chapter 62 [S²] SATU HARI BAIK

259 34 22
                                    

☆☆☆

62. SATU HARI BAIK

Seseorang yang tidak bisa kau definisi kan,tetapi ia nyaris menempati tempat teristimewa di hatimu
...

Rumah megah dengan suasana sepi yang menyelimuti nya,Memang sekarang rumah itu sedang ramai karena kedatangan penghuni baru.

Tetapi tetap saja,Suasana sepi masih ada dirumah megah itu. Maka dari itu Ian tidak pernah pulang kerumahnya.
Perasaan yang tiba tiba membuat Ian terus menyalahkan keadaan dan benci dengan kehidupan nya sendiri.

Cowok berjaket hitam bertuliskan Aodra itu turun dari motor nya dengan sedikit mengeraskan rahang nya saat melihat mobil hitam juga terparkir di garasi rumah itu. Tidak perlu menebaknya, mobil itu adalah milik Jae-eon Adinata, Papahnya.

"Ian!"

Panggilan itu menggema saat ia baru saja melangkahkan kakinya masuk ke ruang tamu. disana ada Jae-eon yang sedang duduk dengan laptop yang berada dipangkuannya. Sorot mata laki laki itu focus pada anak kedua nya.

Ian berbalik,menatap datar Papahnya seperti biasa, "Ada apa, Pah?"

"Apa keputusan kamu?"Tanya Jae-eon to the poin, cowok itu hampir sama dengan Ian. Sikap, watak, wajah, semua benar benar menurun pada anak kedua nya, Hwang Ian Adiwipama.

Ian berusaha mengingat kembali tawaran papah nya beberapa minggu yang lalu, "Gua nggak bisa, Pah," kata Ian tetap dengan wajah datarnya,
Sejak dulu, laki laki itu memang tidak pernah tertarik untuk terjun di dunia bisnis

"Alasannya?"tanya Jae-eon.Laki laki itu berdiri, mendekati anaknya. Bukan tanpa sebab Ia menawarkan Ian untuk memimpin perusahaan mereka dan menggantikan posisinya.

"Gua nggak minat,"jawab Ian tanpa menyaring kalimat nya.

Jae-eon menyeringai mendengar jawaban Ian, laki laki itu benar benar seperti melihat dirinya saat masih muda dulu, keras dan semaunya.

"Saya tetap tunggu jawaban kamu,
Sampai kamu mau dan siap, Adinata grup harus berada dibawah pimpinan kamu setelah Papah!"ungkap Jae-eon tegas, seakan tak menerima bantahan.

"Andiran Banda Seamora lebih siap dari gua, Kenapa nggak dia aja, Pah? " Andiran nyaris perfect. Tetapi kenapa Papahnya terus memaksa nya? kenapa Jae-eon begitu percaya dengan Ian yang notabene nya adalah anak berandalan yang kerjaannya cari masalah disekolah.

"Kamu akan tahu nanti kenapa Papah milih kamu dibandingkan dengan mama kandung kamu dan mama tiri kamu,"kata Jae-eon.

Tanpa perlu dijelaskan Ian juga sudah tahu, kenapa sekarang Jae-eon lebih peduli dengannya? tidak bisa percaya Seorang pengusaha akan mencetus kan seorang anak berandalan untuk memegang perusahaan yang besar?

"Gua butuh penjelasan Pah, Kenapa Papa menikah dengan Andiran? Dan apakah benar Aletta anak dari Papah juga?" Ian tidak tahan, selama ini laki laki itu sudah berusaha untuk tidak mengungkit masalah keluarganya dengan ayahnya secara langsung,
Walaupun jauh lubuk hati nya ia menyalahkan Papanya.

Jae-eon tiba tiba tidak minat dengan pembicaraan, laki laki itu hanya menggeleng lalu kembali keposisinya semula. Ian bisa melihat perubahan ekspresi di wajah Papanya itu

"Mama koma dirumah sakit,"terang Ian, dan pastinya Jae-eon sudah lebih dulu tahu tentang ini. Ian merasa muak melihat tingkah Papahnya.
"Papa nggak lupa 'kan dengan nyonya Yuna Stefani Leandra?"

"Ini urusan saya Ian,"

"Semua biaya sudah saya tanggung,
kurang baik apa lagi saya dengan dia?"sahut Papahnya yang membuat emosi Ian bangkit saat itu juga.

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang