18. Liburan sekolah

80 25 4
                                    

Hari-hari berlalu, hubungan Bumi dan Aksa semakin kuat. Mereka terus saling mendukung dan menguatkan melalui panggilan video setiap malam. Meskipun terpisah jarak, mereka selalu merasa dekat karena komunikasi yang intens dan penuh kasih sayang.

Suatu malam, setelah melewati hari yang panjang di sekolah, Bumi menerima panggilan video dari Aksa. Dia segera menjawab panggilan itu, dan wajah Aksa yang ceria muncul di layar.

"Hai, Kak!" sapa Bumi dengan semangat.

"Hai, sayangku! Gimana harimu?" tanya Aksa dengan senyum yang hangat.

"Capek, tapi lumayan seru. Tadi ada pertandingan basket di sekolah. Kamu gimana, Kak?" jawab Bumi sambil merebahkan diri di tempat tidur.

"Aku baik, tadi ada meeting sama tim balap. Aku punya ide, nih," kata Aksa dengan mata berbinar.

"Ide apa apa, Kak?" tanya Bumi penasaran.

"Kamu kan liburan sekolah sebentar lagi, ya? Gimana kalau kamu pulang kampung ke sini, ke kota tempat aku tinggal?" usul Aksa dengan penuh semangat.

Bumi terdiam sejenak, memikirkan ide itu. "Wah, itu ide bagus, Kak. Aku juga kangen sama keluarga di kampung. Tapi aku gak berani berangkat sendiri"

Aksa mengangguk. "Tentu saja kamu berani, sayang. Kita bisa atur waktu buat ketemu. Aku akan ajak kamu jalan-jalan ke tempat-tempat seru di sini."

Bumi tersenyum lebar. "Aku suka banget ide itu, aku usahain kalau gitu. Jadi kapan aku bisa berangkat, Kak?"

"Kapan kamu mulai libur sekolah?" tanya Aksa.

"Bulan depan, Kak. Sekitar dua minggu lagi," jawab Bumi.

"Oke, jadi kita punya waktu dua minggu buat atur semua. Aku bakal pastikan jadwalku kosong pas kamu di sini," kata Aksa dengan antusias.

Bumi mengangguk. "Thanks, Kak. Aku ga sabar buat ketemu Kakak langsung."

"Aku juga, Bumi. Ini bakal jadi liburan terbaik kita," kata Aksa dengan senyum lebar.

Mereka mulai membahas rencana lebih rinci, dari tanggal keberangkatan Bumi, tempat-tempat yang akan mereka kunjungi, hingga hal-hal kecil seperti makanan favorit yang ingin Bumi coba di kampung halamannya. Semuanya terasa begitu nyata dan membuat keduanya semakin bersemangat.

"Jadi, Kakak bakal ajak aku kemana aja nanti?" tanya Bumi dengan mata berbinar.

"Aku punya banyak rencana, sayang. Kita bisa ke pantai, hiking di pegunungan, atau sekadar keliling kota. Ada banyak tempat indah yang ingin aku tunjukin ke kamu," jawab Aksa.

"Sounds perfect, Kak. Aku udah ga sabar," kata Bumi dengan penuh antusiasme.

"Dan yang paling penting, kita bakal punya waktu buat ngobrol langsung, tanpa layar di antara kita," tambah Aksa dengan senyum penuh arti.

Bumi mengangguk setuju. "Iya, Kak. Itu yang paling aku tunggu-tunggu."

Malam itu, mereka terus berbicara tentang rencana liburan, mengatur setiap detail dengan penuh kegembiraan. Setiap kali Bumi merasa ragu atau khawatir, Aksa selalu ada untuk menenangkannya dan memberikan kepastian bahwa semuanya akan berjalan lancar.

-

Hari-hari berikutnya di sekolah terasa lebih ringan bagi Bumi. Setiap kali dia merasa lelah atau stres, dia akan mengingat rencana liburan yang sudah disusun dengan Aksa. Lintang, yang selalu peka terhadap perasaan Bumi, bisa melihat perubahan positif itu.

"Hai, Bumi! Lo kelihatan lebih ceria akhir-akhir ini," kata Lintang saat mereka sedang makan siang di kantin.

"Iya, Nta. Gue punya rencana liburan yang seru banget," jawab Bumi dengan senyum.

My cousin, My boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang