chapter 6 [S²] TUJUAN NYA

200 26 2
                                    

"Ian kita mau kemana?"tanya nya.
pasal nya Kanglim tidak tahu Ian akan membawa nya kemana.

"Cari sarapan dulu mau gak?"tawar Ian.

"Ya udah kebetulan gue juga belum sarapan tadi,"ujar Kanglim yang di angguki Ian.

"Mau bubur nggak?atau yang lain?"

"Boleh,"jawab Kanglim.

Ian menepikan motor nya di jalanan yang cukup agak sepi, setelahnya menemukan tempat parkir Ian melihat Kanglim masih diam berdiri di posisinya.

"Nggak usah takut,kan ada gua,"Ian tahu bahwa Kanglim takut untuk menyebrang jalanan yang ramai.Dia dulu ada trauma,waktu kecil dia hampir keserempet oleh mobil,jadi trauma itu masih ada sekarang.

Ian menodongkan tangannya sendiri pada Kanglim,Lalu Kanglim dengan ragu juga menggenggam tangan yang lebih kecil itu.

"Lim pegang tangan gua erat erat,
hilangkan semua trauma lu ketika lu pegangan sama gua,"Kanglim lalu menurut dia menggenggam tangan Ian dengan sangat erat.

"Makasih Ian,ternyata lo masih ingat tentang trauma yang nggak bisa gue hilangkan,"Ian mengelus rambut Kanglim lembut.

"Trauma lu akan hilang, walaupun gue tahu itu nggak mudah,tapi seiring nya waktu,trauma lu bisa untuk di kalahkan dengan mudah,jadi jangan buat menyerah untuk menghilangkan rasa trauma,"

Senyum tipis terbit dibibir Kanglim muncul,ternyata dia mencintai orang yang benar,tapi sekarang dia sedang mencintai orang lain,apakah dia bisa untuk mencintai 2 orang sekaligus?

"Bang bubur nya satu ya,"ujar Ian.

"Kok satu?lo nggak?"tanya Kanglim heran, seharusnya Ian juga memesan.

"Kalo lu gak habis kan bisa buat gua,"

"Masa gue makan sendirian sementara lo nggak,pesen dua aja,"

"Udah gak papa,lagian gua udah kenyang,"

"Jadi yang bener buburnya satu apa dua ya?"tanya abang bubur nya.

"Satu aja jadi nya,"

"siap mas,ditunggu bubur nya,"

mereka berdua pun duduk sambil menunggu bubur nya,setelah beberapa menunggu akhirnya bubur yang mereka pesen tadi jadi juga.

"Ini buburnya sudah jadi, silahkan selamat menikmati,"

"Makasih bang"

"Enak juga buburnya,"

"Lo kalo makan kaya anak kecil masih belepotan,"ucap Ian mengelap mulut Kanglim yang ada buburnya

Cepat cepat Kanglim membersihkan mulut nya sendiri,

"Gue bukan anak kecil!!"protes kecil Kanglim.

"Kalo bukan anak kecil kenapa makan nya masih belepotan?"tidak ada absen untuk Ian menganggu Kanglim nya,dia hanya merasa gemas pada cowok itu.

"Bubur nya enak jadi gue makan nya ke orang kesurupan,"celetuk nya.

"Hahaha ada ada aja,"tawa keluar dari mulut Ian.Kanglim adalah hal yang membuat Ian bisa tertawa,
walaupun itu adalah dengan cara sederhana.

"Oh iya Ian habis ini kemana kita?"

"Enaknya kemana?"disaat Ian sedang bertanya tiba tiba Kanglim.."Ian nih gue udah kenyang,"

"Bener kan kata gue lu juga akan habis bubur sebanyak ini, Kalo pesen dua malah gak kemakan,"

"Terus gimana?"

"Sini biar gua yang habisin," Ian pun memakan bubur sisaan Kanglim tadi

Beberapa menit kemudian berlalu.

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang