbahagia karna bisa ketemu sama Bumi! tenyata ngga! Bahkan untuk sekedar komunikasi aja sesusah ini?" Keadaan rumah yang sepi membuat Aksa dengan suka hati berteriak. Dan dengan keadaan mata sembab dan pipi basah, dia terus mengucapkan kata rindu. sungguh malang.
"Gua ga bakal nyerah gitu aja! gua bakal terus cari dia, ini tahun ke 4. Jangan sampe ada kegagalan tahun ke 5. cukup sampe 4!! tahun ini juga gua bakal jadiin Bumi milik gua!"
Janji.
Setiap kata yang dikeluarkan Aksa saat ini seperti janji.
Keadaan Aksa saat ini begitu pilu, rasa rindu terus menyelimuti dirinya beberapa tahun terakhir.
Ya, dia sadar apa yang dia lakukan. Terkadang dia berpikir, kenapa perasaan rindu ini terus ada? kenapa dia terus memikirkan Bumi? Kenapa dia kecewa saat Bumi lagi-lagi tak Pulang mengunjunginya?
Aksa yang sekarang sudah dewasa dan sudah bisa mencerna apa yang dia rasakan selama ini.
Bukan hanya kali ini saja, Aksa sudah menangis berkali-kali hanya karna rindu nya pada Bumi.
Dan saat ini. Setelah mendengar perkataan Ayah Bumi untuk berusaha sendiri, semangat Pemuda itu mulai kembali membara.
"Bumi, Tunggu kakak"
1 bulan...
2 bulan...
Seperti kata sang paman, dia akan berusaha sendiri!
Sudah 2 bulan semenjak Paman nya itu memberikan 'Semangat' padanya.
2 bulan itu juga ia terus mencari akun media sosial nya Bumi.
Sudah mendekati akhir tahun. ingat janji dia untuk melunaskan nya tahun ini juga? tapi sampai waktunya sisa sebulan lagi pun ia masih belum bisa.
dengan nama yang aneh terus ia ketik, katanya si siapa tau ada.
seperti 'BumsAnsCalf' 'bmxyclfx' 'clfansyu' 'bumbumcal' 'boomielie' 'bumi_gans' 'nasa.indo' 'ini_bbumi' dan masih banyak lagi.
"coba nama asli aja kali ya? siapa tau Bumi sekarang bukan jamet kayak anak lain, tapi anak aestetic"
"bumianshulief?"
Dengan percaya diri, Aksa memencet akun tersebut. dan betapa kagetnya dia..
"BENERAN? INIKAN?"
"TERNYATA BENER! BUMI BUKAN JAMET!"
"YASHHHHHHH AKHIRNYAAAAAAA!!!"
Aksa terguling-guling dikasur nya. Senyuman tercetak pada bibir tersebut. Tak pernah dia sebahagia ini sebelumnya.
"Oke oke, tenang Aksa! Tenang!" Pemuda itu menarik nafas panjang, tapi senyumnya tak bisa ia tahan!
bagaimana ini?
"Oke, duh jantung gua kenapa?" Tersadar jantungnya berdetak lebih cepat, Aksa menaruh tangannya dan merasakan getaran di dadanya.
"Pengaruh Bumi emang ga main-main"
Pemuda tersebut terus memandangi akun Instagram yang baru saja ia temui itu. berpikir sejenak.
"Gimana kalo dia ga kenal gua?"
"Gimana kalo dia lupa sama gua?"
"Gimana kalo selama ini cuma gua yang kangen, dia ngga??"
"Gimana kalo dia nolak kedatangan gua?"
"Gimana kalo cinta gua bertepuk sebelah tangan?"
"Gimana kalo semua itu bener?"
"Gimana dong? Gua takut"
"Jantung! jangan cuma bisa bikin deg-deg an doang. mikir dong!"
"duh duh"
Aksa berjalan bolak-balik layaknya setrikaan. Dia bingung, terlalu banyak berpikir negatif, padahal belum melakukan apapun.
"Follow ga? follow ga?"
"Gua ga berani, gimana dong?"
*Aksa mending lo gausa nyari Bumi, giliran ketemu ig nya malah ga berani gini
*Canda Aksa
Sudah 3 minggu setelah pencariannya berhasil. Tapi Aksa masih tak berani juga untuk men dm Bumi.
akun yang sedari lama dicari, ketika sudah ketemu hanya di lihat dan sesekali di kepoin saja.
Aksa belum berani melangkah ke garis finis. Dia terlalu takut hal-hal yang tidak ia ingin kan terjadi.
"Apa gua cerita aja ke Bubu?"
"Tapi kalo Bubu mikirnya gua aneh gimana?"
"Siapa peduli, coba aja dulu"
Aksa keluar menuju ruang tamu tempat sang ibu berada.
"Bubu~"
"Kenapa, Bang?"
"Emmm, Akhirnya Aksa nemu ig nya Bumi. Tapi Aksa ga berani hubungin dia bu. Aksa takut dia ga kenal sama Aksa" curhat Aksa
"Kenapa gitu? Pasti dia kenal dong. Kamu udah lama kan ga komunikasi sama dia? Hubungin aja, gapapa kok. Bilang sama Bumi, Aksa kangen" Balas sang ibu dengan lembut.
"Hubungin Bu? tapi Aksa ga berani"
"Rasa kangen kamu sama rasa ga berani kamu itu, gedean mana?"
"kangen"
"Yaudah, untuk ngebuka pintu perlu kunci kan? kunci nya sekarang udah ketemu, tinggal buka dan kamu akan terbebas"
Terlihat Aksa sedang mencerna kata demi kata yang ibu nya keluarkan.
"Iya bu, Aksa bakal ngumpulin keberanian dulu buat hubungin Bumi"
*Akan kah Aksa berani men dm sang pujaan hatinya ?
..
...
....
.....
TBC
Semoga kalian suka 💙
Jangan lupa vote dan komen
Sampai jumpa di chapter berikutnya 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
My cousin, My boyfriend
Teen Fiction{Follow dulu sebelum baca} Jeno as Aksa Mahendra Bimantara Jaemin as Bumi Anshula Calief "Aku ga mau kehilangan kak Aksa, sekarang aku udah jatuh cinta sama kakak. Jangan tinggalin aku ya?" "Akhirnya, ini yang kakak mau denger dari kamu, Bumi. Kakak...