28. Reassurance

618 62 20
                                    

Naya gak seharusnya sepanik ini karena menstruasi kadang bisa telat beberapa hari. Apalagi cuma 5 hari, belum signifikan. Naya buru-buru beli test pack walau tau percuma. Sekalipun hamil, telat baru 5 hari gak akan kedeteksi di test pack.

Jean pulang lebih awal untuk nemuin Naya di apartemen. Semua jadwal interview Naya berantakan. Naya gak bisa fokus nyiapin interview dan malah nyari hal lain di laptopnya.

Gejala hamil, dokter kandungan, dan yang paling ekstrim, dia nyari tentang aborsi. Setelahnya dia sadar itu salah tapi dia terlalu panik untuk gak nyari itu.

Jean ngetok pintu apartemen Naya dan langsung Naya bukain.

"Explain what you did to me!"

Jean bahkan belum lepas sepatunya. Dia narik napas dan lepas sepatunya terus nutup pintu apartemen.

"Nay, tenang dulu, oke? Kita emang ngelakuin itu. Satu hal yang bisa aku jamin kalau aku gak mabuk sama sekali."

"Terus? Kamu pake kondom?"

"Engga."

"Oh shit." Naya langsung ngejambak rambutnya dan jalan ngejauhin Jean.

"Tapi aku gak klimaks. Aku selesain sebelum aku ngerasa itu gak bisa ditahan." Jean coba deketin Naya. Tangannya mau megang Naya untuk nenangin perempuan ini.

"Stop. Stop your dumb explanation. It didnt make it better."

"Aku jamin, aku cukup sadar untuk gak ngelakuin hal beresiko."

"Dan yang gak sadar itu aku, Jean, aku! Gak beresiko, katamu? Kamu tau aku mabok dan kamu ngelakuin hal itu! And i dont know if you recall but, this is the first time we went this far."

"Pertama kali? Engga, kita pernah kok."

"No, you asshole. Maybe you did that with your whore."

"Engga, engga. Kamu salah. Kita pernah–"

"You never actually fuck me, Jean! Bahkan bisa keitung jari kita tidur di kasur yang sama selama ini. Dan liat. Pertama kalinya kamu ngelakuin itu, kita udah jadi mantan dan aku mabok! Dasar brengsek."

Wajah merah dengan air mata yang pecah di sela bentakan itu buat Jean merinding. Jean sendiri mempertanyakan ingatannya. Sampai mana sebenernya dia pernah ngeliat tubuh Naya selama mereka pacaran? Kenapa rasanya dia pernah ngelakuin itu sama Naya?

Jean berdiri kaku tanpa suara. Berharap ingatannya itu cuma delusi dan bukan karena dia pernah menggauli perempuan lain. Karena kalau dia dalam keadaan sadar, dia gak pernah sejauh itu sama perempuan manapun. Ini juga pertama kalinya buat dia.

Tapi dia jadi mempertanyakan ingatan dia. Banyak kejadian pas dia mabuk yang gak dia inget jelas.

Naya duduk di sofa dan coba nenangin diri. Kecemasannya tentang kehamilan dia melebihi rasa marahnya. Mau semarah apapun, pria di depannya ini yang akan jadi ayah dari anak ini.

"Kalau aku hamil beneran gimana, Jean?" tanya Naya yang udah lebih tenang, cenderung putus asa.

Jean terdiam sebentar dan natap kedua mata Naya yang mulai udah basah.

"Aku gak akan pergi dari tanggung jawabku kalau emang itu terjadi. Tapi aku harus tanya kamu satu hal."

"Apa?"

"Kamu kayak gini cuma sama aku, kan?"

"Kamu pikir aku pernah kayak gini sama Jayden?"

"Emang selain Jayden ada?"

"Engga. Tapi aku tau maksud kamu Jayden. Kok bisa kamu mikir gitu?"

"Kecurigaan aku wajar, Nay. Aku tau kamu tinggal di tempat Jayden beberapa kali. Kamu juga sering ke club. Bisa jadi orang lain juga."

Escapism. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang