11. pantai

132 29 13
                                    

Di ujung barat kota kecil itu, terhampar lah sebuah pantai yang menjadi saksi bisu dari cinta dua insan yang belum di satukan.

Hari itu, matahari bersinar terang di langit biru, menciptakan bayangan yang indah di atas pasir putih yang lembut. Aksa menggandeng tangan Bumi, yang senyumnya mampu menerangi pantai yang paling gelap sekalipun. Mereka berjalan di sepanjang pantai, mencari momen yang sempurna untuk ditangkap oleh kamera Aksa.

"mau naik kapal?"

"mau kak" Bumi mengangguk tanda mau, pemuda manis itu terlihat sangat senang, senyum manis terlihat terukir diwajahnya.

Di atas kapal, Bumi sibuk melihat pemandangan dan merasakan sejuknya angin laut.

Berbeda dengan yang lebih tua.

Pemuda itu lebih memilih melihat objek favorit nya sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu lebih memilih melihat objek favorit nya sedari tadi. Seakan tak mau kehilangan, Aksa terus melihat setiap gerak gerik Bumi. Sesekali dia juga akan mengambil gambar untuk dijadikan nya koleksi favorit.

atau kadang mengabadikan nya di akun gembok miliknya. Seperti yang dia lakukan sekarang

"Gua semalem gila banget ya?"

"Padahal ga perlu sampe sigitunya, liat Bumi seneng aja rasanya udah lega"

"Emang dasar ajaran bulol (bucin tolol) nya Raffa" batin Aksa

sedangkan Bumi yang terlihat tenang dan menikmati pemandangan juga memikirkan hal yang dari kemarin belum juga ada ujung nya.

"Kalo mermaid muncul, gua bakal terima cinta kak Aksa"

"jangan kejauhan deh, minimal kraken lah"

Aneh.

Tidak akan mungkin terjadi jika itu syaratnya.

Tapi akan jadi 'mungkin bisa' jika syaratnya Aksa harus berkorban masuk kedalam laut.

Tapi Bumi tak setega itu.

Tiba-tiba, Bumi terdiam sejenak, menatap ke arah laut yang luas. "Kak Aksa, bagaimana kalau kita mencoba berselancar hari ini?" usulnya, matanya berbinar-binar.

Aksa memandang wajah Bumi dengan penuh cinta. Meskipun ia tidak pernah mencoba berselancar sebelumnya, ia tidak ingin mengecewakan Bumi. "Baiklah, kita coba. Tapi aku tidak menjamin aku bisa melakukannya dengan baik," ucapnya, sambil mencium kening Bumi lembut.

Bumi kembali melamun dan memikirkan jawaban atas pertanyaan kak Aksa

"Tunggu malem aja deh buat jawab pertanyaan kak Aksa kemarin" gumam Bumi

"Malem nanti keputusan terakhir gua. Seharusnya ini pilihannya yang tepat kan?"

"Bumi" Panggil Aksa membuyarkan lamunannya.

"H-hah? kenapa kak?"

"Ayo turun, kita udah sampe katanya mau berselancar"

"Ohh oke" Gugup menyelimuti diri Bumi. Entah ada apa dengan anak itu.

My cousin, My boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang