3

289 10 0
                                    

Selamat membaca🤗❣️







Malam ini Syila tengah mempersiapkan peralatan sekolahnya. Ia sejak tadi memilah Milah buku apa saja yang akan ia bawa kesekolah karena jujur saja dirinya ini sering sekali salah membawa buku karena tidak melihat jadwal pelajaran dengan baik.

Beberapa menit kemudian Syila telah menyelesaikan kegiatannya, ia menyimpan tas yang sudah berisi buku pelajaran untuk ia bawa besok diatas meja belajarnya. Ia kini berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual malamnya sebelum tidur.

Erka yang baru saja pulang dari minimarket menautkan alisnya mencari keberadaan bocil kematian alias istrinya yang tidak ia temukan didalam kamar, namun tidak berselang lama pandangannya menemukan keberadaan istrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Syila yang melihat Erka sedang menatapnya menaikan sebelah alisnya.

"Apa?!,"tanya Syila dengan tidak ramah.

Erka yang sedikit terkejut dengan suara Syila buru buru mengalihkan perhatiannya.

"Cih, ketauan lo diem diem sering liatin gue. Naksir lo sama gue?."tanya Syila penuh percaya diri.

Sedangkan Erka yang mendengarnya terkekeh pelan, istri kecilnya itu sangat pede sekali.

"Saya punya mata, dan mata berfungsi untuk melihat. Jadi jika saya melihat kamu bukan berarti saya naksir kamu."

Syila mengangkat bahunya acuh, merasa tidak peduli dengan ucapan suaminya barusan. Ia lebih memilih berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya. Seharian ini ia cukup lelah karena membereskan barang barangnya akibat pindahannya kerumah baru ini.

Ketika matanya mulai terpejam suara ponsel disampingnya membuat Syila dengan malas kembali membuka matanya dan mengambil ponsel miliknya yang tepat disamping ranjangnya.

Nama Zura terpampang dilayar ponselnya, ia mendengus kasar sebelum mengangkat telfon sahabatnya itu.

Ada apa sih Ra? Gue baru aja mau tidur

ujar Syila sebal. Sedangkan disebrang sana terdengar suara keributan dan suara Isak tangis yang membuat Syila langsung terduduk ditempatnya. Niat hati ingin memarahi temannya yang sudah menganggu rencana tidurnya hal itu langsung Syila urungkan.

Ra lo kenapa? Kenapa lo nangis?

tanya Syila.

Syil tolongin gue hiks

ujar Zura dengan Isak tangis.

Syila yang mendengar itu tentu merasa khawatir, karena temannya itu jarang sekali menangis seperti ini.

Prang!

Bugh!

'Ampun ampun, ampun pah sakit!.'

'MAMA!.'

Samar samar Syila mendengar suara pecahan kaca dan pukulan serta teriakan dari ponsel miliknya yang bersumber dari Zura. Ia semakin dibuat tidak enak perasaan mendengar itu, Syilapun kembali memanggil Zura namun gadis itu tak kunjung menjawab panggilan Syila.

"Aduh Zura kenapa ya kok perasaan gue ga enak gini."gumam Syila semakin khawatir karena Zura tak kunjung meresponnya. Hingga tidak lama kemudian suara Zura kembali terdengar.

Syil gue butuh bantuan lo sekarang, gue ga tau harus minta tolong siapa lagi syil. Plis tolongin gue

ujar Zura dengan memohon disertai Isak tangis.

Love SuamikkkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang