Beberapa hari sebelum hari pertama sekolah Bumi, rumah Aksa dipenuhi dengan suasana kegembiraan dan antisipasi. Setiap harinya, Aksa semakin menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang tulus, menjadikan dirinya seperti bayangan yang selalu ada di samping Bumi.
Di suatu pagi, mereka berdua memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman kota. Aksa menggandeng tangan Bumi dengan penuh kebanggaan, tak peduli pandangan orang sekitar.
"Bumi, lihat deh, bunga-bunga di sini mulai bermekaran. Sama seperti semangatmu yang mulai berkembang," kata Aksa dengan senyum hangat.
Bumi tersipu, menatap bunga-bunga di sekitar mereka. "Iya, Kak. Terima kasih telah memilihku."
Hari-hari mereka dipenuhi dengan kegiatan sederhana namun penuh makna. Mereka pergi ke perpustakaan bersama, di mana Bumi mulai mencari bahan bacaan untuk sekolah barunya. Di sana, Aksa selalu setia mendampingi, membantu Bumi mencari buku-buku yang dibutuhkannya.
"Kak Aksa, aku merasa beruntung punya kamu. Kamu selalu tahu apa yang aku butuhkan," kata Bumi sambil membawa setumpuk buku.
"Aku hanya ingin kamu bahagia dan sukses, Bumi," jawab Aksa dengan tulus.
Malam-malam mereka juga diisi dengan kebersamaan yang hangat. Mereka duduk di teras rumah, memandang bintang-bintang dan berbicara tentang mimpi dan harapan mereka.
"Kak, suatu hari nanti, aku ingin kita bisa melakukan perjalanan ke tempat-tempat indah di seluruh dunia," kata Bumi dengan mata berbinar.
"Aku juga, Bumi. Kita akan melakukan semua itu bersama," jawab Aksa sambil menggenggam tangan Bumi erat.
Tidak ada hal-hal mesum yang terjadi di antara mereka. Hanya ada kasih sayang yang murni dan kehangatan yang mereka ciptakan bersama.
Akhirnya, hari Senin yang dinantikan pun tiba. Pagi-pagi sekali, Bumi sudah bangun dan bersiap-siap. Ia merasa gugup namun juga bersemangat untuk hari pertamanya di SMA Negeri 1.
"Bumi, sarapan dulu sebelum berangkat," kata Ny. Sinta sambil menyiapkan meja makan.
"Terima kasih, Tante," jawab Bumi dengan senyum.
Mereka duduk bersama di meja makan, menikmati sarapan yang disiapkan oleh Ny. Sinta. Tuan Mahendra membaca koran sambil sesekali melihat ke arah Bumi dengan penuh kebanggaan.
"Semoga hari pertamamu berjalan lancar, Bumi," kata Tuan Mahendra.
"Terima kasih. Saya akan berusaha yang terbaik," jawab Bumi.
Setelah sarapan, Aksa bersiap-siap mengantar Bumi ke sekolah. Mereka naik motor gede kesayangan Aksa, dan sepanjang perjalanan, Aksa terus memberikan semangat kepada Bumi.
"Kamu pasti bisa, Bumi. Jangan ragu untuk menunjukkan kemampuanmu," kata Aksa sambil mengendarai motor.
Bumi merasakan keberanian yang mengalir dari kata-kata Aksa. "Terima kasih, Kak. Aku akan berusaha."
Sesampainya di sekolah, Bumi turun dari motor dengan penuh antusias. Aksa menatapnya dengan bangga.
"Sukses ya, Bumi. Nanti sore aku jemput," kata Aksa sebelum berangkat ke kampus.
Bumi mengangguk. "Terima kasih, Kak. Sampai nanti sore."
Terus sekarang aksa gimana? Apa kegiatannya? Aksa kan sudah lulus SMA? Ya sekarang aksa setelah mengantar Bumi sekolah, ia pulang kerumah untuk bersantai sebelum masuk kuliah nantinya.
Hari pertama di sekolah berjalan dengan lancar bagi Bumi. Ia bertemu dengan teman-teman baru dan merasa diterima dengan baik. Di setiap momen, ia selalu merasa dukungan dari Aksa yang membuatnya semakin yakin dan percaya diri.
Sore harinya, Aksa datang menjemput Bumi di sekolah. Bumi merasa senang melihat Aksa sudah menunggu di gerbang sekolah.
"Bagaimana hari pertamamu?" tanya Aksa sambil tersenyum.
"Banyak hal baru yang aku pelajari, Kak. Aku suka sekolah ini," jawab Bumi dengan antusias.
Mereka kembali ke rumah dengan hati yang penuh kebahagiaan, merasakan kebersamaan yang semakin kuat. Hal-hal romantis selalu terjadi di antara mereka, menjadikan setiap momen begitu istimewa.
Malam itu, setelah makan malam yang hangat bersama keluarga Aksa, Bumi dan Aksa kembali ke kebiasaan mereka duduk di teras rumah. Angin malam yang sejuk berhembus pelan, membuat suasana terasa nyaman dan tenang. Bintang-bintang bersinar terang di langit, menjadi saksi kebersamaan mereka. Aksa menggenggam tangan Bumi, merasakan kehangatan dari kebersamaan mereka.
Aksa merangkul Bumi, sambil menatap wajah Bumi yang begitu indah. "Jadi, bagaimana hari pertamamu di sekolah, Bumi? Ceritakan semuanya," kata Aksa dengan lembut.
Bumi tersenyum, merasa senang bisa berbagi cerita dengan Aksa. "Hari ini seru, Kak. Aku bertemu banyak teman baru dan belajar banyak hal baru."
"Siapa saja teman-teman barumu?" tanya Aksa penasaran.
"Yang paling dekat denganku namanya Farel. Dia tinggi, kulitnya sawo matang, dan sangat ramah. Kami cepat akrab dan dia banyak membantu mengenalkanku pada teman-teman lain," jawab Bumi dengan semangat.
Aksa merasakan sedikit cemburu mendengar cerita tentang Farel. "Oh, jadi kamu sudah punya teman baru yang baik ya," katanya dengan nada sedikit berusaha terdengar santai.
Bumi tertawa melihat ekspresi Aksa. "Kak, kamu cemburu ya?"
Aksa tersenyum malu-malu. "Mungkin sedikit. Aku hanya ingin jadi orang yang selalu ada untukmu."
Bumi meraih tangan Aksa dan menggenggamnya erat. "Kak, kamu tahu kan, aku selalu setia padamu. Tidak ada yang bisa menggantikanmu di hatiku."
Aksa merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Bumi. "Aku tahu, Bumi. Tapi kadang rasa cemburu itu muncul karena aku sayang banget sama kamu."
Bumi mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa, menatap dalam ke matanya. "Kak, kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah mencintaimu dan akan selalu mencintaimu dan tidak ada yang bisa mengubah itu."
Aksa merasa lega mendengar kata-kata Bumi. Ia tersenyum dan perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Bumi. Mereka berciuman lembut di bawah cahaya bintang, merasakan cinta yang begitu dalam dan tulus.
Setelah ciuman itu, mereka tetap berpelukan, menikmati kehangatan satu sama lain. Bumi menatap Aksa dengan penuh kasih. "Bumi, kamu tahu nggak? Momen-momen seperti ini yang membuat aku semakin yakin kita bisa melalui apa pun bersama."
Bumi mengelus rambut Aksa dengan lembut. "Iya, Kak. Kita pasti bisa. Aku selalu ada untukmu, apapun yang terjadi."
Mereka menatap bintang-bintang di langit, merasakan kebahagiaan yang tak terucapkan. Hari-hari mereka mungkin penuh tantangan, namun dengan cinta dan dukungan satu sama lain, mereka yakin bisa melewati semuanya bersama.
Malam itu, mereka terus berbincang tentang banyak hal, mulai dari mimpi-mimpi mereka, rencana masa depan, hingga hal-hal kecil yang membuat mereka tertawa. Mereka merasa lebih dekat satu sama lain, siap menghadapi tantangan yang mungkin akan datang.
Akhirnya, setelah berbicara panjang lebar, mereka memutuskan untuk tidur. Aksa menggandeng tangan Bumi, membawa masuk ke dalam rumah. "Ayo, kita istirahat. Besok masih banyak hal yang harus kita hadapi."
Bumi mengangguk, merasa tenang dan bahagia. "Iya, Kak. Terima kasih untuk malam yang indah ini."
Mereka berdua masuk ke dalam rumah dan naik ke kamar mereka. Bumi merasa hangat di bawah selimut, Aksa berada di sampingnya, memberi rasa aman yang tak tergantikan.
Malam itu, mereka tidur dengan perasaan bahagia, saling memeluk, merasakan cinta yang begitu kuat dan murni. Mereka tahu, apapun yang terjadi, mereka akan selalu bersama, mendukung dan mencintai satu sama lain.
Hari pertama sekolah yang penuh cerita berakhir dengan janji kesetiaan dan cinta yang tak tergoyahkan. Mereka siap menghadapi hari-hari berikutnya dengan semangat dan kebahagiaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cousin, My boyfriend
Teen Fiction{Follow dulu sebelum baca} Jeno as Aksa Mahendra Bimantara Jaemin as Bumi Anshula Calief "Aku ga mau kehilangan kak Aksa, sekarang aku udah jatuh cinta sama kakak. Jangan tinggalin aku ya?" "Akhirnya, ini yang kakak mau denger dari kamu, Bumi. Kakak...