chapter 32 [S²] ADAPTASI SEBUAH RASA

281 21 1
                                    

Kanglim bangun pagi pagi,karena dia pengen bersantai lebih dulu,kalo udah pagi tinggal mandi doang.ambil simple dia.

Matahari mulai terbit berganti menjadi terang,kanglim yang dari tadi cuma rebahan dia menyempat kan memfoto matahari yang baru terbit habis itu dia pergi mandi.habis mandi dia turun kebawah.

"Bunda mau nanya sama kamu,kata kakak mu,kamu habis pergi lagi sama cowok lain selain Ian,emang siapa?."

Kanglim mendelik kan mata nya ke arah Dohyun,dan Dohyun hanya terlihat tenang.

"Dia temen aku, bunda."jawab Kanglim seadanya.

"Misalkan kalo dia ternyata suka sama kamu,gimana tanggapan kamu?"

"Tetep pada pendirian awal aku bun, aku bakal pilih Ian untuk jadi yang pertama dan terakhir. Kalo dia suka sama aku berarti aku punya ketertarikan sendiri."

"Rangkai kata kata nya cakep banget dapet dari mana?"

"Gue sendiri lah,ya kali nyolong dari google."jawab ketus Kanglim.

"Kanglim."panggil Sihyeon

"Iya,bunda?"

"kapan kapan ceritain ya tentang kisah kamu sama Ian bunda pengen denger"Kanglim keselek atas penuturan dari bunda nya itu.

"kisah kayak gimana, bunda?"

"Ya hubungan asmara kalian,kayak Ian udah nyatain perasaan suka sama kamu,terus kamu juga melakukan hal yang sama."

"Iya bunda ntar aku ceritain ya semua nya,kalo aku gak sibuk ya,bun."

"Ayah,mana bunda?"tanya Dohyun.

"Ayah kamu masih tidur,dia libur lagi kerja hari ini."

Kanglim menunggu Ian di luar saja biar leluasa,tapi dari tadi di tungguin orang nya gak dateng dateng,apa dia hari ini gak jemput.

15 menit berlalu,tapi Ian tak kunjung datang,kemana tuh anak biasanya datang lebih awal.

Samar samar dia mendengar ada suara menangis dari samping rumah nya,dia mendekati suara tangisan itu untuk mengetahui apa itu benar manusia atau tak kasat mata.

Di balik samping rumah nya ternyata terdapat Ian yang sedang menangis.

"Hei Ian,lo ngapain nangis?lo di tangisin siapa?"Kanglim menghapus sisa air mata yang di jatuh di pipi Ian.

"l-lu p-pasti bahagia ya semalam pergi sama Indra?"tanya Ian sambil sesenggukan.Lucu sekali laki laki yang di hadapan nya ini.

Kanglim terkekeh pelan,kenapa Ian nya ini sangat menggemaskan.

Kanglim menggeleng."Gak,gue lebih bahagia kalo sama lo Ian"

"Bohong,pasti Indra ngelakuin hal yang lebih spesial daripada gua." Kanglim mengambil tangan Ian dan menggenggam nya.

"Ian,dengerin gue,yang spesial di hati gue itu cuma lo,jadi jangan mikir kalo lo itu gak spesial."

"gua.. cemburu gua gak suka dia deket sama lu,apa lagi dia musuh gua."

Ian semakin kencang mengeluarkan air mata nya. Kanglim panik ntar dia di kira habis nangisin anak orang.

Kanglim menarik tubuh Ian dan memeluk nya mengelus rambut Ian dengan sayang.

"Gua lupa buat Anggota inti Aodra melihat lu dari jauh sama dia."ujar Ian yang masih dalam pelukan Kanglim.

"Cup cup,jangan nangis lagi,Masa berandalan nangis di depan gue,ayok berangkat sekolah ntar kita terlambat loh."

Mereka melepaskan pelukan nya dan kanglim menghapus lagi sisa air mata Ian yang jatuh di pipi nya.

Hendak Ian ingin menyalakan motor nya,di tahan oleh Kanglim."Senyum dulu dong jangan cemberut,jadi gak ganteng loh kalo lo gak senyum."

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang